Berita Lampung

Antisipasi El Nino, Pemkot Metro Siap Tanam Jagung

DKP3 Metro melakukan antisipasi dengan cara menyiapkan tanaman jagung sebagai alternatif dari dampak El Nino terhadap produksi pangan.

Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary
Petani di Metro, Lampung sedang membajak sawah. 

Tribunlampung.co.id, Metro - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro akan menyiapkan tanaman jagung sebagai alternatif mengantisipasi fenomena El Nino.

Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

DKP3 Metro melakukan antisipasi dengan cara menyiapkan tanaman jagung sebagai alternatif dari dampak El Nino terhadap produksi pangan.

Kepala DKP3 Kota Metro Herry Wiratno mengungkapkan antisipasi el-nino sudah dirancang dan pada musim tanam ini akan dipercepat. 

"Salah satu upaya adalah percepatan tanam lalu pola tanamnya menjadi berubah. Artinya, kalau dulu luas tanaman padi 3.000 hektare, ini nanti berkurang," ujarnya, Jumat (2/6/2023).

Meski terdapat pengurangan lahan tanam padi, lanjut dia, pihaknya menambahkan beberapa komoditas tanaman lainnya.

Sehingga tetap dapat menyeimbangkan kebutuhan pangan masyarakat Kota Metro

"Komoditasnya bertambah, jagung akan bertambah, luas area bertambah. Kalau arealnya tetap bisa ditanam karena kita menggunakan alternatif yang paling mungkin dan paling realistis terhadap kemarau ini," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, pada musim tanam ini diprediksi hasil panen padi di Metro juga akan menurun. 

"Kita lagi kalkulasi berapa padi yang biasanya kita tanam ini berkurang lalu beralih ke jagung. Untuk produksi padi memang agak kurang tapi produksi jagung akan meningkat," jelasnya. 

Pihaknya masih akan melakukan kajian terhadap digantinya tanaman padi menjadi jagung tersebut.

"Nah ekuivalen penggantian itu apakah menguntungkan jagung itu atau tidak nanti akan kita kaji lagi," ucapnya. 

Terkait penurunan hasil padi di Metro ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dikarenakan jumlah panen padi ini masih terbilang surplus. 

"Masih karena kita masih surplus sekitar 3.000-an ton beras, kalau gabahnya sekitar 6.000-8.000 ton," pungkasnya.

Di sisi lain, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Metro mengusulkan untuk dibentuknya titik check point hewan ternak.

Kepala Bidang Peternakan DKP3 Metro Lina Oktira mengatakan, kondisi Metro dalam dua tahun ke belakang terbilang cukup mengkhawatirkan, khususnya dalam penyebaran penyakit hewan ternak.

Ia mengungkapkan, pada 2022 lalu terdapat penyakit mulut kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Metro, Lampung.

"Tahun lalu ada PMK, tahun ini kita terserang LSD. Apabila tidak diatasi akan menyebabkan terpuruknya perekonomian peternak," kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya akan mengusulkan terkait pemberlakuan check point, sehingga dapat mengatur lalu lintas hewan di Metro.

"Saya rasa check point ini perlu ya, apalagi untuk menghadapi kondisi saat ini. Dimana untuk kasus LSD ini kian hari masih terus bertambah," ungkapnya.

Menurutnya, check point tersebut perlu diberlakukan mengingat munculnya penyakit baru yang menyerang hewan ternak kambing.

"Jadi kalau sudah ada check point itu bisa meminimalisasi masuknya penyakit hewan ke Metro," tuturnya. 

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved