Pilpres 2024

Demontrasi Depan Mahkamah Konstitusi Akhirnya Memanas, Dua Kelompok Saling Balas Orasi

Demontrasi depan Mahkamah Konstitusi akhirnya memanas ada dua kelompok massa yakni mahasiswa jabodetabek dan pendukung 01

Editor: Tri Yulianto
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifham
Demontrasi depan Mahkamah Konstitusi ada dua kelompok massa yakni mahasiswa jabodetabek dan pendukung 01, Anies-Amin 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Aksi demontrasi di depan Mahkamah Konstitusi, kawasan Patung Kuda, Jakarta akhirnya memanas, Jumat (19/4/2024).

Di lokasi ini ada dua kelompok massa, berdasarkan pantauan Tribunnews.com, sekira pukul 15.00 WIB salah satu kelompok massa dari Mahasiswa Jabodetabek.

Sedangkan sudah ada massa pendukung paslon 01 yang seudah demo sejak awal, hingga akhirnya kedua kelompok itu timbul gesekkan. 

Sebab massa tandingan berorasi di waktu bersamaan dan mengisi dua ruas Jalan Medan Merdeka Barat.

Kedua kelompok itu terdengar juga sempat terlibat cekcok antarnarator. 

Hal tersebut diduga memicu situasi yang semakin memanas, mereka saling lempar botol minuman plastik dan batu terjadi.

Peserta aksi tampak saling berlarian menghindari benda-benda yang dilempar itu menyasar ke arah mereka.

Sekitar 5 menit situasi yang memanas itu berlangsung, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro memberikan imbauan kepada kedua kelompok aksi untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

Situasi yang panas itu berangsur membaik saat pihak kepolisian mendorong masuk massa aksi yang didominasi pendukung paslon 01 kembali ke Jalan Medan Merdeka Barat yang tepatnya berada di depan kantor Indosat.

Massa Pendukung 01

Dalam massa pendukung 01 ada juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Ia mengatakan aksi hari ini berkaitan dengan proses sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sidang sengketa pemilihan umum presiden (pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi.

"Nah mengapa berkaitan dengan MK? karena Pemilu, Pilpres 2024 yang lalu itu adalah puncak dari gunung es yang menjelmakan adanya kecurangan, ada ketidakadilan, pelanggaran terhadap konstitusi, keruntuhan kedaulatan rakyat dan merupakan kejahatan konstitusional," ujarnya saat diwawancarai di kawasan Patung Kuda.

Menurutnya, segala proses kecurangan itu harus segera dihentikan mengingat dugaan kecurangan pemilu berkaitan dengan campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai dari cawe-cawe hingga dinasti kekuasaan yang bakal terus berlangsung.

Sehingga proses sidang sengketa di MK yang putusannya bakal dibaca pada 22 April mendatang harus terus dikawal.

Mereka berharap para hakim tidak diintervensi oleh pihak mana pun dalam proses membuat putusan.

"Nah, karena Pemilu, Pilpres 2024 yang lalu itu menampilkan kecurangan, terstruktur sistematis dan masif maka kami mendukung gugatan itu ke Mahkamah Konstitusi dan aksi ini bermaksud mengawal, MK untuk menjaga demokrasi konstitusi," pungkasnya.

Massa yang melakukan aksi hari ini berasal dari beberapa kelompok seperti Front Penegak Daulat Rakyat (FPDR), Forbes (Forum Bersatu) Relawan 01, organisasi FPI, Persatuan Alumni 21, GMPR, hingga Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR).

Pendukung Prabowo Batal Gelar Aksi di MK

Sementara itu relawan hingga pendukung pasangan capres-cawapres pemenang Pilpres 2024, Prabowo-Gibran menyatakan sepakat untuk membatalkan rencana aksi damai yang rencananya digelar hari ini, Jumat (19/4/2024) di depan Gedung Mahkamah Konstitusi RI (MK).

Mereka secara tegas menyebut, mengikuti apa yang menjadi perintah dari Prabowo Subianto untuk tidak menggelar aksi apapun menyikapi sidang sengketa Pemilu di MK.

"Arahan tersebut adalah Pak Prabowo menyampaikan arahan pada seluruh pendukung dan pemilih Prabowo-Gibran agar tidak melanjutkan aksi massa damai yang rencananya digelar besok, Jumat 19 April 2024," kata Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Harris Rusly Moti dalam keterangannya kepada awak media, Jumat.

Tak hanya itu, Prabowo juga meminta agar seluruh relawan dan pendukung yang berada dalam pihaknya untuk menghormati proses sidang gugatan sengketa itu.

Sekelompok massa yang didominasi oleh pendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jumat (19/4/2024). (Tribunnews/Mario Sumampow)
Prabowo kata Rusly Moti, menyerahkan seluruh keputusan persidangan kepada hakim konstitusi tanpa harus menggelar aksi apapun.

"Arahan Pak Prabowo adalah kita semua selaku pemilih dan pendukung Prabowo-Gibran untuk menghormati proses hukum dan konstitusi yang sedang berjalan di MK," ujar dia.

Atas hal itu, Rusly Moti meminta kepada seluruh jaringan dan kelompok relawan Prabowo-Gibran untuk menahan diri dan mematuhi apa yang menjadi arahan Prabowo.

Padahal kata dia, ada sebanyak 350 lebih jaringan komunitas relawan dan sekitar 70 ribu relawan yang sudah siap menggelar aksi damai pada hari ini.

"Dengan ini kami mengimbau kepada seluruh pendukung dan pemilih Prabowo-Gibran untuk menahan diri dan taat pada arahan yang disampaikan oleh Pak Prabowo agar tidak melakukan aksi damai di MK pada Jumat 19 April 2024," tutur dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer alias Noel yang menegaskan kalau aksi damai hari ini batal digelar.

Dirinya menyebut, bahwa keputusan itu diambil mengikuti arahan dari Prabowo Subianto.

"Ikut arahan Prabowo bahwa hari ini kita batalkan aksi di gedung Mahkamah Kontitusi," tandas Noel kepada Tribunnews.

Prabowo Larang Pendukung Gelar Aksi

Sebelumnya, Capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto buka suara soal dinamika terhadap sidang sengketa Pilpres 2024 yang akan ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi RI (MK) pada Senin (22/4/2024) mendatang.

Prabowo meminta kepada seluruh pendukungnya untuk tidak melakukan segala bentuk aksi apapun demi menciptakan kerukunan di antar masyarakat.

"Saudara-saudara sekalian, saya Prabowo Subianto meminta dengan sungguh-sungguh kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya 96,2 juta rakyat Indonesia yang telah memilih pasangan Prabowo- Gibran untuk tidak melakukan aksi apapun di depan gedung Mahkamah Konstitusi ataupun di tempat-tempat lain," kata Prabowo dalam keterangannya, Kamis (18/4/2024) malam.

Prabowo mengeluarkan statemen tersebut tepat beberapa jam adanya kabar kalau pendukung pasangan capres nomor urut 2 akan menggelar aksi damai.

Rencananya aksi damai itu akan digelar pada Jumat (19/4/2024), yang bertempat salah satunya di depan Gedung MK RI dan Kementerian BUMN yang dijadikan titik kumpul.

Prabowo mengakui, tudingan yang dilayangkan pihak lain terhadap perolehan suara dirinya bersama Gibran Rakabuming Raka sejatinya memang melukai para pendukung.

Namun, Menteri Pertahanan RI (Menhan) itu tetap meminta agar suasana kondusif saat ini terjaga dengan tidak adanya aksi apapun dari para pendukung.

"Kita sadari bersama bahwa itu adalah tuduhan yang tidak mendasar. Dan kami dapat memahami bahwa pndukung Prabowo-Gibran, para pemilih Prabowo-Gibran sungguh amat terganggu dan memiliki reaksi yang cukup menyentuh hati terhadap tuduhan-tuduhan tersebut," tutur Prabowo.

Terlebih, dirinya meyakini kalau seruan untuk menggelar aksi merupakan ajakan yang provokatif.

Sehingga, Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta kepada seluruh pendukungnya yang memberikan suara dalam Pilpres kemarin, harus waspada.

"Namun, kami meminta kepada pendukung pasangan Prabowo-Gibran, para pemilih yang sudah menggunakan hak pilihnya untuk selalu waspada, selalu hati-hati dan tidak terpancing, tidak dapat diprovokasi oleh siapapun, apalagi pihak-pihak yang menginginkan terjadi sesuatu yang menimbulkan suasana yang tidak sejuk dan suasana tidak tentram," ujar dia.

Terakhir, Prabowo berpesan agar seluruh pendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk dapat menjaga demokrasi dengan menerapkan kerukunan antar rakyat.

Pasalnya, masyarakat yang rukun merupakan cita-cita seluruh pendiri bangsa dan para penerusnya.

"Berkali-kali saya ingatkan dengan kerukunan diantara kita dengan rasa persatuan dengan kearifan dengan kesejukan indonesia akan mencapai cita-cita bangsa," ujar dia.

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews) 

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved