UMKM Lampung

Seruit Buk Lin Bandar Lampung Makin Nikmat Disajikan dengan Muput Lesung

Tak lengkap rasanya, jika berkunjung ke Lampung tidak mencoba kuliner legendarisnya yakni seruit.

Penulis: Fenty Novianti | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Fenty Novianti
Seruit Buk Lin Bandar Lampung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Tak lengkap rasanya, jika berkunjung ke Lampung tak mencoba kuliner legendarisnya yakni seruit.

Nama seruit berasal dari kata “nyeruit” yang artinya dilakukan secara bersama-sama. 

Hal ini menggambarkan masyarakat Lampung yang memiliki nilai kebersamaan tinggi. 

Salah satunya yang paling populer adalah Seruit Buk Lin yang mempunyai dua cabang restoran.

Pertama, di Jalan Ir H Juanda No.8 Pahoman, Enggal, Bandar Lampung. Dan cabang yang kedua bertempat di Jalan Ryacudu, Kelurahan Harapan Jaya, Sukarame, Bandar Lampung

Sesuai dengan namanya, Seruit Buk Lin menyajikan sambal seruit khas Lampung.

Seperti membuat sambal lainnya, seruit berbahan dasar cabai dan terasi.

Yang menjadi pembeda adalah sambal ini memakai tomat kecil alias rampai yang menjadi cita rasa dalam sambal seruit. 

Seruit biasa disajikan dalam cobek besar dan dipadukan dengan garam dan jeruk limau dan tempoyak (durian yang difermentasi).

Sambal ini pas jika dicampur dengan berbagai olahan ikan, seperti pindang, pepes, ikan goreng dan bakar. 

Di balik larisnya restoran ini, pemilik Seruit Buk Lin Ellynawati AS  menceritakan perjalanan bisnisnya di bidang kuliner. 

Wanita yang kerap disapa Lina itu sempat mengalami lika-liku hingga akhirnya memiliki restoran yang besar dan terkenal seperti saat ini. 

“Saya mulai nyemplung di bidang kuliner dari tahun 2000. Saat itu fokus kuliner cuma gak fokus di seruit. Pertama kali saya dagangnya prasmanan, terus tutup. Lalu saya buka katering, habis buka katering buka lagi rumah makan dengan nama Kenanga,” ujar Lina saat ditemui Tribun Lampung, Selasa, (03/09/2024).

Selain kuliner, ia juga sembari menjalani bisnis pakaian.

Sayangnya, akibat dari pandemi Covid-19 kala itu, Lina memutuskan untuk vakum.

“Terus tutup lagi karena saya sambil buka butik, setelah itu saya buka lagi restoran dengan nama Pondok Indah. Sekalian buka butik juga, terima katering juga. Akhirnya tutup lagi pas kita kemarin covid, dua tahun kita vakum,” ungkapnya.

Setelah vakum, Lina beranjak dengan membangun bisnis kuliner makanan khas Lampung.

Tentu ingin berbeda dari lainnya, Seruit Buk Lin menampilkan cara penyajian yang berbeda yakni dengan muput lesung atau tradisi khas dengan cara menggambungkan bahan-bahan makanan pada satu lumpang.

Seperti nasi, sambal seruit, lalapan, serta lauk, lalu diaduk secara bersamaan.

“Terus kita buka seruit Lampung, akhirnya kita pake nama seruit. Di sini, sebenarnya makanan dengan menu yang kita jual sama. Hanya pada sambelnya yang berbeda sama penyajiannya aja yang beda,” imbuhnya.

(Tribunlampung.co.id/Fenty Novianti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved