Wawancara Khusus

Akademisi Itera Arief Rahman: Benahi Aliran Sungai untuk Atasi Banjir

Di Bandar Lampung saja, terdapat 1.130 rumah terdampak banjir. Selain itu, banjir juga menyebabkan 3.973 warga ikut terkena dampaknya.

Tribunlampung.co.id/Wahyu Iskandar
Wawancara khusus Pemimpin Redaksi Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah bersama dosen teknik geomatik Itera Arief Rahman (kiri), Jumat (24/1/2025). 

Dengan naiknya volume penduduk, tentu sungai-sungai yang seharusnya mengalir dengan lancar justru terhambat dan mengakibatkan banjir. Jadi penyebab banjir di antaranya adanya hambatan aliran sungai. 

Lalu banyak sungai yang mestinya mengalir justru berubah haluan karena ada bangunan baru. Ketika kita tidak peduli dan concern terhadap sungai ini, dipastikan banjir akan terus terjadi.

Ada juga aliran sungai yang tidak nampak air ketika kemarau. Pada saat musim hujan, tempat yang mestinya jadi jalan air justru telah tersumbat sehingga banjir terjadi. Maka perlu membuka peta lama membenahi aliran sungai dari hulu ke hilir.

Di negara-negara besar, China misalnya, ada Sponge City. Itu dibangun untuk mengatasi banjir. Apakah bisa dilakukan di Indonesia?

Kita bisa coba untuk level tertentu. Karena untuk membuat konsep seperti itu tentu dibutuhkan anggaran yang sangat besar. Berbicara di China, mereka membongkar kota supaya natural dan membuat Sponge City, dan tidak berhenti di situ. 

Sebelum dibangun sebuah gedung, analisis dampak lalu penghitungan air diukur secara matang. Jadi China menerapkan kota penyerap air. 

Kita bisa saja. Tapi tentu masalah utama pembebasan lahan, kemauan masyarakatnya. Namun hal yang paling mudah dilakukan untuk mengatasi banjir ini investigasi sumber air, perbaiki alurnya, sehingga tidak terpisah ke mana-mana. Peran masyarakat diperlukan. Perawatan sungai harus lebih sering dilakukan. 

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved