Berita Lampung

Sepanjang 2023, 160 Sapi di Lampung Selatan Mati karena LSD

Ratusan sapi mati itu tersebar di Kecamatan Natar, Jati Agung, Palas, Merbau Mataram, dan Tanjung Bintang.

|
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Kepala Disnakkeswan Lampung Selatan Rini Ariasih menyebut, 160 sapi mati akibat LSD sepanjang 2023. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Sepanjang tahun 2023, ratusan ekor sapi di Lampung Selatan mati akibat virus lumpy skin disease (LSD).

Berdasar data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung Selatan, dalam periode April-Mei 2023 ada sebanyak 160 ekor sapi mati karena diserang LSD.

Ratusan sapi mati itu tersebar di Kecamatan Natar, Jati Agung, Palas, Merbau Mataram, dan Tanjung Bintang.

Kepala Disnakkeswan Lampung Selatan Rini Ariasih mengatakan, LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV).

Rini menjelaskan, LSDV merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.

"Virus LSD atau orang sering menyebutnya dengan istilah virus lato-lato. Karena ciri umumnya terdapat bentolan-bentolan seperti lato-lato yang dulu sempat viral," kata Rini, Selasa (11/7/2023).

"Makanya banyak juga orang yang menyebutnya virus lato-lato," jelasnya.

Disnakkeswan juga telah memetakan beberapa wilayah yang terpapar LSD.

"Di antaranya Natar, Jati Agung, Palas, Merbau Mataram, dan Tanjung Bintang," tutur Rini.

Mayoritas hewan ternak, terutama sapi, yang mati karena LSD merupakan anakan atau biasa disebut pedet.

"Dari banyak kasus, hewan yang mati karena virus LSD ini merupakan anak sapi atau pedet. Contohnya seperti beberapa pedet yang mati di Desa Rejosari, Natar," ujarnya.

Rini menjelaskan, penyebab anak sapi atau pedet itu mati karena imun tubuhnya masih lemah.

"Beberapa contoh kasus anak sapi yang mati karena virus LSD, karena mereka tertular dari induknya yang terlebih dahulu terkena virus tersebut," katanya.

"Ya namanya hewan masih kecil, imunnya juga belum sekuat hewan yang besar. Jadi rentan terkena virus tersebut. Karena imunnya lemah tadi, sehingga dia tidak mampu menahan, dan akhirnya mati," ujarnya.

Rini menyebut, dari populasi sekitar 150 ribu ekor di Lampung Selatan, ada sekitar 3.000 ekor sapi yang terjangkit virus LSD.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved