Siswa SPN Lampung Meninggal
Tim Investigasi Kematian Siswa SPN Lampung Kompak Tidak Hadiri Konpres
Kapolda dan Ketua Tim Investigasi kematian Advent Pratama Telaumbanua sebagai siswa SPN Kemiling kompak tidak hadiri konfrensi pers.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika dan Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi, selaku ketua tim khusus pasca meninggal siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua, kompak tidak hadiri konferensi pers (konpres) dengan awak media.
Petinggi korps Bhayangkara Lampung itu kompak tidak hadir dalam penyampaian hasil autopsi meninggalnya siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua di Mapolda Lampung, Senin (28/8/2023).
Pimpin konpres diwakilkan oleh Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Astutik didampingi oleh Irwasda Polda Lampung Brigjen Pol Sustri Bagus Setiawan.
Sebelumnya, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengatakan, pihaknya telah membentuk tim terkait penanganan siswa SPN Kemiling yang meninggal dunia.
"Kami membentuk tim khusus guna mencari titik terang peristiwa meninggalnya siswa di SPN Kemiling Polda Lampung," kata Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika.
Ia mengatakan, siswa APT tersebut diduga mengalami kelelahan dan sempat jatuh pingsan.
"Siswa APT itu saat masih dalam barisan usai mengikuti apel siang di lapangan Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling Polda Lampung," kata Irjen Pol Helmy.
Siswa APT ini sebelumnya sudah dilakukan pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit, sebelum dinyatakan meninggal dunia.
"Atas kejadian tersebut kami membentuk tim guna mengusut tuntas atas peristiwa meninggalnya siswa SPN," kata Irjen Pol Helmy.
Ia mengatakan, dirinya menunjuk Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi selaku ketua tim khusus tersebut.
"Wakapolda didampingi Irwasda, Direskrimum, Karo SDM, Kabid Propam dan Kabid Dokkes Polda Lampung," kata Irjen Pol Helmy Santika.
Ia mengatakan, tim khusus ini akan bertugas untuk melakukan penyelidikan secara mendalam tentang terjadinya peristiwa tersebut.
"Kami melaksanakan kegiatan ini akan dilakukan secara transparan. Apapun hasilnya akan disampaikan ke publik," kata Helmy.
Stres Picu Serangan Jantung
Dokter spesialis jantung Pusdokes Mabes Polri Kompol M Haris sebut mendiang siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua meninggal karena stres berlebihan.
Dampak dari stres berlebihan tersebut, menurut Pusdokes Mabes Polri memicu serangan jantung terhadap siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua.
"Kondisi yang dialami Advent Pratama Telaumbanua suatu kondisi serangan jantung yang cepat dalam hitungan detik," kata Haris saat menyampaikan pada konferensi pers di Polda Lampung, Senin (28/8/2023).
Ia mengatakan, pihaknya mencatat bahwa rekam medis siswa SPN Kemiling Advent ini meninggal karena stres hingga ke jantung.
"Jantung ini sifatnya silent tidak ditemukan dan muncul seketika secara langsung karena stres yang berlebihan," kata Haris.
Ia mengatakan, untuk pemicunya sakit jantung yang dialami siswa SPN Kemiling Advent ini karena stres.
Sebelumya, dokter RSUP Adam Malik, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, dr M Nasib Situmorang mengatakan bahwa beberapa luka di tubuh siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua, dikarenakan bersentuhan dengan benda yang tidak rata.
"Luka yang ditemukan di tangan, di kening, bibir, hingga dagu itu karena lecet bersentuhan dengan benda yang tidak rata atau kasar," kata Dokter RSUP Adam Malik, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, dr M Nasib Situmorang.
Ia mengatakan, siswa SPN Kemiling Advent ini mengalami luka di beberapa titik karena bersentuhan dengan benda yang permukaannya kasar.
Kemudian itu juga luka lama di bagian pinggul itu karena luka lecet.
"Luka di pinggul itu luka yang sudah mengalami penyembuhan," kata Nasib.
Keluarga Tak Puas
Pihak keluarga Advent Pratama Telaumbanua (APT) tidak puas dengan hasil autopsi dari Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.
Mereka pun berniat melaporkan kasus ini ke Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Advent, siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Lampung, tewas saat menjalani pendidikan.
Keluarga Advent juga tidak puas dengan hasil gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung, Senin (28/8/2023).
"Kami kurang puas dengan hasil dari autopsi dan juga gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung," kata Rahmat Telaumbanua, paman korban, saat diwawancarai seusai konferensi pers di Mapolda Lampung, Senin (28/8/2023).
Ia mengatakan, pihaknya berencana melaporkan kasus ini ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kemungkinan besar akan mengadukan kasus ini kepada pihak Kapolri dan Pak Presiden," imbuhnya.
Ia melanjutkan, keluarga sangat kecewa dengan hasil autopsi.
"Kalau menurut mereka, korban (tewas) karena ada sit up dan push up, makanya ada tulang ekor hitam. Kalau saya setiap kali shit up tidak seperti itu dampaknya," ungkap Rahmat.
Ia menyebutkan, adanya lebam pada bagian tubuh korban itu dikarenakan sudah terbiasa shit up tidak rata.
"Akan tetapi luka lebam di bagian pinggang tersebut belum terjawab. Katanya akibat benda kecil. Tetapi bukan itu yang membuat kematian," sambung dia.
Ia mengatakan, polisi menjelaskan kematian korban karena ada pembengkakan pada jantung.
"Kalau itu alasannya, seharusnya pas tes tidak diterima anak kami ini," cetus Rahmat.
"Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Kami mengikuti gelar perkara dari jam satu sampai sore," lanjutnya.
Salatieli Daeli, kuasa hukum korban, mengatakan, pihaknya kecewa dengan hasil autopsi dari RSUP Adam Malik.
"Ada yang kami tanyakan tetapi tidak dijawab dengan detail. Luka yang begitu banyak tapi tidak maksimal dijawabnya," beber Salatieli.
"Memang ada yang dijawab oleh dokter, tapi kami tidak bisa terima," lanjutnya.
Ia mengungkapkan kejanggalan, dimana korban memakai topi polisi, tetapi dahinya terluka.
"Hasil forensik RSUP Adam Malik katanya tidak ada tanda kekerasan. Kami akan ada upaya hukum lainnya," jelas dia.
Ia mengatakan, Kompolnas meminta supaya kasus ini terungkap.
Tetapi, pihak forensik menjawab sudah melakukan upaya maksimal.
"Dan penganiayaan terhadap fisik belum terbukti. Kami pertanyakan itu dari sisi luka tersebut. Kami belum puas dan akan mengadukan ke Pak Kapolri dan Presiden," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra)
Kompolnas Tetap Dalami Soal Kematian Siswa SPN Kemiling Lampung |
![]() |
---|
Pusdokes Mabes Polri Sebut Advent Siswa SPN Lampung Meninggal Akibat Stres Picu Serangan Jantung |
![]() |
---|
Dokter Sebut Siswa SPN Lampung Meninggal karena Jantung Membesar |
![]() |
---|
Tak Puas Hasil Autopsi, Keluarga Siswa SPN Lampung Meninggal Akan Lapor Kapolri |
![]() |
---|
Breaking News Polda Lampung Akan Ungkap Hasil Autopsi Siswa SPN Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.