Berita Terkini Nasional

Kematian Tragis Wanita Cantik di Ngawi, Jasad Dimutilasi lalu Dimasukkan Dalam Koper

Kematian tragis Uswatun Khasanah (29), warga Desa Bance, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, jasad dimutilasi lalu dimasukkan pelaku.

Kolase Tribunnews.com
Kematian tragis Uswatun Khasanah (29), warga Desa Bance, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, jasad dimutilasi lalu dimasukkan pelaku dalam koper. 

Tribunlampung.co.id, Blitar - Kematian tragis Uswatun Khasanah (29), warga Desa Bance, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, jasad dimutilasi lalu dimasukkan pelaku dalam koper.

Diketahui, warga Desa Dadapan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur digegerkan dengan penemuan jasad dalam koper diduga korban mutilasi, pada Kamis (23/1/2025). Korban diketahui bernama Uswatun Khasanah alias UK (30), ternyata warga Kabupaten Blitar, tepatnya asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Hingga kini, polisi masih memburu pelaku pembunuhan dan mutilasi yang jasadnya dimasukkan koper.

Ibu 2 anak itu tewas dan jasadnya ditemukan sudah dalam kondisi termutilasi di dalam koper yang dibuang di sebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) pagi lalu.

Korban diduga dihabisi nyawanya oleh pacarnya sendiri.

Sebagai informasi, kabarnya korban sempat menikah dan bercerai. Diketahui juga bahwa korban memiliki suami siri.

Adapun sebelum jadi korban pembunuhan dan mutilasi, korban rupanya memiliki rencana besar yang ingin dilakukannya.

Ayah tiri korban, Hendi Suprapto mengatakan bahwa Uswatun Khasanah memang sosok baik dan perhatian dengan keluarga.

Korban juga menjadi tulang punggung keluarga.

"Korban memang tulang punggung keluarga. Dia menghidupi dua anak dan neneknya," kata Hendi saat ditemui Surya.co.id, Minggu (26/1/2025). 

Diketahui bahwa korban adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ibu kandung dan ayah kandungnya bercerai.

Dari pernikahan tersebut, orang tua korban dikarunia dua anak perempuan yaitu Uswatun Khasanah dan Intan.

Ibu kandung korban kemudian menikah lagi dan tinggal di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar. Sedangkan ayah kandungnya tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Blitar.

Menurut Hendi, korban juga sering mampir ke rumah ibunya. Tiap pulang ke Blitar, korban selalu menyempatkan bertemu dengan ibunya. 

"Kadang dua kali sebulan ke sini. Tiap pulang ke Blitar, setelah ngurus anak dan keluarga di Slorok, ia menyempatkan ketemu ibunya," ungkapnya.

Korban juga bersikap baik terhadapnya, meskipun Hendi ayah tiri.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved