Pilkada Jakarta

Rencana Pramono Anung Temui Anies Baswedan Sebelum Pilkada Jakarta 2024 Dimulai

Bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku sudah meminta waktu mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk bertemu.

Kompas.com
Foto ilustrasi, Pramono Anung. Bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku sudah meminta waktu mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk bertemu. Diketahui, Pramono Anung dan Rano Karno bersafari mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta. Pramono Anung dan Rano Karno berencana menemui Anies Baswedan sebelum perhelatan Pilkada Jakarta 2024. 

Sahrin berpendapat, PR tersebut harus dilanjutkan jika ingin menarik simpati pendukung Anies.

"Inilah komitmen untuk warga Jakarta yang diperlukan untuk dapat meraih simpati dari pendukung Anies," ucapnya.

Akan Banyak Suara Tidak Sah

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun memprediksi Pilkada Jakarta 2024 akan diwarnai dengan banyaknya warga yang memilih sebagai golongan putih atau golput dan tidak memberikan hak suaranya pada 27 November 2024.

Refly Harun mengatakan banyaknya golput tersebut imbas dari batalnya Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta untuk kedua kalinya.

Menurut Refly, warga Jakarta tidak akan memberikan suaranya di balik suara atau tetap hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) tetapi memutuskan untuk merusak kertas suara.

"Jadi kalau mereka datang ke bilik suara akan mereka coblos semua jadi suaranya tidak sah, atau golput agar tingkat partisipasi tidak tinggi rendah, mana yang dominan sepertinya masih berdiskusi," kata Refly Harun kepada Tribunnews.com, Selasa (3/9/2024).

Kata Refly Harun, seluruh pendukung Anies Baswedan di Jakarta, merasa kecewa dengan batalnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali maju dalam Pilkada.

Refly Harun menilai, penduduk Jakarta yang merupakan pendukung Anies tidak akan memilih tiga pasangan cagub-cawagub yang ada saat ini.

"Tidak mendukung tiga-tiganya jadi tidak mendukung calon independen apalagi KIM Plus termasuk juga PDIP."

"Jadi di antara pendukung Anies itu mereka mewacanakan untuk golput atau coblos semua, jadi antara golput atau coblos semua," kata Refly.

Atas hal tersebut, Refly meyakini, kertas suara di seluruh TPS di Jakarta akan lebih banyak suara  tidak sah ketimbang yang sah.

Pasalnya, kata dia, saat ini sebagian besar warga Jakarta sudah melek akan dinamika dan problem politik yang terjadi belakangan.

"Ya bisa jadi, bisa jadi (banyak suara tidak sah) karena sudah pada melek politik."

"Iya tidak memilih sama sekali atau kalau pun memilih dicoblos semua agar suaranya tidak sah," ucap Refly.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved