Berita Lampung

Tanaman Langka di Taman Araceae Lampung Barat Rawan Dicuri

Taman Araceae KRL saat ini belum memiliki fasilitas penunjang untuk menjaga keamanan tanaman-tanaman langka tersebut.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Bobby Zoel Saputra
Taman Araceae KRL yang berada di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Taman Araceae yang berada di Kebun Raya Liwa (KRL) Lampung Barat merupakan tempat konservasi berbagai tanaman langka endemik maupun non-endemik yang ada di Lampung Barat, Lampung.

Di Taman Araceae KRL yang berlokasi di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat ini, berbagai tanaman langka yang dilindungi menjadi sebuah objek penelitian bagi para ilmuan maupun para pelajar.

Kendati demikian, meski menjadi pusat penelitian untuk tanaman langka di Lampung Barat, Taman Araceae KRL saat ini belum memiliki fasilitas penunjang untuk menjaga keamanan tanaman-tanaman langka tersebut.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KRL Khoirul Ummur pun membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, untuk menjaga tanaman-tanaman langka itu, saat ini pihaknya hanya memakai jaring paranet.

Baca juga: Akibat Banjir, 1.140 Hektar Tanaman Padi di Lampung Dilaporkan Gagal Panen

“Pihak kami di sini hanya memakai paranet ini untuk menjaga tanaman-tanaman langka, tentu keamanannya pun masih sangat rentan,” kata Khoirul Ummur saat ditemui di lokasi, Rabu (15/3/2023).

“Paranet ini kan gampang untuk dirusak dan orang kalau mau masuk gampang. Kondisinya pun sudah mulai rusak dan berlumut begini,” terusnya.

Berdasarkan pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi, kondisi karing paranet yang berada di Taman Araceae ini sangat memprihatinkan.

Diketahui, dari awal dibangunnya KRL hingga sekarang, jaring paranet ini belum pernah diganti sama sekali untuk menunjang keamanan tanaman.

Terdapat 4 titik jaring paranet yang berada di Taman Araceae ini, masing-masing titik jarang paranet itu, terlihat tanaman sudah penuh dan berdesakan.

Kondisi jaring paranet dan besi penunjangnya pun sudah ada beberapa yang rusak, sehingga hal itu bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Terdapat beberapa tanaman langka yang berada di luar paranet, hal itu dikarenakan jaring paranet sudah tidak mampu menampung tanaman-tanaman langka itu lagi.

Kemudian, jelas Khoirul Ummur, tanaman-tanaman langka yang berada di Taman Araceae ini tentunya sangat memerlukan tempat yang layak untuk dijaga kelestariannya.

Beberapa tanaman pun harus dipisahkan dari tanaman lain agar tidak berdesakan dan pertumbuhannya bisa lebih maksimal.

“Seperti tanaman anggrek, itu harus berada di ruangan yang terpisah dari tanaman lain, dan ruangannya pun harus lebar agar tidak berdesak,” jelas dia.

“Saat ini, tanaman anggrek dan tanaman langkah lainnya seperti begonia, aracea, kantong semar, dan lainnya masih tergabung dalam satu paranet,” tambahnya.

Selain itu, tambah Ummur, dalam pembibitan tanaman langka ini, tentu tanaman tersebut harus berada di ruangan khusus.

Saat ini pihaknya pun hanya bisa mendirikan jaring paranet untuk mengarantina pembibitan tanaman-tanaman langka tersebut.

“Itu juga saat baru kita bangun paranetnya tidak lama kemudian ada saja kera atau beruk yang masuk dan merusak paranet dan tanamannya,” kata Dia.

“Jadi penggunaan paranet ini pun terbilang tidak bisa menjamin keamanan untuk tanaman-tanaman langka di sini,” terusnya.

Sedangkan, kata dia, untuk memastikan agar tanaman-tanaman tersebut bisa terjaga dengan aman, dibutuhkan juga beberapa fasilitas bangunan penunjang.

Yakni seperti display kaca untuk memamerkan tanaman, kemudian pembangunan gedung herbarium dan gedung orchidarium.

“Gedung orchidarium inilah yang merupakan ruangan khusus untuk tanaman anggrek. Nah, kita di sini belum punya itu,” kata dia.

“Kemudian kita juga belum ada gedung herbarium untuk pusat pengawetan tanaman langka dan koleksi-koleksi tanaman langka yang dilindungi,” lanjutnya.

Diketahui, gedung herbarium dan orchidarium merupakan ruangan yang tidak dibuka untuk umum.

Ruangan ini dikhususkan untuk sarana penelitian.

Dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang tersebut, ungkap Khoirul Ummur, tentunya keamanan tanaman-tanaman langka yang berada di Taman Araceae ini pun sangat baik.

Binatang tidak ada yang masuk, dan oknum-oknum tidak bertanggung jawab pun akan susah untuk merampas tanaman-tanaman langka yang ada di dalamnya.

“Karena kan ada saja oknum-oknum yang mengerti tentang tanaman-tanaman langka di sini. Gampang banget mereka ngambilnya di sini,” ungkap Khoirul.

“Kalau sudah dibangun dan ditempatkan di ruangan yang aman kan jadi susah oknum-oknum ini ngambilnya,” sambungnya.

Sebagai informasi, saat ini sudah ada sebanyak 1.600 koleksi tanaman langka dengan berbagai jenis yang sudah ditanam oleh pengurus Taman Aracea.

Di dalamnya ada tanaman endemik khas Lampung Barat yaitu exbuclandia populnea (kayu tas) yang hanya bisa ditemui di daerah pegunungan Lampung Barat dan hanya ada satu-satunya di Taman Araceae.

Kemudian ada 5.600 koleksi tanaman umum yang masih dalam proses karantina dan juga 1.100 tanaman anggrek.

Ummur pun berharap pemerintah setempat bisa memberi perhatian kepada tanaman-tanaman langka di Taman Araceae ini.

Karena pihaknya pun telah beberapa kali mengusulkan pembangunan tersebut sejak tahun 2020 lalu.

Namun karena keterbatasan anggaran, usulan itu pun belum bisa terealisasi.

Ia berharap ke depan usulan yang tahun ini juga telah disampaikan bisa terealisasi.

"Harapan kita dengan pemerintah setempat agar memberikan perhatian terutama untuk keamanan tanaman anggrek dan koleksi tanaman kami yang lain,” harap Khoirul.

“Karena jika tidak ada pengamanan, seberapa pun banyak koleksi tanaman yang kita punya, ditakutkan apa yang kita upayakan selama ini menjadi sia-sia untuk merawat tanaman itu," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved