UMKM Lampung

Batik Siger Lampung by Una, Lestarikan Tradisi dengan Berdayakan IRT dan Teman Tuli

Batik Siger Lampung by Una, usaha didirikan pada tahun 2008 oleh Laila Al Khusna. Dalam produksinya memberdayakan IRT dan teman tuli.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika
Proses produksi Batik Siger by Una. 

TRIBUNLANPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Provinsi Lampung bukan hanya terkenal akan keindahan alamnya, tetapi juga berkat UMKM lokal yang berfokus pada pelestarian budaya.

Salah satu contohnya adalah Batik Siger by Una, usaha yang didirikan pada tahun 2008 oleh Laila Al Khusna.

Berawal dari keinginan meneruskan warisan membatik orang tuanya di Solo, Jawa Tengah, Laila tidak hanya melestarikan tradisi membatik tetapi juga memberdayakan ibu rumah tangga dan penyandang disabilitas.

Setelah pindah ke Lampung pada 1982, Laila mendirikan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Siger sebagai langkah awal untuk berbagi keterampilan membatik.

Fokusnya adalah memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga, anak-anak putus sekolah, dan penyandang disabilitas.

Ia mendirikan lembaga pelatihan tersebut di Jalan Bayam No 38 Kemiling, Beringin Raya, Bandar Lampung.

“Niat awal kami adalah melanjutkan ilmu dari orang tua sebagai amal jariyah untuk mereka. Saat itu, peserta pertama kami hanya 20 orang, tapi yang benar-benar bertahan hanya lima orang."

"Kami pun berusaha mencari bantuan dari CSR dan dinas pendidikan agar bisa melibatkan lebih banyak peserta,” ungkap Laila Al Khusna, Selasa (12/11/2024).

Seiring waktu, LKP ini berhasil mencetak lebih dari 300 alumni yang kini tersebar di berbagai daerah di Lampung, seperti Kota Metro, Lampung Tengah, dan Tulangbawang. 

Banyak dari mereka yang sukses membuka usaha batik sendiri dan mendorong Laila untuk memproduksi batik agar mereka bisa terus berkarya.

“Artinya, kami tidak punya niatan untuk membuka usaha batik. Niat kami adalah mengajar membatik, jadi sharing ilmu kepada mereka. Tapi dari banyaknya permintaan para alumni tersebut untuk memproduksi batik supaya mereka bisa bekerja, akhirnya kami memproduksi batik tersebut,” tambah Laila.

Selain memberdayakan ibu rumah tangga, Batik Siger juga membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

Saat ini, sekitar 5 persen dari total karyawan adalah penyandang disabilitas, termasuk teman tuli.

“Kami ingin memberikan mereka kesempatan untuk mandiri. Salah satu yang paling membanggakan adalah Ira, seorang penyandang disabilitas yang pada 2017 memenangkan juara nasional untuk lomba batik. Ada juga Diar, yang menjadi model dalam ajang Indonesian Fashion Week tahun 2023,” ujar Laila.

Usaha ini mendapatkan sambutan hangat dari para pengrajin, termasuk Nursiah, seorang ibu rumah tangga yang sudah 13 tahun membatik di Batik Siger.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved