PON 2024
Atlet Senam Lampung Boyong 3 Medali Emas PON 2024, Tri Wahyuni Belajar Senam Sejak SD
Tri Wahyuni adalah seorang altet senam ritmik asal Lampung yang baru saja sukses menyabet tiga medali emas di ajang PON XXI Aceh-Medan 2024.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tri Wahyuni adalah seorang altet senam ritmik asal Lampung yang baru saja sukses menyabet tiga medali emas di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Medan 2024.
Namun ternyata, Tri butuh perjalanan panjang hingga akhirnya ia menjadi seorang atlet profesional yang bisa mengharumkan tanah kelahirannya, Sang Bumi Ruwa Jurai.
Tri bercerita kalau sudah mengenal senam ritmik sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Saat itu, guru olahraga di sekolahnya melihat potensi darinya yang memiliki kelincahan dan kelenturan badan yang berbeda dari teman-teman sekolahnya.
Hingga akhirnya gadis kelahiran 10 Agustus 2000 ini dikenalkan dengan olahraga kelenturan tubuh itu.
"Saya mulai kenal olahraga senam ritmik sejak usia 10 tahun. Awalnya guru olahraga menyuruh kami senam lantai terus split di tembok," ungkap Tri kepada Tribun Lampung, Sabtu (7/9/2024).
Kemudian saat memasuki kelas 5 SD, minat Tri terhadap senam ritmik semakin meningkat.
Apalagi, kata dia, saat itu sekolahnya kedatangan pelatih ritmik profesional yang menjadi pelatihnya hingga saat ini.
"Waktu kelas 5 SD, pelatih saya saat ini mendatangi sekolah-sekolah untuk mencari bibit atlet. Setelah dicek, ternyata saya diajak untuk ikut fokus latihan," kata dia.
Lalu pada tahun 2010, Tri mulai fokus mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) hingga menginjak usia 18 tahun.
Karir profesional Tri di dunia senam ritmik dimulai sejak menginjak usia 11 tahun dengan mengikuti kejuaraan nasional.
"Pertama ikut kejurnas tahun 2011, saya ikut Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional (POPNAS). Saat itu saya dapat medali perak kategori beregu. "Kalau sebelum PON ini, saya pernah ikut kualifikasi olimpic di Spanyol tahun 2023 kemarin," kata dia.
Sebelum menjadi peraih medali emas terbanyak dari cabor senam ritmik pada PON Aceh-Medan 2024, gadis yang merupakan warga Kaliawi, Bandar Lampung ini, ternyata sudah tiga kali mengikuti ajang kompetisi olahraga nasional empat tahunan tersebut.
Debut pertama Tri di PON berawal dari PON Jawa Barat tahun 2016 lalu.
Namun, kala itu ia gagal menorehkan prestasi lantaran terkendala cedera.
Tapi hal itu tak membuatnya menyerah.
Pada PON Papua tahun 2021, ia akhirnya mulai menorehkan prestasi dengan membawa masing-masing satu medali perak dan perunggu.
"Di PON Jawa Barat tidak dapat medali karena cedera. Baru dapat medali waktu PON Papua, waktu itu perak sama perunggu," kata dia.
Barulah pada PON Aceh-Medan 2024, alumni Sarjana Pendidikan Olahraga Universitas Lampung ini tak menyangka dapat meraih tiga medali emas sekaligus.
"Yang nomor (kategori) All Around itu kan pesaingnya banyak. Dari jawa barat, Jakarta, Jawa Timur, itu bagus semua," imbuhnya.
Namun, bagi Tri persiapan yang matang serta doa orang tua adalah modal utamanya dalam mengukir prestasi.
Kini, Tri bersama rekannya Sutjiati yang berhasil meraih satu medali emas PON dari cabang olahraga yang sama telah kembali ke Lampung.
Gadis yang bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas (PTHL) Dispora Provinsi Lampung ini pun disambut langsung oleh PJ Gubernur Samsudin dengan rasa bangga.
Bahkan atas torehan prestasinya, Tri dan sesama rekan atlet peraih medali emas PON dijanjikan dana apresiasi oleh Pemprov Lampung.
"Semoga ke depan atlet Lampung bisa lebih meraih prestasi maksimal lagi dan kepengurusan cabang olahraga baik senam ritmik maupun yang lain, bisa lebih baik lagi," imbuhnya.
Sementara ayah kandung Tri, Untung Budiyono, mengatakan Tri merupakan pekerja keras yang pantang menyerah.
Ia mengaku tak menyangka putri kesayangannya dapat meraih tiga medali emas sekaligus dalam PON Aceh-Medan 2024.
Bagi Untung, torehan prestasi putrinya merupakan hasil kerja keras yang sangat panjang dan penuh kesabaran.
Saking bahagianya, Untung tak bisa berkata-kata karena prestasi anak bungsunya itu.
"Saya enggak bisa ngomong. Yang ada cuma rasa senang luar biasa dan bangga. Anak saya bisa meraih tiga medali emas di PON kali ini," katanya.
Untung mengatakan, selama ini keluarga sangat mendukung, karena senam ritmik sudah digeluti putri bungsunya sejak kecil.
"Kami semua mendukung, Tri kan anak bungsu kami yang memiliki pilihan olahraga yang tidak umum seperti yang bisa dimainkan banyak orang. Senam ini kan sulit. Tapi dia bersikeras tetap di situ. Ya kami tetap mendukungnya," imbuhnya.
Menurutnya, Tri merupakan anak satu-satunya perempuan dari tiga bersaudara.
Keluarga Tri tinggal di Jl Agus Salim, Kaliawi, Bandar Lampung.
Kedua kakak Tri, Anton Widodo dan Gunawan telah menikah.
"Anak ini pekerja keras dan tidak mudah menyerah, meskipun kadang-kadang pulang latihan mengeluh capek dan badannya sakit semua, tapi besok pagi sudah kembali bersiap latihan di Gedung Idola," tutur Untung.
Meski telah menyabet tiga medali emas di PON XXI, Untung berharap anak bungsunya tak congkak dan sombong.
"Saya berharap Tri selalu menerapkan ilmu padi dalam kehidupannya. Kerja keras dan terus berusaha mencapai yang terbaik,” ungkapnya.
Dengan kemenangan tersebut, Tri dipastikan akan mendapat tali asih senilai Rp 900 juta, karena Pemprov Lampung menjanjikan Rp 300 juta setiap torehan medali emas.
"Saya belum memikirkan untuk apa (dana apresiasi), karena belum bicara dengan Tri. Ya tentu berharap bisa dipergunakan untuk hal yang baik dan benar. Tergantung Tri juga, kami hanya memberikan pandangan, yang terpenting sedekah itu yang utama," imbuhnya.
Untung juga menceritakan, putrinya merupakan anak yang sangat giat latihan, bahkan kerap pulang malam karena fokus menjalani latihan.
Namun di kala libur, Tri tak lupa menyempatkan waktu untuk sekadar mengobrol ataupun makan bersama keluarga.
"Kalau dia lagi libur ya layaknya keluarga biasa kami kadang mengobrol. Dia itu senengnya makan Soto Ayam. Kalau pulang latihan, keluhan biasanya hanya badannya capek gitu saja," tambahnya.
Karena sang bunda sudah tiada, maka bicara apapun Tri selalu dengan sang ayah, yang dipanggilnya dengan panggilan “papsky”.
Tak muluk-muluk, Untung berharap anak bungsunya bisa mengabdi kepada negara dengan menjadi PNS.
"Meski sudah memiliki teman lelaki, tapi tetap dibatasi agar sukses dulu baru memikirkan hal-hal tentang rumah tangga. Saya sih berharap dia bisa masuk PNS agar menjamin masa depannya," pungkas Untung. (tribunlampung.co.id/hurri agusto)
Ternyata Ini Rahasia Tim Tenis Meja Lampung Sabet 2 Emas di PON 2024 |
![]() |
---|
Sabet Perunggu PON 2024, Catur Beregu Putri Lampung Catat Sejarah |
![]() |
---|
Lampung Finis 10 Besar PON 2024, Jabar Hat-trick Juara Umum |
![]() |
---|
Tambah 2 Emas, Lampung Masih di 10 Besar Klasemen Sementara PON XXI |
![]() |
---|
Adel dan Nael Sumbang Emas PON dari Menembak dan Tenis Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.