Wawancara Eksklusif

Maju DPRD Lampung, Lesty Putri Utami: Perempuan Bukan Hanya Dapur, Sumur, Kasur

Lesty Putri Utami merupakan kader Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan (PDIP) yang terpilih sebagai anggota DPRD Lampung.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tangkapan Layar
Lesty Putri Utami, kader PDIP yang terpilih sebagai anggota DPRD Lampung periode 2019-2024. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Menyambut Pemilu 2024, sejumlah perempuan politisi di Lampung mulai gencar melakukan sosialisasi.

Sebagian besar di antaranya akan maju dalam pemilihan legislatif (pileg).

Di lingkup legislatif, keberadaan legislator dari kalangan perempuan Lampung tak bisa dipandang sebelah mata.

Secara kuantitas, di DPRD Lampung misalnya, terdapat 17 legislator dari kaum hawa dari total 85 anggota DPRD Lampung periode 2019-2024.

Jumlah tersebut meningkat cukup drastis dari 12 orang pada periode 2014-2019.

Baca juga: Perindo Lampung Persiapkan Bacaleg pada Pemilu 2024

Dari 17 orang itu, ada satu nama yang mewakili kalangan perempuan milenial, yakni Lesty Putri Utami.

Dia merupakan kader Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan (PDIP) yang terpilih sebagai anggota DPRD Lampung dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Lampung Selatan pada Pemilu 2019.

Pengetahuan politik Lesty tumbuh sedari kecil.

Perempuan kelahiran 1988 ini menyaksikan kiprah ayahnya, Mukhlis Basri, saat menjabat bupati Lampung Barat dua periode hingga kini duduk sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan dari Dapil Lampung I.

Lalu bagaimana pandangan Lesty soal peran perempuan dalam dunia politik?

Bagaimana juga langkahnya untuk maju lagi dalam Pileg 2024?

Simak wawancara eksklusif Tribun Lampung dengan Lesty Putri Utami.

Seberapa penting peran perempuan dalam dunia politik?

Baca juga: DPRD Lampung Gelar Rapat Paripurna Memperingati HUT Provinsi Lampung ke-59

Dalam budaya kita yang masih kental dengan patriarki, perempuan selalu dinomorduakan.

Padahal, perempuan bisa menunjukkan kinerja dan prestasi-prestasinya. Salah satunya ya di dunia politik.

Menurut saya, perempuan dan politik tidak bisa dipisahkan.

Sebab, ada banyak gagasan dari perempuan yang bisa memberi kontribusi kepada masyarakat, termasuk di Lampung.

Bagaimana Anda melihat peluang perempuan pada Pemilu 2024?

Sebagai petahana (di DPRD Lampung), saya melihat peluang perempuan pada Pemilu 2024 cukup besar dibandingkan pemilu sebelum-sebelumnya.

Sekarang sudah banyak perempuan yang melek politik dan ingin memberikan kontribusi untuk kemajuan daerahnya.

Apa yang membuat keterwakilan perempuan dalam kontestasi pemilu masih sedikit?

Saya melihat, keterwakilan perempuan masih sedikit ya karena dari aturan atau payung hukumnya.

Misalnya, dari 100 persen, keberadaan calon perempuan hanya diberi ruang 30 persen, sementara laki-laki 70 persen.

Coba kalau dibagi rata 50-50, saya rasa keterwakilan perempuan di legislatif bisa semakin bertambah kalau itu diterapkan.

Kemudian faktor lain adalah perempuan kita kurang mendapat dukungan karena faktor budaya kita yang masih kental dengan patriarki tadi.

Perempuan masih dinomorduakan.

Hal apa yang harus diterapkan agar keterwakilan perempuan di parlemen bertambah lagi?

Sesama perempuan harus saling support.

Setiap kali ada kegiatan, saya selalu memberi pesan kepada ibu-ibu dan kaum milenial agar memberi dukungan terhadap perempuan.

Ini supaya apa yang menjadi aspirasi perempuan bisa mudah diwujudkan.

Harapannya, keterwakilan perempuan di politik jangan hanya 30 persen.

Paling tidak bisa ada kesetaraan 50 persen.

Sebagai anggota DPRD Lampung, apa pengalaman yang bisa dibagi agar perempuan bisa bersaing dalam pemilu?

Bagi perempuan, hilangkan pikiran bahwa tugas perempuan itu hanya dapur, sumur dan kasur.

Mulailah berpikir bahwa banyak yang harus diperjuangkan.

Secara pengalaman, perempuan harus banyak bersosialisasi.

Mulai turun ke tengah masyarakat.

Pengalaman di lapangan, saya pernah mendatangi kelompok tani yang semuanya laki-laki.

Ternyata, hadirnya saya di tengah mereka dalam satu kegiatan justru disambut baik dan mereka senang.

Perbanyak sosialisasi dengan ibu-ibu pengajian, teman-teman UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).

Perempuan biasanya lebih diterima karena memiliki satu pemikiran dengan mereka.

Hal-hal itulah yang harus dilakukan perempuan agar mampu bersaing dalam Pemilu 2024.

Sebagai perempuan politisi, bagaimana membagi waktu antara pekerjaan rumah dan pekerjaan sebagai politisi?

Hal inilah yang menimbulkan keraguan perempuan untuk berpolitik.

Pada awal saya akan mencalonkan diri, saya sempat berdiskusi dengan ayah saya tentang pertanyaan ini.

Ayah saya menjawab, “Bukan kita yang diatur waktu, tapi kita yang mengatur waktu.”

Jadi, sebagai perempuan, harus bisa mengambil keputusan dalam skala prioritas.

Ketika di rumah, berperan sebagai ibu dan istri, dan itu harus diprioritaskan.

Tapi ketika di lapangan atau di kantor, prioritaskan urusan pekerjaan.

Intinya harus pandai mengatur waktu.

Menurut Anda, seberapa penting nomor urut dalam pemilu?

Nomor urut salah satu hal penting untuk menentukan terpilih atau tidak.

Namun, hal yang lebih penting lagi bagaimana cara bersosialisasi dan turun ke bawah.

Ketika rajin sosialisasi ke bawah, masyarakat dengan sendirinya mencari kita di surat suara, berada di nomor urut berapa.

Apa hal paling krusial yang dirasakan perempuan hari ini?

Saya melihat masih banyak perempuan merasa malu menunjukkan kemampuan dan kepandaiannya.

Padahal, mereka sebetulnya mampu.

Kebanyakan perempuan tidak percaya diri, sehingga akhirnya memilih tetap di rumah.

Itu karena mereka tidak pernah mencoba atau menunjukkan kemampuan di tengah masyarakat.

Apa kendala yang dirasakan sebagai anggota DPRD Lampung?

Tentu banyak masyarakat yang mengusulkan harapan.

Namun, dengan keterbatasan kami, semua usulan masyarakat tidak bisa terkabul.

Sebab, keputusan di legislatif itu berdasarkan rapat pleno atau musyawarah.

Jadi, tetap kami prioritaskan yang paling krusial.

Apa target dan harapan Lesty pada Pemilu 2024?

Targetnya, saya akan tetap berkontribusi untuk mengambil peran dalam suatu kebijakan di tingkat provinsi.

Harapannya, secara personal bisa terpilih kembali dalam pileg.

Untuk PDIP, harapannya bisa kembali memenangi pemilu.

Dan siapa pun yang diusung PDIP sebagai calon presiden, harapannya bisa terpilih pada Pilpres 2024.

Pesan dan harapan kepada para perempuan yang masih ragu berpolitik?

Seperti yang saya katakan tadi, jangan ragu berpolitik.

Dan bagi masyarakat, mari kita support perempuan.

Ada banyak hak perempuan yang harus diprioritaskan.

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved