Berita Lampung
El's Coffee Roastery Bandar Lampung Rencana Buat Sumur Resapan Tampung Air Hujan
Sumur resapan yang dibuat oleh El's Coffee Roastery untuk bisa menampung air hujan dan hindari genanngan air di daerah Kalibalau Kencana.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Manajer El's Coffee Roastery Joni Efrianto mengatakan akan membangun sumur resapan.
Sumur resapan yang dibuat oleh El's Coffee Roastery untuk bisa menampung air hujan dan hindari genanngan air di daerah Kalibalau Kencana.
Pihak El's Coffee Roastery Joni Efrianto mengaku rencana sumur resapan dari solusi bersama dengan warga sekitar yang keluhkan genanngan air setiap kali hujan.
Untuk itu ke depan akan membuat sumur resapan untuk bisa menampung air hujan.
"Karena 10 persen dari total lahan baiknya menang saran dari Pak Awi untuk dibuatkan sumur resapan," kata Manajemen El's Coffee Roastery Joni Efrianto saat dihubungi Tribun Lampung, Sabtu (25/3/2023).
"Jadi air hujan itu tidak langsung turun ke perumahan tetapi bisa tertampung dulu di sumur resapan air tersebut," kata Joni.
Baca juga: Warga Perumahan Bukit Kencana 2 Kebanjiran, Keluhkan Dampak Pembangunan di Bypass Lampung
Ia mengatakan, pihaknya akan membuat sumur resapan tersebut sehingga air di El's Coffee Roastery bisa ditampung dulu.
"Sebenarnya banjir ini sebelum ada bangunan ini juga banjir, karena dulu rawa," kata Joni.
Ia mengatakan, banjir itu terjadi karena ada air tumpahan dari Sukarame ke daerah Kalibalau Kencana (tempat kami).
"Kalau dulu sempat bentrok dan perang antar kampung karena banjir," kata Joni.
Ia mengatakan, idealnya dari arah Sukarame ada gorong-gorong jangan melintas ke daerahnya, tetapi diluruskan ke arah flyover.
"Makanya kami berharap kepada masing-masing warga yang memiliki lahan untuk membuat semacam sumur tampungan atau biopori untuk di rumah-rumah," kata Joni.
Sebelumnya, warga Perumahan Bukit Kencana Dua, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung, mengalami kebanjiran hingga 50 centimeter (cm) pasca pembangunan kafe mewah serta bangunan lainnya di Jalan Soekarno Hatta (bypass), Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung.
Wihelmusya warga RT 09, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Sukabumi mengatakan, warga perumahan sekitar 118 kepala keluarga (KK) mengeluhkan adanya pembangunan kafe mewah dan beberapa bangunan lainnya di bypass.
Ia mengatakan, pihaknya meminta ada solusi dari pihak kafe mewah serta bangunan agar masyarakat tidak kebanjiran.
"Warga mengaku keberatan dengan adanya pembangunan kafe hingga bangunan lainnya tanpa memikirkan dampak lingkungan," kata Wihelmusya dengan sapaan akrabnya Awi warga RT 09, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung kepada Tribun Lampung, Sabtu (25/3/2023).
"Seharusnya para pemilik kafe mewah tersebut memikirkan dampak lingkungan seperti harus adanya ruang terbuka hijau (RTH) hingga kolam resapan," kata Awi.
"Hari ini saja hujan pada pukul 11.00 WIB hingga beberapa menit kemudian kami langsung kebanjiran setinggi lutut orang dewasa atau setinggi ban mobil Toyota Innova," kata Awi.
Ia mengatakan, sebelum ada kafe mewah serta bangunan di bypass meskipun hujan tidak menggenang lama.
"Dulu itu kalau hujan deras pasti banjir, dan tetapi air tersebut langsung mengalir tidak seperti sekarang ini airnya menggenang," kata Awi.
Awi mengatakan, dirinya ingin mengetuk hati pemilik kafe mewah tersebut harus menyediakan RTH dan kolam resapan.
"Karena kalau menurut aturan izin mendirikan bangunan (IMB) itu harus ada RTH dan termasuk adanya kolam resapan," kata Awi.
Awi mengatakan, kalau semua dipaving maka air tidak meresap, dan akhirnya warga hancur mengalami kebanjiran.
"Totalnya ada seluas dua hektar dan rumah kami itu di bawah aspal bypass," kata Awi.
Ia mengatakan, air dari bypass itu langsung buang airnya ke rumah warga Kalibalau Kencana Dua dan mirisnya juga kantor Kelurahan Kalibalau Kencana kebanjiran.
"Di tengah-tengah Perumahan Bukit Kencana Dua itu ada saluran air, aliran air dari bypass hingga semua airnya pasti masuk ke perumahan kami," kata Awi.
"Kami ada drainase tapi kecil hanya berukuran dengan luas satu meter atau satu kubik saja sementara alirannya deras saat hujan turun," kata Awi.
Ia mengatakan, pihaknya menyangkan pihak developer, jika rumah yang dijual sudah laku maka semua jadi tidak peduli lagi dengan perumahan tersebut.
Ia mengatakan, air hujan itu seharusnya muaranya ke daerah cucian andre Campang Raya, tetapi ini menggenang air hujan tersebut.
"Seharusnya pihak kafe mewah itu memiliki kolam resapan sekitar 10 persen dari luas lahan atau RTH," kata Awi.
Ia mengatakan, di dalam perumahan Bukit Kencana Dua ada RTH hingga taman satu dengan luas 500 meter.
Tetapi itu semua tidak mampu menampung derasnya air yang masuk ke perumahan.
"Fungsi tidak akan menyerap, karena ketinggiannya itu lebih tinggi daripada paving," kata Awi.
Awi mengatakan, pihak perumahan memberikan fasilitas umum (Fasum) yakni lapangan badminton dan tetapi sekarang hanya sebagai tempat parkir kendaraan.
Ketua RT 09, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Sukabumi Hasan mengatakan, banjir itu sudah dari dulu dan pihaknya sudah mencoba melaporkan kepada Pemkot Bandar Lampung.
"Harapannya kami dari warga ke depan banjir ini tidak masuk ke rumah warga, mengingat takut kesetrum dan ular masuk ke dalam rumah," kata Hasan.
Ia mengatakan, warga juga sudah bergerak secara swadaya untuk membenahi drainase di dalam perumahan dan jembatan atau gorong-gorong juga sudah dibenahi.
"Tapi debit air terlalu besar dari arah bypass, sehingga di perumahan kami teredam," kata Hasan.
Ia mengatakan, sehingga arus air ke luar itu tidak sesuai, jadi perumahan Bukit Kencana Dua ini sebagai tempat parkir airnya.
Hasan mengatakan, adanya pembangunan dan penimbunan di bypass dan tidak dibantu drainase yang memadai.
"Kami sudah swadaya untuk membenahi drainase di dalam perumahan Bukit Kencana Dua," kata Hasan.
Warga sebenarnya mau lebih swadaya hingga mau membuat embung-embung dan keinginan warga itu juga sudah disampaikan kepada Lurah Kalibalau Kencana.
"Tapi ini dananya besar dan kami ingin swadaya membuat embung-embung tersebut," kata Hasan.
"Hanya saja permasalahannya drainase perumahan ini belum dialihkan kewenangannya ke Pemkot Bandar Lampung dan pemkot tidak bisa bergerak," kata Hasan.
Baca juga: Genangan Air di Jalan Kartini, Bandar Lampung Menganggu Pengguna Jalan
Plt Sekretaris Kota (Sekot) Bandar Lampung Khaidarmansyah mengatakan, pihaknya sudah tahu masalahnya dan itu kiriman air dari daerah Sukarame dan Kalibalok.
"Kami sudah buat surat itu kan jalan nasional ya, bypass itu jalan nasional dan air itu masuknya dari Sukarame dan Kedamaian," kata Khaidarmansyah.
"Di sana juga ada cekungan dan masuk setiap hujan, kamu juga sudah buat surat BPJN supaya ditangani oleh kewenangan pusat," kata Khaidarmansyah.
Ia mengatakan, air itu datang dari jalan negara (bypass) dan sudah diusahakan berharap dalam waktu dekat dibuat siring dan gorong-gorong di daerah tersebut
Khaidarmansyah, fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) oleh pengembang harus diserahkan kepada Pemkot Bandar Lampung dulu sehingga untuk pengelolaannya kepada pemkot.
"Kalau fasum dan fasos yang berada di dalam Perumahan Bukit Kencana Dua tersebut sudah diserahkan kepada pemkot maka kami akan mengelola dan perbaikan," kata Khaidarmansyah.
Ia mengatakan, pihaknya akan menurunkan alat berat untuk mengeduk drainase atau gorong-gorong di dalam perumahan itu terkendala belum ada serah terima fasum dan fasos kepada pemkot.
Khaidarmansyah mengatakan, dirinya sudah mendorong kepada Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) untuk ditindaklanjuti penyerahan fasum dan fasos di Perumahan Bukit Kencana Dua.
"Kendalanya banyak fasum dan fasos di perumahan harusnya diserahkan kepada Pemkot Bandar Lampung untuk dilakukan pengelolaan tapi belum diserahkan," kata Khaidarmansyah.
( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )
Amerika Serikat Jadi Pangsa Pasar Ekspor Minyak Nabati Lampung |
![]() |
---|
Puluhan Anak Ikut Demo di DPRD Lampung, Mengaku Sekolah di STM |
![]() |
---|
Gubernur Lampung Ladeni Peserta Unjuk Rasa sambil Duduk Lesehan |
![]() |
---|
Perilaku Menyimpang Diduga Jadi Pemicu Kasus Pembunuhan Sadis di Pesawaran |
![]() |
---|
Aksi Mahasiswa dan Personel TNI-Polri Punguti Sampah Jadi Penutup Unjuk Rasa di DPRD Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.