Kesehatan
Tidak Bisa Disembuhkan, Inilah Gejala dan Penyebab Penyakit Lupus
Peringatan hari lupus sedunia ini mengingatkan kita kalau lupus adalah penyakit yang masih cukup banyak dialami hingga saat ini.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Tanggal 10 Mei 2023 diperingati sebagai hari Lupus Sedunia.
Peringatan hari lupus sedunia ini mengingatkan kita kalau lupus adalah penyakit yang masih cukup banyak dialami hingga saat ini.
Publik figur ada yang mengalami penyakit lupus, salah satunya adalah artis Hollywood Selena Gomez.
dr Rina Kriswiastiny, SpPD, K- R, FINASIM dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek mengatakan penyakit lupus dapat muncul pada usia 9-58 tahun, dengan usia tertinggi adalah 21-30 tahun, dan puncaknya usia 28 tahun
Penyakit lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau Lupus eritematosus sistemik adalah penyakit reumatik-autoimun.
"Dimana artinya system imun tubuh seseorang dapat menyerang sel atau organ tubuh pasien itu sendiri," kata dokter yang juga praktek di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin itu, Sabtu 13 Mei 2023
Penyakit lupus dikenal dengan penyakit seribu wajah, karena dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti rambut, kulit, sendi, sel darah, paru jantung, ginjal, sampai dengan otak manusia.
Penyebab penyakit lupus multifactorial, yang diantaranya ada faktor genetik lingkungan dan hormonal yang dapat berisiko terhadap pathogenesis atau perjalan penyakit lupus, serta HLA pada 6p21.3, HLA DR2, HLA DR3 dan lain-lain.
Baca juga: Kondisi Penyanyi Isyana Sarasvati yang Idap Penyakit Lupus
Dijelaskan dokter yang juga praktek di Rumah Sakit Budi Medika itu faktor genetik adalah apabila seorang memiliki anggota keluarga yang terkena lupus maka dia dapat terkena risiko sekitar 5-13 persen.
Faktor lingkungan seperti ultra violet, infeksi, stres, serta obat obatan dapat mencetuskan timbulnya lupus seperti INH, kaptopril, penisilamin, anti kejang, dan obat lainya.
Kemudian faktor hormonal seperti estrogen wanita terkena lupus lebih berisiko disbanding pria yaitu 2:1 sampai dengan 15:1.
Makanan sebenarnya tidak menyebabkan lupus, namun makan yang tinggi kalori seperti daging merah dapat meningkatkan inflamasi atau peradangan dalam system imun pasien lupus.
Sering terpapar matahari berlebihan dan terpapar asap rokok juga dapat membangkitkan terjadinya lupus.
Infeksi juga dapat mempengaruhi sel sel inflamsi pada lupus.
Sel-sel pada lupus bersifat autoreaktif, yang dapat menghasilkan infeksi hebat yang terjadi pada tubuh pasien lupus, seperti infeksi cytomegalovirus.
Lupus dapat bermanifestasi ke ginjal dengan presentase hampir mencapai 50 persen, dan keterlibatan ginjal pada negara Asia adalah lebih tinggi sekitar 5,46/100.000 pddk/tahun.
Gejala Penyakit Lupus
Lupus dapat menimbulkan gejala berupa lelah, demam dan penurunan berat badan yang berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas, nyeri sendi yakni artritis dan atralgia) peradangan otot, serta ruam kemerahan seperti gambar kupu kupu (butterfly/malarash) bisa di pipi, bibir, dan dada.
Gejala lain yakni sensitif terhadap paparan matahari, kulit kemerahan, gatal, urtikaria atau biduran, purpura, dan vasculitis.
Ada juga gejala sindroma nefrotik yakni kaki bengkak, mata bengkak, perut membesar, kencing berbusa, atau ada hematuri.
Selanjutnya ada gejala mual, muntah, nyeri perut eefusi pleura, pneumonitis, ILD, pericarditis, endocarditis, miokarditis, anemia, leukopenia, trombositopenia, kejang, psikosis, dan sefalgia yang jelas penyebanya.
Pasien lupus di Indonesia sudah banyak, walaupun data kita di lampung belum terlalu akurat, namun di Lampung sudah memilki kelompok Odapus Lampung yang memiliki anggota 150-an orang.
Dokter yang merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Lampung itu menerangkan pasien lupus dari beberapa poli reumatologi di Indonesia tahun 2015 sebesar 17.9-27,2 persen, tahun 2016 sebesar 18,7-31,5 persen, dan tahun 2017 sebesar 30,3-58 persen.
Perbandingan awal perempuan dan laki laki yang mengalami lupus 9;1, namun sekarang telah menjadi 15:1 – 22:1.
Derajat Penyakit Lupus
Derajat atau tingkatan penyakit Lupus terdiri dari derajat ringan yakni alopesia difus, atralgia, myalgia, kelelahan, ruma kulit lupus ≤ 9 persen lpb, ulcus oral, dan trombosit 50.000-100.000/mm3.
Derajat sedang yakni alopesia dengan inflamasi kulit kepala, artritis, demam, hepatitis,pleuritis,pericarditis, ruam kulit 9-18 persen , vasculitis ≤ 18 % , dan trombosit 20.000-50.000/mm3.
Derajat berat yakni asites, enteritis, mielopati, myositis,neuritis optic, pleuritis berat dengan efusi pleura, DAH, pericarditis dengan efusi pericardium berat, psikosis, sindrom delirium akut, serebritis, ruam kulit > 18 % LPT, dan trombosit < 20>
"Pasien lupus dengan derajat rendah atau ringan jika tidak diobati maka keadaan yang ringan tadi bisa jatuh keadaan lupus dengan derajat sedang sampai dengan derajat berat," kata dokter yang juga anggota Perhimpunan Reumatologi Indonesia itu.
Pengobatan Penyakit Lupus
Penyakit lupus tidak bisa disembuhkan tapi penyakit ini bisa dikontrol dengan obat-obatan reumatik autoimun. Dengan tujuan mencapai derajat penyakit remisi atau low lupus disease activity state.
Pasien lupus akan mendapat pengobatan DMARD , kortikosteroid, antibody monoclonal, vitamin D, calsium, dan NSAID.
Tak hanya itu pasien lupus harus makanan yang bergizi seimbang dan omega 3 yang dapat mengurangi inflamasi seperti salmon, rumput laut, ikan sarden, kacang merah, serta kacang edamame.
Harus juga mengonsumsi makanan tinggi kalsium untuk mengurangi inflamasi pada pasien lupus dpt menyebabkan osteoporosis seperti susu, tahu,sayuran hijau gelap brokoli, bayam, kacang polong, dan ikan seluang.
Buah buahan yg mengandung vitamin (A,B,C,D,E), kecambah alfalfa yang mengadung L-canavanine, bawang putih (allicin, ajoene, dan tiosulfat), Echinacea yang banyak terkandung dalam produk suplemen yang berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
"Tujuan pengobatan pada lupus adalah mencapai keadaan remisi atau keadaan dengan aktivitas penyakit yang paling rendah," ujar Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Lampung itu.
Dimana keadaan remisi pasien tidak bergejala namun masih meminum obat lupus yang akan bertahap dikurangi jenis obat-obatan dan dosis yang diminum, tergantung keadaan pasien.
Pasien lupus yang tidak berobat teratur atau tidak mengobati lupusnya dapat komplikasi ke sindroma nefritis hingga gagal ginjal kronis yang dapat berakhir hemodialisa.
Pasien yang mengalami gagal kronis atau jika stadium lupus nefritis sudah stadium akhir bisa komplikasi lagi ke tekanan darah yang meningkat kemudian jantung mulai membesar dan akhirnya menyebabkan kematian.
Sedangkan lupus yang lebih bermanifestasi ke sendi jika tidak diobati akan menyebabkan inflamasi bertambah, dan timbul bengkak.
Selain itu dapat menyebabkan adanya cairan di sendi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi tulang yang berujung timbul kontraktur yang berakhir menjadi kecacatan tulang sendi, kaki bisa bengkok, dan tidak lurus seperti orang normal
Cara Cegah Penyakit Lupus
Apabila kmempunyai gejala lupus minimal dua atau lebih segera ke dokter penyakit dalam khusunya dokter reumatologi agar dapat diketahui dan terdiagnosa lebih awal
Sehingga penyakit lupus tidak menyerang organ lain yang keadaannya dapat menjadi lebih berat.
Selain itu juga harus menjalani pola hidup yang teratur seperti olah raga, diet yang seimbang, penurunan berat badan bagi yang overweight dan obesitas, hindari rokok, terpapar matahari terlalu lama, dan mencegah terkena infeksi.
( Tribunlampung.co.id /Jelita Dini Kinanti )
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.