Berita Terkini Nasional
Gara-gara Sapi Makan Sapi: Keraton Yogyakarta Tunjukkan Komitmennya pada NKRI
Kraton Yogyakarta menunjukan dan membuktikan komitmennya kepada NKRI yakni menjaga lingkungan dan sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Dijelaskan, bahwa hampir setiap keluarga di kelurahannya memiliki sapi atau kambing.
Kambing atau sapi bagi warga desa merupakan raja kaya (bhs. Jawa – red) atau asset setiap keluarga. Hanya masalah muncul seiring dengan hadirnya musim kemarau, kelangkaan pakan hewan terjadi.
Melalui program ini, sebanyak 50.000 bibit pohon pakan ternak yakni Gamal, Indigofera, Gmelina atau Jati Putih, dan Kaliandra Merah ditanam penduduk di dua kelurahan tersebut secara bergotong-royong di areal seluas 30 ha.
Tujuan program ini adalah menyediakan pakan ternak bagi daerah Kelurahan Gombang dan Karangasem Gunung Kidul. Dengan demikian, diharapkan nantinya pakan ternak tetap tersedia meski musim kemarau datang.
“Warga dilibatkan dalam menentukan jenis bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi persoalan kekurangan pakan. Oleh karena itu masyarakat adalah pelaku dan pihak yang memperoleh manfaatnya. Karena masyarakat diminta memilih bibit tanaman sesusai dengan kebutuhan pangannya. Kami mengucapkan terimakasih karena dibantu menyelesaikan persoalan,“ ujar Parimin, Lurah Kelurahan Karangasem, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dengan keterlibatan masyarakat di tiap hasil pelaksanaan program warga akan punya rasa memiliki dan turut berupaya maksimal, menjaga dan memastikan keberhasilan program ini. Bibit tanaman tersebut merupakan tanaman multifungsi.
Daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ranting-rantingnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi biomassa serbuk kayu yang akan mendukung program co-firing biomassa di PLTU.
Bagi kraton Yogyakarta, demikian diurai lebih lanjut oleh GKR Mangkubumi, kerjasama proyek ini sesuai dengan filosofi yang dipegang erat oleh Kraton sejak berdirinya Kraton Mataram pada 1755.
SDGs itu sesuai dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Diurai lebih lanjut, Hamemayu itu bermakna memelihara lingkungan, menjaga kelestariannya dan harmoni alam. Hayuning itu bermakna, kecantikan, keindahan, keberadaan yang dianugerahkan Tuhan yang tidak boleh dirusak oleh manusia.
Sementara Bawana bermakna alam semesta, dunia sekitar dan sumber kehidupan. Jadi Hamemayu Hayuning Bawana diterjemahkan sebagai segala tindakan untuk memelihara keindahan lingkungan alam semesta namun bermanfaat bagi kehidupan manusia dan masyarakat.
“Kraton berharap bahwa SDGs dari PT PLN EPI di Kalurahan Karangasem dan Gombang benar-benar bisa dilaksanakan dan kemudian akan diikuti oleh daerah lain. Karena bagi kraton, SDGs itu tidak hanya kekuatan tetapi senjata ampuh untuk melestarikan alam. Selama ini kami juga mencoba untuk menjaga lingkungan di DIY ini nyaman, aman dan bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga terkait dengan ekosistem yang ada di Jogja, Kraton Yogyakarta mendukung sekali program ini karena lingkungan terjaga dan alam justru memberi kehidupan bagi kita semua.” tegas GKR Mangkubumi.
( Tribunlampung.co.id )
Jadi Mermaid, Gubernur Sherly Tjoanda Kibarkan Bendera Merah Putih di Bawah Laut |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Subianto Peluk Anak Kecil di Karnaval HUT k-80 RI di Monas |
![]() |
---|
Insiden Bendera Merah Putih Terbalik Terjadi di Surabaya dan Mamasa |
![]() |
---|
Awal Mula Mitsubishi Xpander Tabrak 6 Pengendara Motor hingga Dua Nyawa Melayang |
![]() |
---|
Bebas Bersyarat Setya Novanto Dicabut Jika Melakukan Pelanggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.