Universitas Lampung

Mahasiswa KKN Unila Bimbing Warga Labuhan Batin Buat Pupuk Kompos dengan EM4

Mahasiswa KKN Universitas Lampung membimbing warga Desa Labuhan Batin untuk membuat pupuk kompos dengan bantuan EM4.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: taryono
Istimewa
Mahasiswa KKN Universitas Lampung membimbing warga Desa Labuhan Batin untuk membuat pupuk kompos dengan bantuan EM4. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) membimbing warga Desa Labuhan Batin untuk membuat pupuk kompos dengan bantuan EM4.

Para mahasiswa mengajari prosesnya dengan memanfaatkan larutan Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) di Balai Desa Labuhan Batin, Kamis (18/1/2024).

Teresia Rosa, salah satu mahasiswi program KKN di Desa Labuhan Batin, menyatakan pentingnya mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan bahan-bahan di sekitar lingkungan.

“Warga di sini kurang familiar dengan bahan-bahan yang ada dan tidak tahu cara menggunakannya dengan maksimal," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (21/1/2024).

"Program ini juga merupakan cara untuk mengurangi sampah organik, sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” sambung dia.

Mahasiswa KKN Unila lainnya yakni Agnes Febrianti, Ardika Kusuma, Anggun Zairatul Arifa, Muhammad Barry Salaki, Puspita Agustin, Septi Imania dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr Indah Listiana.

Mereka mengambil inisiatif untuk memberikan solusi tercepat dan tepat atas masalah sampah organik yang dapat menyebabkan dampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pupuk kompos, sebagai produk utama dari program ini, merupakan jenis pupuk organik yang dibuat dari bahan-bahan alami atau sampah organik seperti dedaunan dengan tambahan mikroorganisme EM4.

Larutan EM4 mengandung bakteri dekomposer, lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, streptomyces, dan jamur pengurai selulosa, serta bakteri pelarut fosfor.

Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan melalui fermentasi anaerob (tanpa oksigen) selama satu minggu.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampah organik, larutan EM4, gula putih atau gula merah (sebagai sumber makanan mikroorganisme), dan air. Perbandingan gula, EM4, dan air adalah 1:1:50.

Triyanto, seorang petani di Desa Labuhan Batin, menyambut baik sosialisasi program KKN ini. Ia mengungkapkan apresiasinya terhadap kelompok KKN Unila.

"Pupuk kompos ini dapat menjadi alternatif yang baik di tengah harga pupuk kimia yang tinggi. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi keberlanjutan pertanian di desa tersebut," tandas dia.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved