UIN Raden Intan Lampung

Raker 2025 UIN RIL: Bappenas Dorong Penguatan Kelembagaan PTKI Menuju Rekognisi Internasional

Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami PhD menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan PTKI.

Dokumentasi UIN RIL
RAKER - Raker UIN Raden Intan Lampung 2025 usung tema Pengembangan Kelembagaan Menuju Rekognisi Internasional, Rabu (19/2/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami PhD menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam menghadapi tantangan global dan menuju rekognisi internasional. 

Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) UIN Raden Intan Lampung 2025 yang bertema Pengembangan Kelembagaan Menuju Rekognisi Internasional, Rabu (19/02/2025).

 Acara ini berlangsung secara daring dengan jajaran pimpinan UIN RIL yang berkumpul di Ballroom kampus.

Amich Alhumami menyoroti visi besar Indonesia Emas 2045 yang berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.

Menurutnya, SDM yang kompetitif, berpengetahuan inovatif, serta menguasai teknologi menjadi faktor utama dalam membangun bangsa yang berdaya saing tinggi. “Tidak ada sebuah bangsa yang memiliki daya saing tinggi tanpa menyiapkan SDM yang unggul,” ujarnya.

Ia menjelaskan, PTKI harus mampu merespons tantangan modernisasi dan globalisasi yang semakin kompleks. Supremasi ilmu pengetahuan menjadi faktor utama dalam membangun kekuatan ekonomi, seperti yang telah dicontohkan oleh negara-negara maju.

“Sebagai bagian dari masyarakat muslim dunia, kita harus bisa menghadapi modernisasi dan globalisasi dengan memperkuat ilmu pengetahuan dan teknologi,” tambahnya.

Dalam konteks penguatan kelembagaan, Amich menekankan bahwa PTKI harus memenuhi ekspektasi masyarakat dengan menjalankan empat peran utama, yaitu sebagai agent of research, agent of education, agent of economic development, dan agent of culture, knowledge, and technology transfer. Keempat aspek ini menjadi indikator daya saing global sebuah institusi pendidikan tinggi.

Terkait visi Indonesia Emas 2045, ia menyebutkan beberapa tolok ukur yang harus dicapai, antara lain peningkatan pendapatan per kapita setara dengan negara maju, peningkatan daya saing, penurunan angka kemiskinan, serta penurunan emisi gas rumah kaca menuju zero emission.

Namun, ia juga menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi PTKI, terutama dalam hal belanja riset dan pengembangan ilmu pengetahuan yang masih lebih rendah dibandingkan negara-negara yang tergabung dalam Organisation of Islamic Cooperation (OIC).

“Tantangan pengembangan pendidikan tinggi mencakup optimalisasi riset dan pengembangan IPTEK, infrastruktur, serta membangun jaringan internasional,” tegasnya.

Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Indonesia. Dengan wilayah yang luas dan sumber daya yang besar, eksplorasi sains dan teknologi harus dilakukan secara maksimal.

“Kita harus memastikan bahwa PTKI dapat bertransformasi cepat menjadi institusi yang modern, kosmopolit, dan produktif,” ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, Bappenas mendukung penguatan infrastruktur pendidikan yang sejalan dengan visi dan bidang ilmu di lingkungan UIN Raden Intan Lampung

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved