Univeristas Lampung
Bahas Investasi Lampung, Unila Gelar Seminar dengan Menghadirkan 6 Narasumber Terbaik di Stabek 8
Seminar bertemakan "Peningkatan Investasi dan Kemitraan Strategis untuk Mendukung Indonesia Emas 2045" itu berlangsung di Hotel Grand Mercure Lampung.
Penulis: Agustina Suryati | Editor: Endra Zulkarnain
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Teknologi, Akuntansi, Bisnis, Ekonomi, dan Komunitas 8 (Stabek 8), Kamis (18/7/2024).
Seminar bertemakan "Peningkatan Investasi dan Kemitraan Strategis untuk Mendukung Indonesia Emas 2045" itu berlangsung di Hotel Grand Mercure Lampung.
Rektor III Universitas Lampung, Anna Gustina Zainal yang mewakili Rektor Universitas Lampung Lusmeilia Afriani membuka rangkaian acara dan pemberian cinderamata secara simbolik kepada para narasumber.
Seminar yang membahas isu-isu terkait investasi di Lampung ini menghadirkan para narasumber ternama.
Diantaranya, Staf Khusus Kementrian Investasi Republik Indonesia (RI) Arnanto Nurprabowo, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Junanto Herdiawan.
Lalu Sekawan Chandra Group Alesius Bunawan, Director of Corporate Affair PT Great Giant Food (GGF) Welly
Soegiono, dan Akademisi FEB Unila, Ambya.
Seminar Stabek 8 ini tidak hanya diisi dengan kegiatan seminar melainkan juga presentase hasil penelitian dan pengabdian terkait isu mengenai investasi Lampung.
Dengan Partisipan dari berbagai Perguruan tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 30 Kampus dari berbagai provinsi, dan dengan jumlah presenter sebanyak 142 orang, baik online maupun offline.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Nairobi, mengatakan Seminar Nasional Stabek ini telah terselenggara sebanyak 8 kali dan sudah menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh FEB UNILA.
“Tema tersebut dipilih karena saat ini Indonesia sedang menjadi pusat perhatian di level asia bahkan dunia, dibuktikan dengan banyak event event international sangat banyak diselenggarakan di Indonesia,” katanya.
Menurutnya investasi adalah mesin penggerak utama ekonomi.
Dengan adanya investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, kita dapat meningkatkan kapasitas produksi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi.
Rektor III Universitas Lampung, Anna Gustina Zainal yang mewakili Rektor Universitas Lampung Lusmeilia Afriani
dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 menjadi negara maju yang berdaya saing tinggi, peningkatan investasi dan pembentukan kemitraan strategis menjadi komponen kunci yang tidak bisa diabaikan.
Menurutnya, investasi adalah mesin penggerak utama ekonomi.
“Dengan adanya investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, kita dapat meningkatkan kapasitas produksi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong inovasi,” katanya.
Selain upaya yang telah dilakukan Pemerintah iklim investasi yang kondusif, kemitraan strategis juga menjadi sinergi yang penting antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
“Kemitraan ini memungkinkan berbagai pihak untuk saling melengkapi dan memperkuat, sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal,” katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, sambungnya, Unila terus berusaha menjadi aktor penting dalam penciptaan ruang diskusi isu-isu aktual yang menaungi akademisi, aktor pembangunan, ahli hingga pemerintah pusat dan daerah agar tercipta suatu harmonisasi guna mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Dijelaskannya, tema yang kali ini diusung untuk mengindetifikasi isu-isu terkini sekaligus memberikan sumbangsih pemikiran dan berbagi pengalaman.
Harapannya bisa menjadi masukan/input bagi pemerintah dan menjadi best-practice bagi dunia usaha/industri dan universitas.
Anna berharap semoga para peserta seminar dapat antusias dalam mengikuti seminar nasional yang diadakan hari ini dan mendapatkan banyak pembelajaran dan manfaat dari para narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya.
Selama rangkaian diskusi berlangsung, masing-masing narasumber memaparkan materinya.
Arnanto Nurprabowo menyampaikan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen dan dapat dipertahankan pada tahun 2023 yang tumbuh sebesar 5,05 persen.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 tercatat 5,11 persen yoy.
Di ASEAN sendiri, Indonesia menempati posisi tiga besar setelah Singapura dan Thailand.
Kemudian Fahrizal Darminto menyampaikan isu strategis dan tantangan pembangunan Lampung serta arah kebijakan peningkatan investasi Lampung.
Dipaparkan perekonomian Provinsi Lampung triwulan 1-2024 tumbuh sebesar 3,30 persen, melemah dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,94 persen (y-on-y).
“Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 14,23 persen,” jelasnya.
Dipaparkan juga realisasi investasi Provinsi Lampung mencapai 99 persen dari target yang ditetapkan.
“Dengan investasi yang masuk tersebut menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 19.088 pekerja,” jelasnya.
Selanjutnya Junanto Herdiawan menyampaikan bahwa persaingan negara kini cenderung meningkat.
Lampung menjadi salah satu Provinsi yang selalu tinggi di atas nasional perekonomiannya.
Menurutnya hal tersebut menunjukan kuatnya ekonomi Lampung.
“Kita beruntung masih punya 9 juta lebih penduduk yang konsumtif,” katanya.
Sementara itu Alesius Bunawan membagikan pengalamannya yang sangat menginsiprasi generasi muda untuk memulai usaha supermarket dari nol hingga memiliki banyak cabang di Lampung.
Alesius tak lupa berpesan pada para peserta terutama pada para generasi muda agar selalu jujur saat menjadi pengusaha.
“Saya yakin apa yang telah saya lakukan pasti adek-adek bisa. Kalian yang ingin belajar silahkan datang maka saya bersedia mengajari,” ujarnya.
Berikutnya, Welly Soegiono, menyampaikan terkait masalah bagaimana kolaborasi BUMN dengan swasta.
Dikatakan dalam perkembangan bisnis saat ini muncul dilema antara perkembangan bisnis harus ikuti aturan penerintah atau aturan itu yang mengikuti perkembangan bisnis.
Dikatakan sikap tidak mau keluar dari zona nyaman menjadi hambatan terbesar masyarakat masa kini begitupun yang dialami pada generasi Z.
Lalu Ambya sebagai akademisi menyampaikan untuk menuju sukses dalam pertumbuhan ekonomi daerah, diharapkan upaya semacam mempercepat kemampuan talenta mutu pendidikan tinggi (tingkat literasi, dan kelulusan) kurikulum berbasis kebutuhan dunia kerja.
Juga perbaikan transportasi dan logistik di wilayah, berdasarkan tanggung jawab m Pemerintah, memilih dan mengundang teknologi transversal yang sesuai.
Selain itu juga untuk kembali ke prinsip dasar "gotong royong" dalam Industrialisasi, serta kebijakan Pemerintah yang visioner dan sinergi dengan kebijakan nasional dan internasional.
“Kita harus membuat gerakan-gerakan tapi tidak melanggar aturan,” tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/Agustina Suryati)
Unila Dapatkan Certificate of Compliance dan Penghargaan Trees Rating UI GreenMetric |
![]() |
---|
LPPM Unila Gelar Serdos Pembimbing Lapangan KKN-MBKM Periode I 2025 |
![]() |
---|
Problematika Kesalahan Siswa dalam Menulis Huruf Kapital |
![]() |
---|
Dies Natalis Unila ke-59, Pj Gubernur Samsudin Ajak Unila Lakukan Terobosan untuk Kota Baru Lampung |
![]() |
---|
1.237 Mahasiswa Unila Diwisuda Periode VI Tahun 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.