Lomba Berburu Tikus di Pringsewu

Distan Sebut Serangan dan Perkembangan Hama Tikus di Pringsewu Merata

Distan Pemkab Pringsewu menyebut perkembangan hama tikus di Kabupaten Pringsewu merata.

|
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Dwiyanto Sulistiono, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Distan Pringsewu. Distan sebut serangan dan perkembangan hama tikus di Pringsewu merata. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Dinas Pertanian melalui Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemkab Pringsewu menyebut perkembangan hama tikus di Kabupaten Pringsewu merata.

Ini dikatakan oleh Dwiyanto Sulistiono, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Distan) Pemkab Pringsewu kepada Tribun Lampung, Kamis (20/7/2023).

Dwiyanto mengatakan, serangan tikus terjadi di Kabupaten Pringsewu pernah booming di tahun 2021 lalu.

Dijelaskannya, tingkat serangan tikus di Kabupaten Pringsewu menurutnya merata, terlebih lagi dalam aksi penangkapan tikus pada dua tahun lalu.

Dalam penangkapan di tahun 2021 tersebut, paling tinggi berada di Pekon Bulokarto, Bulorejo, Wates, Wates Timur, Kecamatan Gadingrejo.

“Total 10 ribu ekor berhasil ditangkap secara besar-besaran,” kata dia.

Lokasinya yang dekat dengan aliran irigasi menjadikan populasi hewan pengerat tersebut berkembang sangat pesat.

Tahun 2021 tersebut dikatakan Dwiyanto menyebabkan kerugian dari petani.

“Serangan tikusnya sangat parah dan merusak pertumbuhan sawah,” ungkapnya.

Lalu di Kecamatan Ambarawa, di lahan pertanian di wilayah ini pun masih masuk dalam daftar populasi tikus yang cukup esktrem.

“Kemudian di Kecamatan Pardasuka di wilayah Pujodadi yang memiliki hamparan sawah yang luas disana,” terangnya.

Dari daerah yang telah disebutkannya tersebut, rata-rata perkembangan tikus berasal dari saluran irigasi.

“Makanya seranganya juga maksimal bila sawah yang tepat dilintasi irigasi, tikus membuat sarang dengan melubangi tanggul,” jelasnya.

Seperti tanggul-tanggul yang menjadi lokasi perlombaan pada hari ini juga menurutnya cukup banyak tikus yang bersarang.

Dan tentunya, tidak dipungkiri rata-rata hampir seluruh kecamatan ada hama tikus.

Mengenai penanggulangannya, Dwiyanto mengatakan, dari Provinsi Lampung sudah memberikan bantuan berupa rumah burung hantu.

“Selama ini rumah burung hantu sudah ada, baik dari dinas maupun swadaya masyarakat,” ucapnya.

Untuk saat ini perumahan burung hantu di beberapa tempat sudah ada.

Seperti di Kecamatan Sukoharjo, Gadingrejo, dan kedepannya kecamatan lain juga harus ada.

Nantinya, bila sudah ada rumah burung hantu petani tidak lagi melakukan aktivitas teknis melalui perburuan seperti ini.

“Karena sudah dikendalikan sendiri oleh burung hantu tersebut,” ujarnya.

Sedangkan untuk aktivitas rutin apabila dilakukan perburuan besar-besaran, pihaknya memfasilitasi belerang.

“Tetapi kalau di Ambarawa ini memiliki trik khusus sendiri menggunakan pompa air yang dimasukan ke lubang tikus,” kata Dwiyanto.

Tetapi, di kecamatan lain ada yang menerapkan penggunakan posan dan belerang.

Dengan populasi tikus yang merata di setiap kecamatan yang memiliki luas wilayah persawahan, Pringsewu riskan terkena serangan tikus.

Oleh karenanya, antusias para kelompok tani asal Ambarawa yang berburu tikus pada hari ini diapresiasi olehnya.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved