Berita Lampung

Yayasan Baitul Jannah Masih Bahas Kasus Anak Andika Kangen Band Dibentak Wali Murid

Yayasan Baitul Jannah masih membicarakan persoalan anak Andika Kangen Band yang dibentak oleh orangtua siswa SD di sekolah tersebut.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: taryono
(Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra).
Yayasan Baitul Jannah masih membicarakan persoalan anak Andika Kangen Band yang dibentak oleh orangtua siswa SD di sekolah tersebut. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Yayasan Baitul Jannah masih membicarakan kasus anak Andika Kangen Band dibentak wali murid siswa SD di sekolah tersebut.

"Kami masih membicarakan persoalan anaknya Andika Kangen Band kepada pihak SD," kata Irfa, staf dari Wakil Kepsek SD Baitul Jannah Sucitria Ningsih saat dihubungi Tribun Lampung, Selasa (14/11/2023).

Ia mengatakan, pihaknya saat ini masih membicarakan kasus tersebut kepada unit pendidikan SDIT Baitul Jannah. 

"Karena hari ini Kepala SDIT Baitul Jannah Hermansyah dan Wakil Kepsek SDIT bidang kesiswaan Sucitria Ningsih ada acara belum bisa untuk hari ini berkomentar," kata Irfa. 

Irfa mengatakan, pihaknya dari yayasan memang belum tahu persis kasus terhadap anaknya Andika Kangen Band tersebut.

"Saya sendiri belum tahu apa-apa terkait hal tersebut," kata Irfa. 

Irfa mengatakan, pimpinannya (bunda Riri) ini juga sedang rapat di luar sekolah. 

Sebelumya, Andika Kangen Band melaporkan orangtua siswa sekolah swasta yang berada di Kecamatan Kemiling ke Mapolresta Bandar Lampung.

Andika Kangen Band mengatakan dirinya sengaja melaporkan orangtua siswa sekolah swasta tempat anaknya sekolah kepada Mapolresta Bandar Lampung.

Laporan dibuat  Andika Kangen Band karena anaknya dibentak hingga dilarikan ke rumah sakit. 

"Jadi anak saya itu MWB (Mahesa Mawla Bumi) dibentak olehorang tua siswa pada Sabtu (11/11/2023) pukul 09.00 WIB," kata Andika Kangen Band saat diwawancarai Tribun Lampung, Selasa (14/11/2023). 

Adapun laporan tersebut yakni melalui Laporan Polisi Nomor LP/B/1657/x1/2023/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/POLDA LAMPUNG. 

Ia mengatakan, dirinya mendapatkan laporan dari asisten rumah tangga (ART) bahwa anaknya MWB dimarahi oleh terlapor.

"Anak saya dimarahin oleh orangtua siswa atas nama Af itu dengan kata-kata yang tidak pantas," kata Andika.

Andika mengatakan, anaknya ini mendapat perlakuan tidak pantas dari terlapor yakni bermula dari kegiatan hari pahlawan di sekolah. 

"Dalam kegiatan pada hari pahlawan itu anak saya manggung pada hari pahlawan dan menari bersama temannya ARO anak Af tersebut," kata Andika.

Rekan anaknya, ARO yang merupakan anak dari Af membawa mainan kartu pokemon. 

"Jadi anak saya datang mengambil kartu pokemon tersebut hingga menangis," kata Andika. 

Anaknya juga pernah pecahin tupperware milik ARO ini akan tetapi diganti. 

"Jadi dari informasi ART saya yang mengawal anak saya di sekolah, tiba-tiba datang tanya nama anak saya," kata Andika.

Orang tua siswa ARO teman anaknya ini memanggil dengan kerasnya hingga terdengar sampai keluar banyak orang tua siswa mendengar. 

"Anak saya dibentak oleh orang tua tersebut, guru juga takut dan tidak berani melawan karena kerasnya bentakan orang tua siswa tersebut," kata Andika. 

Ia mengatakan, ART menyampaikan kepadanya dan mengatakan mau tempeleng atau memukul. 

"Jadi orang tua ini mengatakan, bahwa dirinya tidak takut siapa kamu, gada urusan mau Andika artis, jangan mentang-mentang anak artis kamu tidak berani menempeleng," kata Andika menirukan ucapan orang tua ARO tersebut. 

Ia mengatakan, anaknya saat ini pasca kejadian tersebut mengalami ketakutan dan cemas hingga tidak mau makan.

"Anak saya mengalami sakit panas dan korban dirawat di rumah sakit, atas kejadian tersebut saya melaporkan ke Mapolresta Bandar Lampung," kata Andika. 

Ia mengatakan, dirinya sebagai warga sipil sengaja melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian. 

"Saya tidak terima anak saya dibentak hingga dimarahin, dan sekarang diopname dan sangat shock berat," kata Andika.

Dirinya menyerahkan kasus ini kepada kepolisian dan dirinya mengikuti hukum yang berlaku. 

"Saya tidak pernah membawa titel saya sebagai artis, saya ini hanya orang biasa," kata Andika.

Dirinya berharap emosi orangtua itu bisa dikontrol dan kalau tidak terbendung bisa menemuinya. 

"Saya juga ada di dalam grup sekolah tersebut dan seharusnya yang menegur pihak sekolah," kata Andika. 

Dirinya percayakan semua proses hukum ini kepada pihak kepolisian dan dirinya hanya manusia biasa.

(Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra). 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved