Kesehatan

Gejala Covid-19 Varian EG.5 yang Dicurigai Masuk ke Indonesia

Berikut ini gejala Covid-19 varian EG.5 tidak jauh berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
dr Lucky Togihon Harjantho Hutapea, Sp.P 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tanggal 16 Desember 2023, ada 640 kasus baru Covid-19 di Indonesia. 

dr Lucky Togihon Harjantho Hutapea, Sp.P dari ⁠RSUD Dr H Abdul Moeloek, mengatakan, peningkatan kasus baru Covid-19 4 kali dalam dua pekan terakhir, dan dalam dua pekan terakhir juga ada lima kematian akibat Covid-19.

Baca juga: Kejari Bandar Lampung Ajukan Kasasi Kasus Sahriwansah Cs ke Mahkamah Agung

Baca juga: Antisipasi Covid-19, Dinas Kesehatan Minta Warga Bandar Lampung Terapkan Hidup Sehat

Peningkatan kasus Covid-19 karena mobilitas masyarakat mulai tinggi, dan masyarakat sudah tidak ada lagi yang menggunakan masker, ditambah lagi  tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain itu seiring waktu daya tahan tubuh (antibodi) melawan Covid-19 yang dihasilkan vaksinasi akan berkurang setelah 6-12 bulan.

"Dicurigai varian Covid-19 yang dominan masuk ke Indonesia menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 adalah EG.5," kata dokter yang juga praktek di Rumah Sakit Graha Husada dan Rumah Sakit Natar Medika ini, Sabtu (16/12/2023).

Gejala Covid-19 varian EG.5 tidak jauh berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya.

Diantaranya demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, tidak bisa mencium, dan lidah tidak bisa merasakan.

"Gejala-gejala tersebut diluar gejala paru, yakni sesak nafas dan nyeri dada," kata anggota PDPI Cabang Lampung ini.  

Untuk memastikan gejala yang dialami adalah covid-19, maka harus dilakukan swab antigen atau PCR.

Menurut dr Lucky, 4 tahun covid-19 ada di Indonesia membuat Indonesia sudah bisa beradaptasi dengan covid-19, sehingga Indonesia sudah jauh lebih baik menanggulangi Covid-19.

Dikarenakan Covid-19 masih ada dan penanggulangannya sudah lebih baik, maka Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sudah mengubah status pandemi menjadi endemi untuk Covid-19.

Cara Cegah Terinfeksi Covid-19

Pneumonia adalah peradangan di parenkim paru yang disebabkan virus, bakteri, parasit, dan jamur.

Sebenarnya pneumonia sudah ada sejak lama, bahkan jauh sebelum Covid-19 ada, tapi penyebabnya kebanyakan adalah bakteri.

Pneumonia baru banyak dibicarakan, setelah ada yang terkena pneumonia karena virus Covid-19.

Angka kasus pneumonia yang saat ini sedang meningkat, bisa jadi karena Covid-19.

Agar tidak terkena Covid-19 maupun pneumonia, dr Lucky menyarankan agar selalu menerapkan PHBS.

Jangan lupa selalu menggunakan masker saat sedang beraktivitas di luar rumah.

Untuk yang belum vaksin booster, sebaiknya vaksin booster terutama yang sudah lansia, memiliki daya tahan tubuh rendah, dan memiliki penyakit bawaan.

Vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rentan (manula, daya tahan tubuh rendah), dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi dan beratnya penyakit.

"Selanjutnya kita tinggal menunggu pemerintah apakah ada vaksin booster lagi atau tidak," ucap dr Lucky

(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved