Berita Lampung

Sering Ngamuk, Warga Trimurjo Harap Pemerintah Tangani ODGJ di Notoharjo

Masyarakat Kampung Notoharjo, Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah dibuat panik oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

|
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Indra Simanjuntak
Istimewa
Ilustrasi Kampung Notoharjo Trimurjo Lampung Tengah. Masyarakat setempat dibuat panik oleh ODGJ yang kerap marah dan tempramental dan berharap pemerintah bisa melakukan penanganan. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Masyarakat Kampung Notoharjo, Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah dibuat panik oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

Seorang ODGJ yang bertingkah tidak wajar membuat masyarakat takut dalam beberapa waktu belakangan di wilayah setempat, karena kerap mengamuk dan tempramental.

Baca juga: Mantan Jaksa Agung HM Prasetyo Kehilangan Sosok Sang Adik Eks Bupati Lamteng

Baca juga: Berita Terbaru Tribun Lampung

Obi Juansyarobi (26) warga setempat, menderita gangguan mental hingga divonis ODGJ sejak setahun terakhir.

Purniati selaku ibu Obi mengatakan, setiap hari putranya marah-marah sendiri dan tidak takut bahaya.

Dirinya pernah mendapati Obi sedang memanjat atap dan menginjak kabel listrik hingga lampu berkedip.

"Obi sering memanjat atap tanpa busana pada malam hari, lalu dia menjatuhkan diri hingga membuat kami sekeluarga susah tidur," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (18/11/2023).

Menurut Purniati, Obi awalnya sehat, namun dia mengalami gejala seperti ini sejak sebelum puasa tahun 2022 lalu.

Kini Obi mengidap gangguan jowa hingga meresahkan warga setempat.

Menurutnya, Obi selalu mengambil rokok di semua warung yang ada, tanpa membayarnya.

"Saya kini punya banyak utang, salah satunya karena ulah Obi yang sering ambil rokok di warung," ujarnya.

Berbagai upaya sudah dilakukan keluarga untuk kesembuhan Obi, seperti membawanya ke kyai di Masgar, untuk merukiyahnya.

Selama 3 hari 3 malam, Obi pernah tidak diberi makan dan diikat ditiang. Tujuannya supaya tidak tempramental, dan emosian.

Namun Obi tetap tempramental dan berontak melawan kyai hingga Obi hilang selama 6 hari.

"Kami tidak mampu mengobatkan Obi karena biaya, kami pernah minta bantuan Dinas Sosial melalui aparat Kampung, tapi belum ada tindakan lanjutan sampai sekarang," katanya.

Bambang selaku Kepala Kampung Notoharjo menceritakan, ODGJ yang dimaksud adalah putra dari pasangan Muhayat dan Parniati.

Mereka tinggal di Dusun VI, Kampung Notoharjo, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, dekan kondisi ekonomi prihatin.

Perekonomian dibebankan sepenuhnya kepada suami yang bekerja sebagai buruh.

Menurut Bambang, pihak keluarga sudah melapor kepadanya, bahwa Obi mengalami gangguan kejiwaan.

"Orang tua Obi pun dari awal sudah meminta petunjuk dan bantuan untuk membawanya ke RSJ," ujar Bambang.

Namun, Bambang tidak bisa mengurus dan membawanya ke RSJ karena masalah administrasi.

Dia mengatakan, Obi belum pernah terdaftar secara administratif sebagai penduduk setempat.

Namun terang saja, kondisinya yang kini dalam gangguan jiwa tidak memungkinkan untuk mengurus administrasi yang dimaksud.

"Obi tidak punya KTP, tapi kita sekarang sudah buatkan, dan pihak orangtua juga berpesan untuk minta BPJS dari pemerintah," katanya.

"Kita sudah usulkan ke Dinas Sosial soal BPJS itu, tapi sampai sekarang belum ada respon dari sana," sambungnya.

Karena kendala administratif itu, sampai sejauh ini Obi belum ditangani dan belum mendapatkan pengobatan apapun.

Bambang berharap, ada tindak lanjut dari Dinas Sosial agar Obi segera mendapat penanganan.

"Kalau terus-terusan seperti ini, kasihan keluarga dan masyarakat setempat," tutupnya. (Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved