Berita Lampung
Minta Pembenahan, Pedagang Pasar Bekri Lampung Tengah Masih Buka Lapak di Pinggir Jalan
Pedagang Pasar Kecamatan Bekri meminta kebijakan pemerintah untuk merelokasi tata letak pasar.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Tengah - Pedagang Pasar Kecamatan Bekri meminta kebijakan pemerintah untuk merelokasi tata letak pasar.
Hal itu menyikapi kondisi Pasar Bekri yang sudah puluhan tahun berdiri, namun tidak memberikan ruang yang cukup baik untuk berniaga.
Jumangin, warga Kampung Sinar Banten mengatakan, sudah puluhan tahun masyarakat mengandalkan Pasar Bekri sebagai tempat berniaga.
Namun dia mengaku tidak ada pembenahan dan pedagang pun sampai sekarang masih berjualan di emperan toko dan pinggir jalan.
"Kondisi tersebut jelas menyusahkan pedagang karena terkena debu kendaraan yang berisiko merusak barang dagangan," katanya, Rabu (4/12).
Jumangin mengaku, kadang transaksi jual beli terganggu saat ada kendaraan besar yang melintas.
Kata dia, titik pasar yang paling ramai berlokasi di pertigaan jalan, dengan pedagang yang menggelar lapak di bahu jalan.
Dengan demikian banyak kendaraan yang terganggu, dan pemerintah kampung pun sempat memperingatkan sejumlah pedagang yang dinilai mengganggu jalan.
"Menurut saya sih kalau mengganggu jalan, semua pedagang saya rasa mengganggu. Tapi kondisi ini terjadi karena kebijakan pengelola pasarnya," katanya.
"Kalau mau relokasi, harusnya semua pedagang perlu mendapatkan relokasi dan mendapatkan tempat yang lebih baik sekalian," ujarnya.
Kondisi ini juga dialami April Tinawati, pedagang yang mengaku mendapat peringatan aparat kampung karena dagangannya dianggap mengganggu jalan.
April mengatakan peringatan itu terkait barang dagangannya yang dianggap menutup sebagian jalan dan hal itu membuatnya terancam dipindahkan.
Padahal, April mengaku dia sudah berdagang di Pasar Bekri dan menempati lokasi tersebut sudah 24 tahun.
"Kalau memang masalahnya lapak saya mengganggu jalan, seharusnya tidak cuma saya yang diusir karena hampir semua pedagang mengganggu jalan," katanya.
Pedagang lainnya, April mengharapkan ada rekokasi atau pembenahan tata ruang pasar agar tidak dianggap mengganggu.
Sebab, kata dia, para pedagang tidak bermaksud mengganggu aktivitas lalu lintas di wilayah tersebut.
Dia mengaku hanya di Pasar Bekri lah dirinya bisa mendapatkan tempat untuk berdagang dan mencari nafkah.
"Kalau di pasar lain sudah tidak dapat tempat, hanya di Pasar Bekri saya bisa mencari rejeki. Saya yakin pedagang lain juga merasakan hal yang sama," kata dia.
Sementara, Hariyadi, Kepala Kampung Sinar Banten mengatakan, peringatan agar memindahkan tempat dagang merupakan aspirasi masyarakat.
Menurutnya, upaya itu diambil karena dianggap meresahkan masyarakat karena mengganggu jalan.
"Dasarnya persetujuan masyarakat, sudah kita peringatkan berulang kali namun tidak diindahkan. Jadi memang sempat kita datangi untuk meyampaikan peringatan secara langsung," ujar Hariyadi.
Dia menambahkan, memang sejauh ini belum ada rencana relokasi dan memperbaiki tata kelola Pasar Bekri.
Sebab, ujarnya, Hariyadi belum menemukan tempat yang cocok untuk rencana tersebut.
Ditambah, Pasar Bekri sudah berdiri dan aktivitas jual beli disana sudah berlangsung sebelum dia lahir.
"Kalau aspirasi relokasi memang sudah lama kami terima, namun untuk realisasinya masih belum ada tindak lanjut, karena keterbatasan lokasi," tutupnya.(faj)
Elvira Umihanni Jabat Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung |
![]() |
---|
Respons Bupati Lampung Selatan soal Rencana 4 Desa Gabung Bandar Lampung |
![]() |
---|
Pemain Bhayangkara FC Bangun Chemistry Jelang Kontra Borneo FC |
![]() |
---|
Polda Lampung Ajak Warga Kibarkan Merah Putih Selama Sebulan |
![]() |
---|
Rakor Budaya Kemenko PMK dan Pemprov Lampung Bahas Penguatan Bahasa dan Adat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.