Lifestyle
Photobox Kumpulkan Memori dalam Bentuk Fisik
Photobox bisa mengabadikan foto secara otomatis dengan menggunakan kamera digital.
Penulis: Fenty Novianti | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Photobox merupakan terobosan baru di dunia fotografi.
Para pengguna dapat mengabadikan momen bersama keluarga, teman dan juga pasangan.
Photobox bisa mengabadikan foto secara otomatis dengan menggunakan kamera digital.
Dengan photobox para pengguna bisa mengekspresikannya tanpa malu dilihat oleh orang lain.
Umumnya photobox berbentuk seperti studio mini biasanya berada di beberapa coffee shop.
Photobox ini berbentuk kotak layaknya studio mini yang di dalamnya dilengkapi dengan kamera flash berkualitas tinggi.
Juga terdapat layar kecil yang berfungsi menampilkan wajah untuk mengontrol saat pengambilan foto, dan memilah bingkai dan filter foto sesuai dengan selera.
Uniknya, tak perlu menunggu lama untuk dicetak.
Photobox akan mencetak foto secara otomatis. Jadi, begitu keluar dari studio mini tersebut bisa mendapatkan foto cetak yang sudah diedit sesuai dengan pemilihan frame dan filter yang diinginkan.
Karenina Amanda Putri atau kerap disapa Nina ini membagikan pengalamannya mencoba tren photobox yang kian menjamur di Bandar Lampung.
“Aku personally suka mengumpulkan memori tapi yang dalam bentuk fisik ya. Aku punya banyak banget kumpulan photobox dengan orang yang berbeda di tempat yang berbeda juga bukan cuma di Lampung, tapi aku juga suka photobox ketika aku lagi jalan-jalan keluar kota. Jadi photo box bagi aku ibaratnya kayak ‘check point’ aku, aku lagi dimana, dengan siapa,” tutur Karenina Amanda Putri saat ditemui Tribun Lampung pada Senin (15/07/2024).
Sementara, gadis berusia 24 tahun itu berpendapat tentang fenomena photobox yang begitu menjamur di Generasi Z. Baginya, tak ada masalah jika kini tren photobox untuk mengabadikan momen atau hanya sekadar takut ketinggalan alias FOMO (Fear of Missing Out).
“Aku sih ga pernah merasa risih ya dengan hal tersebut, bahkan aku membanggakan hal tersebut sebagai gen z behavior aja yang suka foto, collect memories post di IG dan kita memang appreciate every moments aja dengan orang terdekat kita,” sambung Nina.
Tak hanya di satu tempat saja, Nina mengaku kerap mencoba photobox yang tersedia di beberapa coffee shop. Namun, ada satu tempat yang masih menjadi favoritnya hingga kini.
“Aku biasanya photbox tuh random sih, kalau di Lampung aku udah pernah di Slay The Box, Blurred dan Photomatics di beda-beda cafe tentunya. Tapi dari semua yang aku coba sih aku paling suka hasilnya Slay The Box yang di Café Moore, Antasari,” ucapnya.
Awal mula tren photobox di Lampung tak serta merta langsung muncul begitu saja.
Kehadirannya ini juga terinspirasi dari banyaknya photobox yang menjamur khususnya di wilayah Jakarta dan Bandung.
“Awal aku coba sih di Jakarta ya, aku inget banget pertama kali coba di Photomatics M Bloc, waktu itu sih pilihan framenya masih sedikit ya dan belum bisa retake. Tapi justru itu yang bikin lucu, jadi momen yang didapatkan tuh lebih authentic dan real aja. Frame yang aku pilih pun waktu itu bertuliskan M Bloc jadi sebagai mark aja kalau aku pernah ke M Bloc bareng si Teman ku itu,” ungkapnya.
Menariknya, Nina bahkan sering melakukan photobox baik itu sendirian, keluarga, kekasih, juga dengan PDKT-annya. Pasalnya, ia enggan kehilangan momen berharga dengan orang terdekatnya saat itu.
“Semua jujur udah pernah aku coba ya, sendiri, sama keluarga, teman, pacar bahkan sama pdkt pun pernah hahaha. Aku merasa kalau photo box tuh ga melulu harus sama temen atau pacar bisa sama orang yang baru kamu temuin di hari itu juga it’s okay menurutku,” jelas wanita lulusan sarjana Ilmu Komunikasi ini.
Biasanya harga photobox ini harganya Rp 25 ribu per strip foto. Menurut Nina, harga tersebut cukup worth it.
“Dengan harga yang gak sampai 50 ribu per dua strip ya menurut aku worth it karena aku pun pasti cuma simpan satu strip aja. Untuk ambil foto aku sih gak lebih dari dua kali ya tergantung juga dengan siapa aku pergi, tapi sejauh ini aku paling banyak koleksi cuma dua strip aja per sesi fotonya dengan berapapun jumlah temannya,” beber dia.
Nina pun memberikan tips untuk para Tribunners yang ingin memilih gaya dan frame jika ingin mencoba tren photobox.
Biasanya Nina mencoba gaya dengan ekspresi wajah yang lucu. Selain itu, ia juga memilih frame yang sederhana.
“Sebenernya aku lebih suka bingkai yang lucu sih apalagi kalau lagi fotonya cuma berdua ya. Tapi kalau lagi sama temenku let’s say lebih dari empat aku lebih prefer yang simple aja dengan alasan aku takut mukanya kepotong frame lucu itu sih, karena sempat beberapa kali kejadian mukanya ke potong frame lucu (bulat, love). Dan aku juga suka kalau ada frame baru, aku bakal mastiin kalau aku punya photo box dengan frame yang berbeda,” tukas Nina.
“Jujur kalau untuk gaya sih engga ada ya, aku random aja paling lebih main ke ekspresi wajah aja yang lucu gitu,” jelasnya lagi.
Terakhir, sebagai Muli Bandar Lampung 2022, dirinya berujar akan mempengaruhi para followersnya di Instagram untuk mengikuti tren photobox ini di Lampung. Apalagi jika ada frame yang baru dan menarik, pastinya langsung ia coba.
(Tribunlampung.co.id/Fenty Novianti)
Puncak Gaming Tempat Bermain Games yang Seru dan Kekinian di Bandar Lampung |
![]() |
---|
Antisipasi Kecanduan Main Game, Dinas PPPA Minta Pengawasan Orangtua dan Guru |
![]() |
---|
Anak Muda Bandar Lampung Senang Main Game Roblox: Banyak Tema yang Dipilih |
![]() |
---|
Tarisa Alfa Aquela Sebut Bermain Game Roblox Seru dan Menyenangkan |
![]() |
---|
Pengamat Ekonomi Sebut QRIS Bagian dari Transformasi Digital |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.