Berita Terkini Nasional

Lagu Band Sukatani Asal Purbalingga Viral di Medsos, Kini Sudah Tidak Ada di Platform Streaming

Band punk new wave asal Purbalingga, Sukatani tengah jadi sorotan karena lagu berjudul "Bayar Bayar Bayar" dari album "Gelap Gempita" yang rilis 2023.

Editor: Teguh Prasetyo
Kolase Instagram / @sukatani.band
KLARIFIKASI BAND SUKATANI: (Kiri) Tangkap layar video personil Band Sukatani meminta maaf terkait lagu Bayar Bayar Bayar Polisi, pada Kamis (20/2/2025). (Kanan) Personel Band Sukatani Muhammad Syifa Al Lufti dengan nama panggung Alectroguy selaku gitaris, dan Novi Citra Indriyati nama panggung Twister Angel selaku vokalis. Beberapa hari terakhir ini jagat maya dihebohkan lagu milik Band Sukatani yang berjudul Bayar Bayar Bayar, lantaran 'menyenggol' institusi kepolisian. Bahkan, lagu Band Sukatani tersebut viral di berbagai platform media sosial. Namun, seusai video dan lagu Bayar Bayar Bayar itu viral, mendadak Band Sukatani yang diwakilkan 2 personelnya muncul ke publik dan membuat video klarifikasi serta permintaan maaf. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Band punk new wave asal Purbalingga, Sukatani tengah jadi sorotan karena lagu berjudul "Bayar Bayar Bayar" dari album "Gelap Gempita" yang dirilis 2023.

Belakangan, lagu ini viral di media sosial dan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Penyebabnya karena lirik "Bayar Bayar Bayar" menyinggung praktik pungutan liar oleh oknum aparat dengan lirik "bayar polisi".

Band Sukatani sendiri sudah menghapus lagu "Bayar Bayar Bayar" dari profil resminya di beberapa platform streaming populer, seperti Spotify, YouTube, dan Apple Music.

Album Gelap Gempita Sukatani berisi delapan lagu, salah satunya “Bayar Bayar Bayar” sebagai track kedelapan.

Menurut pantauan KompasTekno di YouTube, Spotify, dan Apple Music, Jumat (21/2/2025) pagi, lagu "Bayar Bayar Bayar" sudah menghilang dan menyisakan tujuh lagu di album Gelap Gempita Sukatani.

Meski hilang, lagu "Bayar Bayar Bayar" masih bisa ditemukan di platform streaming.

Ini dikarenakan lagu serta penampilan Sukatani saat bawakan lagu "Bayar Bayar Bayar" sudah terlanjur diunggah ulang oleh pengguna lain.

Di platform YouTube, misalnya, rekaman penampilan live lagu "Bayar Bayar Bayar" sudah ditonton hingga lebih dari 130.000 kali.

Sukatani pun meminta agar para pengguna media sosial yang telah mengunggah lagu "Bayar Bayar Bayar" segera menghapusnya.

Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko yang mungkin muncul di kemudian hari.

Tak hanya menghapus lagu, Sukatani juga memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas lagu "Bayar Bayar Bayar" yang menimbulkan kontroversi.

Klarifikasi serta permintaan maaf diungkapkan sang gitaris Muhammad Syifa Al Ufti alias Electroguy dan vokalisnya Novi Chitra Indriyaki alias Twistter Angels, yang diunggah di Instagram @sukatani.band, pada Kamis (20/2/2025).

Keduanya menegaskan bahwa lagu tersebut bukan ditujukan untuk seluruh institusi Polri, melainkan hanya untuk oknum-oknum polisi yang diduga melanggar aturan.

Dalam pernyataan resmi mereka, Electroguy menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri atas lirik lagu yang menyebutkan kata "bayar polisi".

"Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang liriknya menyebut 'bayar polisi', yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial," ujar Electroguy melalui unggahan di Instagram pada Kamis (20/2/2025).

Electroguy menjelaskan bahwa lagu tersebut sebenarnya bentuk kritik terhadap oknum polisi yang menyalahgunakan wewenang mereka, bukan bermaksud untuk mencoreng nama baik institusi Polri secara keseluruhan.

“Sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan,” kata Electroguy.

Sukatani adalah grup band bergenre punk new wave asal Purbalingga, Jawa Tengah yang kerap mengeluarkan lagu dengan lirik-lirik yang menyuarakan kritik sosial.

Band ini digawangi dua orang yaitu Novi Chitra Indriyaki atau Twistter Angels sebagai vokalis dan Muhammad Syifa Al Ufti atau Electroguy sebagai gitaris.

Penampilan Sukatani memiliki ciri khas yaitu jaket kulit yang disertai manik-manik dan spike, memperkuat karakter sebagai duo punk.

Terlebih, Sukatani kerap menggunakan topeng kain panjang berwarna-warni memperkuat kesan ekspresif ala punk.

Awalnya, Band Sukatani berdiri pada Oktober 2022 yang lahir dari keresahan terhadap berbagai isu sosial yang berkembang di masyarakat.

Sukatani terdengar menggunakan pendekatan musik dengan sub-genre Anarcho-Punk yang dikenal menolak budaya mainstream dan mengusung anti-otoritarian dan anarki.

Sukatani kini dikenal aktif di skena musik independen, kerap tampil di berbagai acara underground, serta mengunggah karya ke platform digital seperti Spotify dan YouTube.

Sebelumnya beredar kabar kedua personel Sukatani disebut ‘menghilang’ di Banyuwangi saat perjalanan pulang dari Bali.

Tagar #kamibersamasukatani pun ramai digunakan netizen di media sosial X.

"Oia gue gak ditangkep, tapi janjian di pelabuhan-stasiun Ketapang," ujar Dilan yang mengirim ulang pesan dari Syifa, Kamis malam.

Dilan juga menegaskan bahwa informasi yang menyebut mereka hilang atau dicegat tidak sepenuhnya benar.

Ia memastikan bahwa semua personel Sukatani dalam kondisi aman.

“Cuma ada update mereka udah aman, enggak ada penangkapan, terus lagi otw (on the way) pulang. Aku belum berani nanya kronologi,” tambah Dilan.

Sebagai bukti, kru Sukatani juga membagikan tangkapan layar dari status WhatsApp Syifa.

Dalam status WhatsApp tersebut, Syifa memastikan mereka baik-baik saja.

"Itu story WhatsApp satu jam yang lalu. Udah cukup sih, tinggal kejelasan kronologi ataupun detil apapun nunggu mereka sampai dulu," jelas kru tersebut.

Dalam tangkapan layar yang diterima jurnalis Kompas.com, Syifa juga mengonfirmasi bahwa mereka sedang dalam perjalanan pulang menggunakan kereta.

"Gaes, kami berdua aman. Sedang dalam perjalanan menuju rumah menggunakan kereta. Terima kasih," tulis Syifa.

Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menduga ada miskomunikasi yang membuat band Sukatani meminta maaf ke Polri atas lagunya "Bayar Bayar Bayar" yang berisi kritik terhadap Polri.

Kapolri menilai, tidak ada yang salah dari lagu tersebut dan menekankan bahwa Polri tidak anti terhadap kritik yang disuarakan oleh publik.

“Tidak ada masalah, mungkin ada miskomunikasi, namun sudah diluruskan. Polri tidak antikritik, kritik sebagai masukan untuk evaluasi," kata Kapolri, Jumat (21/2/2025).

Sigit mengatakan, personel Polri harus legawa menerima kritik dan memperbaiki kinerja mereka.

Ia juga mengklaim, Polri menerapkan sistem reward and punishment bagi tiap personel Polri.

Artinya anggota yang berprestasi akan dapat penghargaan, sedangkan yang bermasalah akan dihukum.

"Itu merupakan upaya dan komitmen Polri terus melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap kekurangan, dan tentunya itu menjadi upaya yang terus kami lakukan,” pungkas Kapolri.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved