Pilpres 2024

Kubu Prabowo-Gibran Pertanyakan Rencana Mahfud MD Mundur, 'Kenapa Baru Sekarang Bilang?'

TKN pertanyakan rencana Mahfud MD mundur dari menteri padahal kampanye tinggal 22 hari lagi.  

Editor: Tri Yulianto
Tribunnews/YouTube Mahfud MD Official
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman beri respon Mahfud MD mau mundur padahal kampanye tinggal 22 hari lagi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman merespons rencana cawapres nomor urut 3, Mahfud MD bakal mundur dari Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI.

Mahfud MD disebut akan mundur dari kabinet demi menghindari konflik kepentingan karena di lain posisi dirinya merupakan kandidat dalam Pilpres 2024.

Habiburokhman mempertanyakan langkah Mahfud MD tersebut karena kampanye segera berakhir, dan selama ini sudah rangkap status pun tidak ada masalah.  

Ia menilik aturan bagi pejabat publik termasuk menteri yang maju di Pilpres sebenarnya tidak pula perlu mundur.

"Justru kita mempertanyakan, kalau menurut kami mundur enggak mundur sebagai menteri itu kan enggak diatur di UU. Karena UU memperbolehkan menteri aktif maju sebagai capres atau cawapres," kata Habiburokhman saat jumpa pers di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Rabu (24/1/2024).

Habiburokhman lantas menyinggung soal alasan kenapa Mahfud MD baru ingin undur diri pada saat ini, sementara yang bersangkutan sudah menjalani kampanye beberapa hari belakangan.

Atas hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menilai kalau bukan tidak mungkin publik memiliki penilaian lain terhadap kepada Mahfud MD.

"Padahal kampanye ini tinggal 22 hari lagi proses pemilu ini, jadi sudah banyak sekali yang sudah dijalani sudah 75 persen yang dilaksanakan, dengan rangkap status kenapa baru sekarang bilang," kata dia.

"Nah ini kan pertanyaan rakyat dari arus bawah, silahkan saja pak Mahfud menjawab dan rakyat akan menilai," kata Habiburokhman.

Bedakan jabatan dan kepentingan politik 

Mahfud MD ternyata berniat mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Bahkan rencana itu merupakan kesepakatan bersama Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebelumnya. 

Namun Mahfud MD tidak buru-buru mundur karena ingin selesaikan tugasnya dan beri contoh perbedaan jabatan dan kepentingan politik. 

Hal ini disampaikan oleh Mahfud saat menjawab menjawab pertanyaan salah seorang warga yang hadir dalam acara "Tabrak Prof!" yang diselenggarakan di Bourjuis Cafe, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (23/1/2024).

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyarankan Mahfud MD untuk mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam saat di Kendal, Jawa Tengah, Selasa.

"Kami generasi muda butuh kepastian, pertanyaan saya kepada Prof. Mahfud simpel. Berkaitan dengan statemen Pak Ganjar sore hari ini, Pak Ganjar menyampaikan dan menyarankan kepada Prof. Mahfud agar terhindar dari conflict of interest, beliau menyarankan untuk Prof. Mahfud mundur dari Menko Polhukam, kami ingin sikap, ketegasan, positioning dari Prof. Mahfud berkenaan dengan ini. Bagaimana Prof?" tanya salah seorang warga yang hadir dalam acara "Tabrak Prof!" dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Selasa malam.

Mulanya Mahfud mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Ganjar sejak awal merupakan kesepakatan dengan dirinya.

Kemudian, dia menjelaskan pada waktunya yang tepat nanti dia akan mengundurkan diri.

"Bahwa saya pada saatnya yang tepat, nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik. Jadi tak ada pertentangan antara saya dengan Pak Ganjar," ungkap Mahfud.

Di sisi lain, Mahfud menjelaskan alasan mengapa dirinya tak mengundurkan diri sekarang saja.

Pertama, karena tak ada larangan bagi seorang menteri untuk menjabat meski mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden.

Kedua, dia ingin memberi contoh bahwa dirinya yang merupakan seorang cawapres sekaligus merangkap sebagai Menko Polhukam tak memanfaatkan fasilitas negara untuk meraih kemenangan pada Pilpres 2024.

"Ini sudah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara," ujarnya.

Sekarang, sambung Mahfud, mundurnya dia sebagai Menko Polhukam tinggal menunggu momentum.

"Oleh sebab itu, saya kira percontohan saya sudah cukup. Tinggal menunggu momentum karena ada sesuatu tugas negara yang harus saya jaga."

"Jangan sampai kacau apa yang sudah jadi. Harus saya jaga dalam rangka transisi," katanya.

Dia juga mengatakan masih harus menunggu strategi politik dari partai pengusung. 

"Saya sudah bersepakat akan melakukan itu, pada saatnya agar saya tidak terikat. Dan agar yang lain tahu kalau mau jadi pejabat jangan menggunakan jabatan untuk kepentingan politik. Itu dosa politik, itu dosa politik yang akan meracuni generasi muda," ungkapnya. 

Ketika kembali ditanya komitmennya untuk mengundurkan diri, Mahfud menjawab dirinya menunggu timing (waktu) yang tepat.

"Nunggu timing. Nunggu timing. Dan dengan rasa hormat kepada Presiden Jokowi, jadi tak akan menyinggung siapa-siapa. Tapi saya ingin memberikan pelajaran etika kepada para pejabat politik," ungkapnya.

Di sisi lain, dia sempat mengutip pidato penutupannya saat debat cawapres yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Di situ Mahfud berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang 4,5 tahun lalu mengangkatnya sebagai Menko Polhukam.

Mahfud percaya, ketika Jokowi mengangkatnya sebagai Menko Polhukam, mantan Wali Kota Solo itu memiliki niat baik untuk rakyat. Oleh sebab itu, dia membantunya.

Kini Mahfud pun bersedia untuk menemani Ganjar karena dia percaya mantan Gubernur Jawa Tengah itu merupakan sosok yang pro rakyat.

"Sekarang saya pun bersedia bersama Mas Ganjar untuk melanjutkan tugas-tugas karena menurut saya Pak Ganjar adalah calon presiden yang betul-betul pro rakyat," ungkapnya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/TRIBUNNEWS)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved