Berita Terkini Nasional
Pengacara Rudiana Keceplosan Sebut Vina Cirebon Kecelakaan, Ngaku Punya Bukti
Kuasa Hukum Iptu Rudiana sempat keceplosan menyebut jika Vina Cirebon dan Eky kecelakaan, saat berbicara terkait bukti chat HP.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Kuasa Hukum Iptu Rudiana sempat keceplosan menyebut jika Vina Cirebon dan Eky kecelakaan, saat berbicara terkait bukti chat HP.
Namun, begitu sadar salah ucap, pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni langsung meralat ucapannya.
Kasus kematian Vina Cirebon dan Eky hingga kini memang masih menjadi perdebatan antara pembunuhan atau kecelakaan, meski sudah ada putusan pengadilan.
Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya disebut menjadi korban penganiayaan geng motor.
Pengacara Iptu Rudiana Pitra Romadoni keceplosan saat bicara soal ekstraksi chat di HP Vina.
Pitra keceplosan menyebut kalau Vina dan Eky tewas karena kecelakaan.
Namun Pitra pun buru-buru mengklarifikasi pernyataannya itu.
Pitra Romadoni meragukan keaslian isi chat yang diekstraksi dari HP Vina.
Bahkan ia mengaku punya chat utuh dari hasil ekstraksi tersebut.
Sebab isi chat dari ekstraksi HP Vina itu sudah ada dalam berkas tahun 2017 lalu.
"Saya punya lengkap datanya, bukan hanya sepotong-sepotong."
"Kalau mereka mau fair tampilnya semuanya, jangan hanya satu lembar," kata Pitra Romadoni dikutip dari Cumicumi, Kamis (15/8/2024).
Namun Pitra Romadoni masih enggan membeberkan isi chat tersebut.
Ia berdalih bahwa ada percakapan intim di dalam chat tersebut.
"Kalau saya bongkar nanti mempermalukan salah satu pihak yang punya chatingan itu," kata Pitra.
Kemudian Pitra juga menyoroti soal waktu yang terdapat dalam isi chat.
"Kalau berdasarkan hasil otopsi, keterangan itu pukul 01.00 WIB diotopsi," kata Pitra Romadoni.
Pitra Romadoni pun keceplosan saat menjelaskan waktu penemuan Vina dan jasad Eky di flyover Talun.
Ia tak sengaja menyebut kalau Vina dan Eky malam itu kecelakaan dan jatuh.
"Karena dia itu pada waktu kecelakaan, apa namanya, bukan, pada waktu jatuh itu, yang tergeletak itu, dia itu masih kejang-kejang si Vina nya, si Eky sudah meninggal, dan itu pukul 22.00 WIB," kata Pitra.
Sementara itu menurut Pitra, berdasarkan waktu chatting, pukul 22.14 WIB Vina masih mengirim pesan.
"Pertanyaannya, yang chating ini siapa? apakah pelaku? karena ini kan pembunuhan berencana," ujarnya.
Pitra juga mengaku curiga kalau isi chat dari hasil ekstraksi itu merupakan rekayasa.
"Ekstraksi yang dimunculkan mereka, saya juga meragukan itu, karena bukti digital forensiknya mana? Saya juga sudah tanya Roy Suryo," kata dia.
Sementara itu, menanggapi isi chat tersebut, Pakar Telematika Roy Suryo mengatakan kecil kemungkinan kalau ekstraksi itu merupakan rekayasa.
"Tidak mudah untuk melakukan rekayasa chat," tandasnya.
Pitra ditagih teman Eky
Sebelumnya, Pitra Romadoni kekeuh mengatakan kalau anak kliennya tewas karena dibunuh.
"Ini motornya yang katanya kecelakaan, gak ada rusak. Ini helmnya gak rusak, masih ada kacanya."
" Jadi masuk akal gak dia nabrak tiang trotoar tapi dia gak kenapa-kenapa," kata Pitra dikutip dari Kompas TV.
Menurutnya dengan melihat kondisi motor dan helm, maka seharusnya Eky dan Vina hanya mengalami luka lecet saja.
"Makanya saya tantang kalau ada yang bisa buktikan itu kecelakaan, saya kasih Rp 12 juta."
" Sampai sekarang gak ada yang bisa buktikan," kata Pitra Romadoni.
Teman Eky, Fransiskus Marbun menjawab tantangan Pitra Romadoni yang akan memberikan uang Rp 12 juta jika bisa membuktikan itu kecelakaan.
Menurut Fransiskus, jika Pitra serius ingin memberikan uang, lebih baik digunakan untuk mengganti helmnya.
"Gini aja deh bang Pitra, jangan jauh-jauh membuktikan kecelakaan, saya jadi pemilik helm aja kalau emang abang mau berniat ngasih Rp 12 juta, saya mau minta itu bang," kata Fransiskus Marbun.
Sebab menurut dia, helm miliknya itu sudah jelas-jelas hancur, dan hanya bisa terjadi jika kecelakaan parah.
"Kalau emang abang baik untuk mengganti helm bang, sebagai pengacaranya Pak Rudiana," kata Fransiskus lagi.
Bukti Chat di HP Vina
Sebagai informasi, chat di HP Vina ini dikuak oleh Edwin Partogi beberapa waktu lalu.
Ia menyatakan jika keterangan Widi dan Mega didukung oleh fakta dalam chat tersebut.
Di mana sebelumnya, Widi dan Mega sempat bercerita tentang detik-detik Vina dan Eky ditemukan tewas dalam YouTube Diskursus Net.
Dua wanita asal Cirebon itu rupanya adalah orang terakhir yang berkomunikasi dengan Vina.
Sebab di tanggal 27 Agustus 2016 itu, Mega dan Widi sempat menjemput Vina di rumahnya di Desa Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
"Sabtu jam 12.30 kurang, si Mega ada di rumah saya karena menginap. Vina menghubungi saya lewat BBM 'jemput sih'," kata Widi.
Setelah diminta menjemput, Widi dan Mega akhirnya menjemput Vina dan kembali ke rumah Widi sekira pukul 14.15.
Selanjutnya pada pukul 15.30 WIB, Mega mengantar Vina ke kontrakan kakaknya, Marliyana.
Hal tersebut dilakukan Mega karena Vina memaksa minta diantar ke kontrakan kakaknya.
Sekira jam 17.00 WIB, Mega yang hendak kembali ke rumah Widi bersama Vina pun mendadak berhenti di pinggir jalan.
Saat itu motor Mega dicegat oleh Eky yang memberikan kode agar Vina mau mengobrol dengannya.
"Sampai By Pass Vina nepuk aku, 'mak berhenti, itu ada Eky'. Di sekitaran Mie Gacoan sekarang mah, dipalang sama Eky. (Vina) turun. Mereka ngobrol agak lama, mereka debat," pungkas Mega.
Setelah itu, Vina memutuskan untuk pergi ke rumah Widi bersama Eky, sementara Mega kembali ke rumah Widia seorang diri.
Singkat cerita, Vina pun minta izin ke Widi untuk pergi bersama Eky.
Saat itu Widi berpesan agar kekasih Eky itu kembali ke rumahnya paling malam pukul 22.00 WIB.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Vina mengirim pesan singkat kepada Widi untuk mengajak sahabatnya tersebut untuk bermain.
Lalu sekitar pukul 22.05 WIB dan 22.15 WIB, Vina menelepon Widi.
Kala itu, Widi mengaku mendengar suara Vina tertawa.
"22.00 almarhum Vina SMS (tanya Widi) 'Kamu di mana, mau ikut main gak?'. Saya SMS 'enggak ah kamu aja, nanti saya dimarahin papa saya'. Lima menit kemudian Vina telepon, dia lagi di (antara) gerombolan ketawa haha gitu bilang lagi di Sumber," ungkap Widi.
"22.15 - 22.18 an (terakhir teleponan dengan Vina), (Vina) lagi ketawa-tawa aja, enggak minta tolong atau sedih lagi diapa-apain, dia lagi senang banget. Dia di pinggir jalan karena banyak (suara) motor mobil lewat," kata Widi.
Usai teleponan dengan Vina, Widi mengaku sempat ditelepon lagi oleh Vina sebanyak tiga kali, tapi tidak ia angkat karena kecewa.
Lalu pukul 22.30 WIB Mega SMS Vina untuk bertanya Vina mau pulang jam berapa tapi tak direspon.
Kala itu Mega dan Widi mengira Vina pulang ke rumahnya karena tak ada kabar.
Hingga keesokan harinya, Mega dan Widi syok mendengar kabar Vina ditemukan tak bernyawa di Jembatan Talun.
"Sebenarnya bukti itu sudah lama saya punya. Kemudian saya teringat karena ada pernyataan pengamat ahli yang mengatakan bahwa handphone dari Vina Eky harusnya diekstraksi atau dibuka kemudian saya teringat bahwa saya punya bukti itu. Ketika saya baca-baca hal yang pertama menarik buat saya adalah diangka 58 di kolom tersebut ada kata Widi," ucap Edwin Partogi.
Sehingga Edwin berani menyimpulkan jika keterangan Widi maupun Mega didukung oleh bukti ini.
Sekalipun bukti percakapan atau pesan singkat antara Vina dan dua sahabatnya ini tak pernah dihadirkan dalam persidangan.
"Sehingga saya berkesimpulan keterangan Widi dan Mega itu tidak berdiri sendiri, didukung oleh keterangan fakta adanya bukti percakapan itu. Dan yang paling mengesankan bukti percakapan ini sebagaimana juga keterangan Mega dan Widi adalah percakapan antara Vina kepada Widi kita bisa rujuk di angka 55," imbuh Edwin Partogi.
"Di situ kita bisa lihat bersama itu kalau di Indonesia karena waktunya waktu dunia, kalau dikonversi ke WIB itu 7 jam, itu pukulnya dalah jam 22 di menit ke 14 di detik ke 10, di situ ada sms dari Vina kepada Widi yang mengajak untuk keluar untuk jalan-jalan, untuk dijemput kalau mau. Itu menjelaskan dengan terang pukul 22.14.10 detik Vina masih hidup. Ini berbeda jauh dengan putusan di tiga berkas perkara ini," jelasnya.
Semakin merinci, dalam diwawancara Kompas TV, tayang di Youtube Kompas TV, Minggu (11/8/2024), ekstraksi chat ponsel Vina diperlihatkan.
Salah satunya, SMS keluar dari ponsel Vina pukul 15.14 27 Agustus 2016 (UTC), atau setara 22.14 WIB, "mau gak mek? Ntar dijemput sama kita."
"Jadi dalam putusan tiga perkara (terpidana kasus Vina) ini, itu menyatakan peristiwa sudah terjadi atau dimulai pada 21.15."
"Motor Eky dan Vina itu diuber oleh motor lainnya, sampai kemudian dipukul di Flyover Talun pakai kayu, kemudian dibawa ke lahan kosong di belakang showroom, dianiaya dibunuh si Eky, diperkosa Vinanya, dibawa lagi ke Flyover Talun diletakkan seolah kecelakaan. Sementara pukul 22.15 Vina masih hidup," kata Edwin.
Edwin menjelaskan, kesesuaian bukti SMS dengan kesaksian Widi dan Mega di persidangan menandakan kesaksian itu benar adanya dan otentik.
"Di tanggal yang sama tanggal 27 Agustus 2016, di nomor 55 itu ada kalimat yang sama persis yang disampaikan oleh Widi dan Mega ketika bersaksi di sidang PK sakat Tatal."
"Bahwa di pukul 15 lewat 14 lewat 10 detik waktu UTC ya itu Vina mengirimkan pesan teks kepada Widi ngajak Widi keluar. Nah itu sesuai dengan apa yang disampaikan Mega dan Widi ketika di persidangan gitu," jelasnya.
Sementara Suroto mengklaim jika dirinya sebagai orang yang pertama kali menolong sejoli itu saat terkapar di Flyover Talun, 2016 silam.
Suroto menyebut wajah kedua korban penuh dengan lebam seperti habis disiksa.
"Muka itu udah lebam-lebam semua, darah semua," ucap Suroto dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Dedi Mulyadi, pada Sabtu (8/6/2024).
Suroto lalu mengaku kala itu heran, apabila benar Vina dan Eky korban kecelakan tunggal, mengapa luka di tubuhnya sangat parah.
"Muka semuanya lebam," ucap Suroto.
"Saya dulu aduh kecelakaan sampai separah ini,"
"Hidung itu berdarah, banyak lah, tangan juga patah, kaki juga patah,"
"Si Eky tangannya juga patah," imbuhnya.
( Tribunlampung.co.id / TribunnewsBogor.com )
Tampang 3 Pelaku Penculikan Bocah SD, Otaknya Ternyata Tante Korban |
![]() |
---|
Alasan Sebenarnya Presiden Prabowo 'Bebaskan' Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto |
![]() |
---|
Prabowo Subianto Kembali Pimpin Partai Gerindra, Sekjen Berganti Sugiono |
![]() |
---|
Polisi Tangkap 3 Pelaku Penculikan Siswa SD Swasta di Medan |
![]() |
---|
Kader PDIP 100 Persen Sepakat, Megawati Soekarnoputri Kembali Jadi Ketum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.