Idul Adha

Sapi Jokowi Rp 100 Juta Disembelih di Sukarame

Sapi kurban pemberian Presiden Joko Widodo berbobot 920 kilogram disembelih di Masjid Al-Kautsar, Perumahan Permata Biru, Sukarame, Bandar Lampung.

Tribunlampung.co.id/Agustina Suryati
Sapi kurban pemberian Presiden Joko Widodo berbobot 920 kilogram disembelih di Masjid Al-Kautsar, Perumahan Permata Biru, Sukarame, Bandar Lampung, Senin (17/6/2024). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sapi kurban pemberian Presiden Joko Widodo berbobot 920 kilogram disembelih di Masjid Al-Kautsar, Perumahan Permata Biru, Sukarame, Bandar Lampung, Senin (17/6/2024).

Sapi yang harganya diperkirakan hampir mencapai Rp 100 juta itu dipastikan dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung Lili Mawarti saat mengunjungi lokasi pemotongan sapi pemberian Jokowi.

Ia kembali mengecek pasca sapi jenis Brangus tersebut disembelih atau postmortem untuk memastikan kelayakannya sebelum dibagikan ke masyarakat sekitar.

Kata Lili, bila dilihat dari postur sapi yang memiliki berat 920 kilogram tersebut, pihaknya yakin kondisinya sehat dan aman.

Mengingat sebelumnya sapi tersebut juga telah divaksin dan diperiksa kesehatannya.  

“Nanti dari Balai Veteriner memeriksa lagi setelah pemotongan hewan kurban ini. Nanti dilihat kira-kira mana yang layak untuk dikonsumsi,” katanya.

“Tapi dilihat dari postur yang sudah divaksin dan dilakukan pemeriksaan kesehatan, maka insya Allah sapi dari Bapak Presiden yang beratnya 920 kilogram ini dalam kondisi sehat dan aman,” lanjut dia. 

Diungkapkan, Disnakkeswan Lampung bersama Balai Veteriner Lampung sebelumnya sudah melakukan pengecekan antemortem di kandang hewan kurban masing-masing, termasuk pada sapi kurban Jokowi.

Pengecekan guna memastikan apakah hewan tersebut layak untuk disembelih atau tidak.

Sapi jenis Brangus sumbangan Presiden Jokowi itu berasal dari Lampung Selatan.

Menariknya lagi, sapi tersebut diberi nama Bonbon oleh pemiliknya.

Sapi tersebut berumur 3,5 tahun dan memiliki bobot 920 kg.

Sebelum diantar ke tempat penyembelihan, Bonbon dibersihkan terlebih dahulu oleh pemiliknya, Sigit Riyanto, di kandang yang berada di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

Setelah selesai dibersihkan, Bonbon diberi makan menggunakan rumput berjenis kolonjono atau pakcong.

Itulah makanan Bonbon sehari-hari. Setelah itu ia dibiarkan tidur agar tenang.

Lalu sekitar pukul 06.00 WIB, Bonbon dibawa menuju Masjid Al-Kautsar, Permata Biru, Sukarame, Bandar Lampung.

Bonbon dinaikkan ke dalam mobil pikap.

Tampak raut wajah sedih Sigit mengiringi kepergian Bonbon.

Beruntungnya, Bonbon tidak melawan saat dimasukkan ke dalam mobil maupun selama dalam perjalanan.

Sekitar pukul 07.00 WIB, Bonbon tiba di lokasi. Sesampainya di sana, Bonbon diikat di sebuah patok di tengah lapangan.

Sekitar pukul 09.00 WIB, ada serah terima sapi dari Sigit Riyanto ke juru penyembelih hewan (juleha).

Sigit mengaku merasa sedih harus melepas Bonbon. Karena dia sudah merawatnya setahun belakangan ini.

Namun, ia pun mengikhlaskan karena Bonbon hendak dikurbankan, sehingga bisa menjadi berkah untuk semuanya.

"Sedih sih. Tapi untuk kurban ya gak apa-apa. Kan berkahnya kita dapat juga," ujarnya.

Ia menyebut, Bonbon merupakan persilangan antara sapi jenis Brahman asal India dan sapi jenis Brangus asal Britania Raya yang terkenal dengan kualitas dagingnya yang baik.

"Jenis Brangus. Persilangan sapi Brahman India sama sapi Angus Britania Raya. Makanya warnanya hitam. Umurnya 3,5 tahun. Sama saya sudah 1 tahun, sama abang saya 1 tahun. Kami beli umurnya saat itu 1,5 tahun. Beratnya kurang lebih 920 kg," ujarnya.

"Kemarin deal-nya di harga Rp 70 juta-Rp 100 juta. Saya nggak berani nyebut harganya karena nggak enak. Kalau harga per kilonya kurang lebih Rp 90 ribu. Kalau total bersihnya, dagingnya aja kayaknya sekitar 340 kiloan," tutupnya.

Organ Hati Tidak Layak

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pesisir Barat Lampung menemukan dua organ hati sapi kurban tidak layak dikonsumsi.

"Berdasarkan hasil tim pemeriksaan hewan kurban Pesisir Barat ditemukan ada dua organ hati sapi yang tidak layak dikonsumsi," ungkap Kabid Peternakan pada DKPP Pesisir Barat Rahmat Nursan, Senin (17/6/2024).

Dikatakannya, temuan tersebut langsung diamankan pihak DKPP Pesisir Barat agar tidak dikonsumsi masyarakat karena cukup berbahaya.

Pihaknya juga meminta kepada panitia kurban agar dua organ hati sapi tersebut dimusnahkan atau dikubur.

"Untuk hati yang tidak layak tadi langsung dikuburkan oleh pihak panitia," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga menemukan satu organ sapi dan satu organ hati kerbau layak dikonsumsi dengan syarat harus dimasak dengan benar dengan suhu tinggi.

DKPP Pesisir Barat melakukan pemeriksaan posmortem terhadap sejumlah hewan kurban.

Rahmat mengatakan, pemeriksaan posmortem tersebut dilakukan guna memastikan daging hewan tersebut layak dikonsumsi.

"Untuk posmortem atau pemeriksaan kesehatan yang periksa antara lain organ dalam, termasuk organ hati," ungkapnya.

Dijelaskannya, dalam melakukan pemeriksaan posmortem di sejumlah titik yang ada di Pesisir Barat, pihaknya menerjunkan lima tim pemeriksa hewan kurban.

Secara keseluruhan jumlah hewan kurban yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 107 ekor.

Dengan rincian sapi sebanyak 65 ekor, kerbau tiga ekor, dan kambing 39 ekor.

Dalam melakukan pemeriksaan tim kesehatan hewan memeriksa satu persatu hewan kurban yang telah disembelih. (Tribunlampung.co.id/tin/sai)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved