Advertorial
Sambut KTT ASEAN 2023, Telkomsel dan PlusTik Ajak Komunitas Lokal Bersihkan Pantai di Labuan Bajo
Kegiatan Jaga Bumi ini untuk melanjutkan peran terdepan Telkomsel dalam komitmen mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim.
“Nah, di PlusTik kami memiliki teknologi yang mengolah low value plastic tersebut menjadi produk akhir guna ulang seperti paving block hingga perahu,” jelas Reza Hasfinanda, CEO dan founder PlusTik.
Kegiatan pembersihan sampah, khususnya sampah berbahan plastik, pada tiga pantai tersebut juga melibatkan sejumlah komunitas pemuda lokal yang berada di Kawasan Labuan Bajo.
Seperti Mahasiswa Politeknik eLBajo Commodus, Komunitas Komodo Sea Cleaners, dan Komunitas Plastic Man.
Adapun sampah yang berhasil dikumpulkan nantinya akan dipilah kembali dan diupayakan dapat didaur ulang oleh PlusTik menjadi barang yang bermanfaat lainnya.
Pada hari pertama pelaksanaan kegiatan tersebut di Pantai Waecicu, sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai 1,4 ton.
Selain kegiatan pembersihan pantai, Telkomsel juga mendukung PlusTik untuk memproduksi 1.000 mobile phone holder yang terbuat dari 100 persen dari material plastik daur ulang.
Nantinhya akan dibagikan sebagai cinderamata bagi para tamu, peserta delegasi, dan panitia KTT ASEAN 2023.
Saki lebih lanjut menambahkan, Telkomsel Jaga Bumi sendiri merupakan program CSR yang menjadi wujud komitmen Telkomsel dalam menjalankan setiap proses bisnis perusahaan yang berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan seluruh aset teknologi terdepan dan ekosistem digital yang dimiliki, selaras dengan upaya perusahaan dalam menjaga keberlangsungan bumi serta lingkungan dengan mengedepankan prinsip ESG.
Sejumlah program inisiasi dari Telkomsel Jaga Bumi yang telah berjalan saat ini.
Antara lain Program Waste Management yang berkolaborasi dengan PlusTik untuk mendaur ulang kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM berbahan dasar plastik hingga menjadi produk reusable dan sustainable.
Lalu Program Carbon Offset bersama Jejak.in, di mana pelanggan dapat menukar Telkomsel Poin mereka menjadi kontribusi setara dengan sebatang pohon untuk mengimbangi jejak karbon (carbon footprint) yang timbul sebagai konsekuensi aktivitas manusia sehari-hari.
Kemudian Program Digitalization Support ekosistem hutan bakau (mangrove) di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai yang bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Bali.
Ini untuk melindungi serta mengawasi ekosistem hutan bakau (mangrove) melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT).
Pada Maret 2023, Telkomsel Jaga Bumi juga menggandeng Volta (produsen motor listrik terkemuka di Indonesia) untuk berkolaborasi membantu mengurangi emisi karbon di Indonesia dengan menghadirkan program bundling motor listrik Volta dan paket kuota data Telkomsel.
Kolaborasi itu diharapkan dapat mendorong adopsi penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan, hemat, efisien, dan bernilai tambah bagi masyarakat. (*)
(Tribunlampung.co.id/Adv)