Berita Lampung

Pasar Pasir Gintung Sepi Pembeli, Disdag Imbau Pedagang Sabar

Dinas Perdagangan (Disdag) Pemkot Bandar Lampung meminta agar pedagang di dalam Pasar Pasir Gintung bisa bersabar imbas sepinya pembeli.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Suasana Pasar Pasir Gintung. Pasca dioperasikan pada 26 Agustus 2024, pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung mulai mengeluh karena sepinya pembeli 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dinas Perdagangan (Disdag) Pemkot Bandar Lampung meminta agar pedagang di dalam Pasar Pasir Gintung bisa bersabar imbas sepinya pembeli.

Pasca dioperasikan pada 26 Agustus 2024, pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung mulai mengeluh karena sepinya pembeli yang masuk ke dalam.

Kepala Disdag Pemkot Bandar Lampung, Wilson Faishol mengatakan, saat ini masih merupakan masa transisi perpindahan pedagang ke dalam pasar.

“Ini kan masih masa transisi ya, harapan kita pedagang bisa bersabar untuk menjalani situasi dan lingkungan baru,” 

“Karena kan pembeli juga mesti harus menyesuaikan. Apalagi saat ini masih ada beberapa pedagang yang di luar,” ujarnya, Jumat (25/10/2024),

Kendati begitu, ia menegaskan ke pedagang yang masih berjualan di pinggir jalan atau ngemper bakal diberikan sanksi tegas.

“Ya kita akan memberikan sanksi secara tegas, akan kita angkut, mudah-mudahan segera kita lakukan,” 

“Kita juga akan melakukan sosialisasi, sebenarnya sosialisasi ini terus kita lakukan karena kan ada UPT kita di sana,” terusnya.

Dalam hal ini, ia juga mengaku pihaknya selalu berkoordinasi dengan Satpol PP setempat untuk melakukan penertiban.

Menurutnya, saat ini masih masa transisi untuk mengubah mindset para pedagang agar mau berjualan di dalam pasar.

“Karena di sini kita ingin merubah mindset pedagang yang sudah berpuluh tahun berdagang di pinggir jalan,” jelasnya.

“Kita harus pelan-pelan mengajak mereka. Kita sudah siapkan fasilitasnya, jadi pedagang juga harus sabar,” tandasnya.

Salah satu pedagang ikan di Pasar Pasir Gintung, Heri mengatakan, alasan dirinya kembali berjualan ngemper karena omzet yang turun.

“Tadinya kami ini jualan di lantai dua. Kami jualan selama dua minggu setelah diresmikan waktu itu,” 

“Tapi sepi di sana (di dalam pasar), jadi enggak betah dan omset penjualan juga mengalami penurunan,” sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved