Pilpres 2024

Gibran dan Ganjar Irit Bicara saat Anies Kritik Pembangunan IKN

Saat Anies Baswedang mengkritik IKN, Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka jadi irit bicara.

Tribunnews.com
Kolase foto Capres Ganjar Pranowo, Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Ganjar dan Gibran irit bicara saat Anies kritik pembangunan IKN. 

Tribunlampung.co.id - Pembangunan Ibu Kota Nusantara ( IKN ) mendapat kritikan dari salah satu Calon Presiden (capres) Pilpres 2024 Anies Baswedan.

Saat Anies Baswedang mengkritik IKN yang menjadi program pembangunan Presiden Jokowi, Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka menjadi irit bicara.

Baca juga: Solusi Masalah Lapangan Kerja yang Ditawarkan Masing-masing Paslon Pilpres 2024

Baca juga: Berebut 35,7 Juta Suara Pemilih Jawa Barat, 3 Paslon Pilpres 2024 Gandeng Eks Gubernur

Capres Ganjar Pranowo mempersilahkan siapa saja bebas mengeluarkan pendapat termasuk pembangunan IKN.

Sementara Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi dengan memastikan dirinya siap menerima masukan dari semua pihak saat terpilih menjadi wakil presiden nanti.

Diketahui Capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengkritik pembangunan IKN di Pulau Kalimantan.

Anies menyatakan, pembangunan IKN di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menciptakan ketimpangan dengan daerah lain.

Hal itu disampaikan oleh Anies Baswedan dalam dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (22/11/2023).

"Kalau dengan alasan pemerataan, karena itu menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah lainnya" kata Anies menjawab pertanyaan dari panelis.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menjelaskan upaya yang dapat dilakukan pemerintah jika menginginkan pemerataan pembangunan.

Caranya ialah membangun kota yang sudah ada saat ini, kemudian dikembangkan dari kota kecil ke kota skala menengah.

Lalu, kota skala menengah diberikan program supaya bisa berkembang menjadi kota besar.

"Meratakan Indonesia dengan cara membangun kota kecil menjadi menengah, menengah jadikan besar di seluruh wilayah Indonesia. Bukan malah membangun satu kota di tengah hutan," terangnya.

Anies mengatakan, membangun kota baru di tengah hutan menimbulkan ketimpangan baru.

Langkah semacam itu menurutnya tidak selaras dengan keinginan untuk menciptakan pemerataan, yang ada malah menjadi masalah.

"Jadi, antara tujuan dan langkah yang dikerjakan itu nggak nyambung, kami melihat ini problem (masalah)."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved