Berita Terkini Nasional
Awal Mula Pembunuhan Janda Muda di Wonogiri, Sempat Hilang Misterius Sebulan
Awal mula pembunuhan terhadap janda muda bernama Kartika Margarety Diah Pratiwi atau KM (28), terungkap setelah ia tiba-tiba hilang misterius.
Tribunlampung.co.id, Wonogiri - Awal mula pembunuhan terhadap janda muda bernama Kartika Margarety Diah Pratiwi atau KM (28), terungkap setelah ia tiba-tiba hilang misterius selama satu bulan.
Kartika, sang janda muda, dinyatakan hilang pada 26 Maret 2024, hingga akhirnya terbongkar jika ia menjadi korban pembunuhan keji yang dilakukan Supriyanto (44).
Diketahui, kasus pembunuhan janda muda asal Desa Bendosari, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, itu dilakukan Supriyanto di kediamannya di Dusun Kembang RT 01 RW 03 Desa Setren Kecamatan Slogohimo.
Hilangnya korban juga dibenarkan oleh Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah.
"Kurang lebih hilang satu bulan," ujar Indra, Rabu (24/4/2024).
Korban juga sudah tercatat sebagai daftar orang hilang di Polsek Slogohimo.
Usai mendapatkan laporan kehilangan, Polres Wonogiri secara langsung melakukan pencarian dan penyelidikan terutama orang terdekat korban yakni pelaku Supriyanto (44).
"Tersangka sebenarnya sudah kami intai dan kami awasi," ucapnya.
Saat pertama dimintai keterangan, pelaku tidak mengakui perbuatan sadis tersebut.
Namun, polisi tidak semudah itu untuk dibohongi oleh pelaku, dan Polisi Wonogiri menerjunkan anjing Pelacak (K9).
"Setelah melakukan upaya penyelidikan kemudian upaya pencarian korban dengan Anjing (K9) dengan menggunakan pelacak di lokasi tersebut," terangnya.
Usai diterjunkan anjing pelacak, telah ditemukan adanya korban dengan kondisi terkubur di pekarangan pelaku.
"Saat itu juga baru yang bersangkutan tidak mengelak lagi," tandasnya.
Indra menambahkan bahwa pelaku merupakan residivis dengan kasus yang sama yakni pasal 340, dan sempat dipenjara selama 11 tahun.
Amarah Warga
Di sisi lain, amarah warga meledak usai polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan janda muda di Wonogiri, sampai akhirnya warga membakar rumah pelaku.
Video warga ramai-ramai merusak dan membakar rumah pelaku pembunuhan janda muda di Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, itu beredar Kamis (13/6/2024).
Diketahui, kasus pembunuhan janda muda berinisial KM (28) asal Desa Bendosari, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, diduga dilakukan oleh Supriyanto (44).
Bahkan Supriyanto secara keji membakar KM usai dibunuh dan kerangkanya dikubur di belakang rumahnya yang berada di Dusun Kembang RT 01 RW 03 Desa Setren Kecamatan Slogohimo.
Saat wartawan TribunSolo.com ke lokasi, benar saja, rumah Supriyanto itu sudah jadi puing-puing.
Coretan bekas kemarahan warga masih terlihat di tembok-tembok rumah.
Tapi, kepolisian bungkam terkait adanya peristiwa itu.
Sejumlah warga di sekitar lokasi yang ditemui TribunSolo.com pun menghindar ketika ditanya.
Peristiwa amuk warga ini diduga terjadi siang hari.
Itu karena pada hari yang sama, paginya, polisi masih sempat menjalankan rekonstruksi kasus pembunuhan di sana.
Kades Setren, Wisnu Jatmiko, membenarkan adanya peristiwa warga membakar rumah Supriyanto.
Menurutnya, ia sempat ke rumah itu pagi hari, menyaksikan rekonstruksi kepolisian.
"Tadi saat rekonstruksi baik-baik saja, tapi setelah itu saya balik ke kantor desa," kata Wisnu.
Selain dibakar, rumah pelaku juga penuh coretan dari massa.
Dari video yang beredar, coretan itu di antaranya "Jangan sampai ada korban selanjutnya" dan "The legend of biadab" dan sejumlah coretan lainnya.
Supriyanto, membunuh Kartika atau KMD (28), janda muda yang menjadi kekasihnya, pada 26 Maret 2024.
Ia membekap karyawati bank itu sampai lemas, lalu dibakarnya perempuan itu.
Motifnya, ia sakit hati, setelah mendengar kekasihnya itu, berniat rujuk dengan mantan suami.
Pada 22 April 2024, polisi membongkar pembunuhan itu, setelah menemukan kerangka Kartika terkubur di halaman belakang rumah Supriyanto.
Ini bukan kali pertama Supriyanto melakukan pembunuhan.
Sebelumnya, ia pernah dipenjara, dengan kasus penganiayaan hingga membuat korban tewas.
Adapun Supriyanto dijerat polisi dengan pasal 338 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Berawal Cekcok di Dapur
Diberitakan sebelumnya, aksi pembunuhan terhadap KM (28), seorang janda muda di Wonogiri berawal dari cekcok di dapur.
Dia cekcok dengan pelaku Supriyanto (44) warga Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri.
Cekcok ini berakhir pembunuhan KM.
Pelaku Supriyanto mengaku sakit hati.
Sebab, korban KM ingin kembali rujuk dengan suaminya.
Diketahui, Supriyanto berpacaran dengan KM yang statusnya adalah seorang janda.
Hal ini dibenarkan oleh Kasi Humas AKP Anom Prabowo.
Dia mengatakan, motif dari pembunuhan itu adalah sakit hati.
"Motif karena sakit hati, pertama karena kalau tidak salah korban menyampaikan kepada pelaku bahwa korban mau rujuk kepada suaminya," ucap Anom, saat di konfirmasi TribunSolo.com, selasa (24/4/2024).
Sebelum dibunuh, KM sempat cekcok dengan pelaku di dapur rumah tersebut.
"Mereka berada di dalam dapur, sempat cekcok dan pelaku disiram air panas oleh korban," terangnya.
Setelah pelaku disiram oleh korban, pelaku membekap korban dengan sebuah handuk.
"Korban dibekap dengan handuk selama 8 menit, sampai akhirnya korban seperti orang kejang-kejang," lanjut Anom.
Mengetahui korban sudah tewas, tubuh korban sempat dibakar oleh pelaku untuk menghilangkan barang bukti.
"Setelah mati dibakar untuk menghilangkan barang bukti tujuannya itu, tapi kenyataannya di dalam satu karung masih ada bensin," tandasnya.
Disiram Air Panas
Sebelum membunuh janda muda, Supriyanto (44) warga Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri sempat disiram air panas oleh korban.
Itu terjadi saat dia cekcok dengan korban KM (28) di dapur rumahnya.
Cekcok ini dipicu lantaran Supriyanto sakit hati.
Sebab, korban KM ingin kembali rujuk dengan suaminya.
Diketahui, Supriyanto berpacaran dengan KM yang statusnya adalah seorang janda.
Hal ini dibenarkan oleh Kasi Humas AKP Anom Prabowo.
Dia mengatakan, motif dari pembunuhan itu adalah sakit hati.
"Motif karena sakit hati, pertama karena kalau tidak salah korban menyampaikan kepada pelaku bahwa korban mau rujuk kepada suaminya," ucap Anom, saat di konfirmasi TribunSolo.com, selasa (24/4/2024).
Sebelum dibunuh, KM sempat cekcok dengan pelaku di dapur rumah tersebut.
"Mereka berada di dalam dapur, sempat cekcok dan pelaku disiram air panas oleh korban," terangnya.
Setelah pelaku disiram oleh korban, pelaku membekap korban dengan sebuah handuk.
"Korban dibekap dengan handuk selama 8 menit, sampai akhirnya korban seperti orang kejang-kejang," lanjut Anom.
Mengetahui korban sudah tewas, tubuh korban sempat dibakar oleh pelaku untuk menghilangkan barang bukti.
"Setelah mati dibakar untuk menghilangkan barang bukti tujuannya itu, tapi kenyataannya di dalam satu karung masih ada bensin," tandasnya. (*)
( Tribunlampung.co.id / TribunSolo.com )
Ibu Kaget Anak Bawa Pulang Jam Mewah Ahmad Sahroni Senilai Rp 11,7 Miliar, Langsung Lapor RT |
![]() |
---|
Kompol Cosmas Tahu Driver Ojol Affan Kurniawan Tewas dari Video Viral |
![]() |
---|
Kompol Cosmas Nangis Dipecat dari Polri Buntut Rantis Brimob Lindas Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Gegara SMA Bukan di Indonesia, Wapres Gibran Digugat ke PN Jakpus |
![]() |
---|
Driver Ojol di Jakarta 5 Kali Ditraktir dari Malaysia, Wujud Solidaritas Pasca Aksi Demo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.