Kesehatan

Penyebab dan Cara Pengobatan ISPA

Berikut penjelasan apa itu ISPA, penyebab dan cara pengobatannya dari dr Andreas Infianto.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi pribadi
dr Andreas Infianto, MM, SpP (K), FISR. Penyebab ISPA dan cara pengobatannya. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Belakangan ini sedang ramai diberitakan jumlah orang yang sakit infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) mengalami peningkatan.

Staf Pengajar di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru I di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dr Andreas Infianto, MM, SpP (K), FISR mengatakan, ISPA memang adalah salah satu penyakit yang wajib diwaspadai saat ini.

ISPA disebabkan virus, bakteri, jamur, atau alergi.

Dokter yang praktek di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung ini menjelaskan alergi ada banyak, dan masing-masing orang alerginya bisa berbeda. 

Alergi itu menurunkan sistem pertahanan tubuh yang membuat virus, bakteri, dan jamur bisa dengan mudah masuk ke tubuh.

Selain itu sistem pertahanan tubuh bisa lemah karena faktor cuaca dan lingkungan seperti polusi udara dan rokok.

"Jadi polusi udara dan rokok bukan penyebab ispa, tapi yang menjadi penyebab menurunnya sistem pertahanan tubuh," kata dr Andreas, Sabtu (16/9/2023).

dr Andreas memaparkan, penyebab ISPA adalah tertular orang lain yang juga mengalami ISPA.

Gejala awal sama seperti gejala virus pada umumnya yakni batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.

Gejala awal ini akan berlangsung selama 3-5 hari, dan selama masih gejala awal dr Andreas menyarankan tidak perlu ke dokter.

Saat masih gejala awal yang harus dilakukan banyak minum air putih, makan makanan yang sehat, istirahat cukup dan beli obat di apotek.

Penderita ISPA harus ke dokter jika gejala awal disertai dengan komorbid (penyakit penyerta).

Komorbid ISPA seperti kencing manis, stroke, kanker, jantung, dan sebagainya. 

Penderita harus ke dokter jika usia sudah tua, suhu sampai 38 derajat, batuk hebat atau sampai keluar darah, sesak nafas, penurunan kesadaran atau tidak sadar, dan kejang.

Selain itu juga perlu ke dokter apabila penyakit sudah berlangsung lebih dari 5 hari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved