Berita Terkini Nasional

Bripka Nasrul Bantu Warga Daerah Perbatasan RI-Timor Leste, Sumbang Gaji untuk Buka Lahan Tidur

Mentari belum beranjak sempurna saat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Nasrul Ikhwan Ninong sudah berada di kebun tomat di Desa Maneikun, Belu, NTT.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
KEBUN TOMAT - Bripka Nasrul Ikhwan Ninong, anggota Polek Lasiolat saat berada di kebun tomat milik salah satu warga di Desa Meneikun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (20/6) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mentari belum beranjak sempurna saat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Nasrul Ikhwan Ninong sudah berada di kebun tomat di Desa Maneikun, Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sambil menenteng sebilah parang dan peralatan pencabut rumput, Nasrul dengan cekatan membersihkan tanaman pengganggu yang melekat di daun pohon tomat.

Pagi itu, Nasrul sedang lepas piket dan tidak ada kegiatan di kantornya di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Lasiolat.

Mengenakan baju kaus oblong berwarna merah campur hitam bergaris putih dan celana kain cokelat tua, serta sandal jepit berwarna hitam, Nasrul berada di kebun tomat milik seorang warga di Desa Maneikun bernama Matias Moruk.

Nasrul datang lebih awal dari pemilik lahan, usai melaksanakan salat Subuh di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Rumput yang mulai tumbuh subur di dekat tomat, dicabut menggunakan peralatan yang dibawanya.

Satu jam kemudian, Matias Moruk tiba.

Keduanya bersama-sama membersihkan lahan seluas setengah hektar itu dari tanaman pengganggu, termasuk pemberian pupuk agar tomat bisa tumbuh lebih subur.

Aktivitas keduanya berlangsung hingga pukul 11.00 Wita.

Nasrul dan Matias lalu kembali ke rumah masing-masing.

Setelah beristirahat di rumah, Nasrul mulai menghidupkan sepeda motor N-Max warna hitam dan kembali lagi ke rumah Matias pukul 15.00 Wita.

Keduanya lalu berjalan kaki menuju ke kebun yang sama untuk beraktivitas hingga pukul 17.30 Wita.

Nasrul yang kini menjabat sebagai Kepala Unit Samapta Polsek Lasiolat jadi inspirasi bagi warga, khususnya petani ladang untuk menambah penghasilan bagi keluarga.

Nasrul memanfaatkan peluang pertanian di wilayah Desa Maneikun. Di luar tanggung jawab sebagai anggota Polri, Bripka Nasrul juga menjadi petani.

Bersama warga petani di Desa Maneikun, ia memanfaatkan lahan tidur yang selama ini tidak dikelola.

Ia menanam sekitar 700 tanaman tomat lahurus yang merupakan khas daerah Lasiolat di lahan seluas setengah hektar sejak tahun 2022.

Tomat lahurus merupakan satu-satunya jenis tomat yang berukuran besar.

Tomat itu hanya bisa tumbuh di beberapa desa di Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu.

Saat itu, dia memperoleh bibit tomat dari warga lainnya yang sebelumnya sudah berhasil mengembangkan tomat lahurus.

Sebab, tidak mudah mendapatkan bibit itu lantaran tidak dijual di toko.

"Sangat motivasi buat saya untuk menunjukkan kepada masyarakat petani di Kecamatan Lasiolat. Apalagi potensi di sini banyak lahan kosong, sehingga bagaimana caranya kita memanfaatkan lahan yang ada itu untuk bercocok tanam," kata Nasrul kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Sebagai polisi, dirinya ingin menunjukkan bahwa daerah perbatasan itu potensial untuk lahan pertanian.

Karena itu, ia ikut memanfaatkan lahan tidur untuk menanam tomat.

"Seperti saat ini saya bersama Bapak Matias Moruk memanfaatkan lahan kosong yang ada dengan bercocok tanam tomat lahurus," terang Nasrul.

Untuk membuka lahan, dia lalu berupaya menyewa traktor.

Dananya diambil dari gajinya sebagai polisi.

Tak hanya itu, sebagian gajinya juga dipakai untuk membeli pupuk dan peralatan pendukung lainnya.

Pada tahap awal tahun 2022 lalu, dia bersama Matias Moruk berhasil panen dan dijual ke sejumlah warga di kabupaten tetangga hingga Kota Kupang.

Keuntungan yang diperoleh saat ini berkisar Rp 12 juta.

Uang hasil penjualan itu diberikan sepenuhnya kepada Matias Moruk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, termasuk membiayai pendidikan anak-anak Matias.

Usaha tomat Matias terus berjalan dengan baik hingga saat ini dan terus dipantau oleh Nasrul.

Setelah berhasil membantu Matias Moruk, tahun 2023 ia berpindah ke Desa Fatulotu dan membantu warga bernama Dani Neno.

Dia dan Dani menanam tomat di lahan seluas dua hektar sebanyak 1.400 batang bibit.

Lagi-lagi Nasrul menyisihkan gajinya untuk membeli bibit, pupuk, dan sewa traktor.

"Intinya saya hanya bantu perekonomian warga dan biaya anak sekolah warga tersebut," ungkap Nasrul.

Kerja tulus Nasrul bukan tanpa dasar, pasalnya dia lahir dari rahim petani. Kedua orangtuanya di Kabupaten Ngada adalah petani tulen.

Sehingga dia ingin petani di wilayah kerjanya bisa hidup sejahtera dengan memanfaatkan lahan kosong.

Hingga saat ini, Nasrul masih tetap turun ke kebun warganya dan tidak sekadar memotivasi, tapi juga ikut bekerja. (kompas.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved