Lomba Berburu Tikus di Pringsewu

Petani di Pringsewu Diminta Tidak Bunuh Predator Alami Tikus

Para petani diminta tidak membunuh predator alami tikus dalam ekosistem di lahan sawah, hal ini untuk membasmi hama tikus.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Nunik, Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT), Kecamatan Ambarawa memberikan arahan kepada kelompok tani tentang predator alami tikus. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Para petani diminta tidak membunuh predator alami tikus dalam ekosistem di lahan sawah.

Hal ini dikatakan oleh Nunik, Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT), Kecamatan Ambarawa, Kamis (20/7/2023).

Nunik menjelaskan, dalam lahan pertanian di sawah terdapat beberapa jenis hama salah satunya adalah tikus.

Tikus tersebut tentulah memiliki predator alaminya sendiri di dalam lahan pertanian sawah.

“Ada predator alami hama tikus, seperti burung hantu dan juga ular,” ungkapnya.

Menurut Nunik, tikus yang bersembunyi di sawah tersebut menjadi makanan ular.

“Biasanya memang persembunyian ular berada di parit-parit sawah,” katanya.

Kemudian, burung hantu juga menjadi cara alami dalam mengurangi tikus di sawah.

Dijelaskannya, para petani pun mungkin bisa membuat sarang untuk burung hantu di dekat sawah.

“Seperti contohnya perumahan burung hantu di Pekon Pujodadi, Kecamatan Pardasuka,” ucapnya.

“Dan petani juga merasa aman dari serangan tikus berkat ide pemeliharaan burung hantu,” terangnya.

Dalam satu sarang burung hantu tersebut bisa mencakup luas satu hektar.

Contoh lainnya yang dipaparkan oleh Nunik ialah dari Pekon Fajarbaru, Kecamatan Pringsewu yang menggunakan dana desa untuk membangun delapan unit rumah burung hantu.

Lanjut Nunik, tikus juga merupakan hama yang berkembang biak pesat.

Dari sepasang ekor tikus dalam setahunnya bisa berkembang biak sampai 2.084 ekor.

“Tentu itu sangat berbahaya,” ungkapnya.

Selain membiarkan predator alaminya hidup, melakukan kegiatan berburu tikus juga dirasa efektif.

Efektifnya memulai perburuan tikus sebaiknya dilakukan seusai masa panen.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved