Berita Terkini Nasional

Legenda Sepak Bola Indonesia Bejo Sugiantoro Meninggal Dunia, Alami Kolaps saat Bermain Fun Football

Bejo Sugiantoro, legenda Persebaya Surabaya sekaligus pelatih kepala Deltras Sidoarjo, meninggal dunia, Selasa (25/2/2025) sore.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
COACH BEJO - Bejo Sugiantoro diantar ke tempat peristirahatan terakhir oleh ratusan Bonek dan Deltamania ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Geluran, Sidoarjo, Rabu (26/2/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABAYA - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola Indonesia.

Bejo Sugiantoro, legenda Persebaya Surabaya sekaligus pelatih kepala Deltras Sidoarjo, meninggal dunia, Selasa (25/2/2025) sore.

Kepergian sosok yang begitu dicintai ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, serta para pecinta sepak bola Jawa Timur dan Indonesia.

Bejo mengembuskan napas terakhirnya saat bermain fun football di Lapangan Sier, Rungkut, Surabaya.

Menurut informasi yang beredar, mantan bek tangguh Timnas Indonesia ini tiba-tiba terjatuh di tengah permainan.

Rekan-rekannya segera memberikan pertolongan pertama sebelum membawanya ke RS Royal Surabaya.

Namun meski telah mendapatkan perawatan medis, nyawanya tak tertolong.

Bejo meninggal dunia sekitar pukul 17.35 WIB di RS Royal Surabaya

Legenda Timnas Indonesia tersebut meninggal karena mengalami kolaps saat bermain fun football bersama rekan-rekannyasekitar pukul 16.50 WIB.

Pemakaman Bejo diwarnai isak tangis dari suporter Persebaya Surabaya dan Deltras FC Sidoarjo.

Bejo diantar ke tempat peristirahatan terakhir oleh ratusan Bonek dan Deltamania ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Geluran, Sidoarjo, Rabu (26/2).

Rachmat Irianto, putra sulung Bejo, berjalan dengan bantuan tongkat dan wajah sendunya yang tak bisa disembunyikan.

Dia berjalan menuju liang lahat sambil membawa pigura foto Bejo yang hanya berwarna hitam putih.

Sebelum jenazah dikebumikan, dia melantunkan adzan dengan suara yang serak menahan air mata.

Keluarga, para legenda Persebaya, jajaran pelatih, serta ratusan Bonek dan Deltamania turut hadir saat pemakaman untuk mengantarkan doa.

“Beliau merupakan pelatih yang bergaul dengan teman-teman Bonek, makanya kita sangat berduka,” kata suporter Persebaya Surabaya, Hamim Gimbal, saat pemakaman.

Bejo tercatat sebagai asisten pelatih kepala Persebaya Surabaya sejak tahun 2018 hingga 2023.

Kenangan yang begitu banyak membekas di hati Bonek

“Kami sangat merasa kehilangan. Almarhum ini sangat legendaris bagi Persebaya,” ujarnya.

Adapun Bejo meninggal di usia 47 tahun dan mengakhiri karirnya sebagai pelatih Deltras FC selama satu musim Liga 2 2024-2025.

Dia berhasil membawa The Lobster menuju 8 besar.

“Waktu awal melatih di Deltras, kami sangat mendukung. Karena beliau dekat dengan Deltras,” kata Deltamania, Muchammad Ainul Budi.

Deltamania juga menilai Bejo cocok sebagai pelatih yang anti-kritik saat diberi tekanan oleh suporter.

“Beliau selalu menerima masukan kami para suporter, kami sangat kehilangan,” imbuhnya.

CEO Deltras Sidoarjo, Amir Burhanuddin, menyampaikan rasa kehilangan atas kepergian sang pelatih yang musim ini berhasil membawa The Lobster ke babak 8 besar Liga 2 2024-2025 ini.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, selamat jalan Coach Bejo. Mari kita doakan Beliau. Bagi umat Islam, mari kita bacakan surat Al-Fatihah," ujar Amir.

Sementara itu, Corporate Secretary PT SIER, Jefri Ikhwan M turut menyampaikan belasungkawa.

"Kami dari PT SIER menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya coach Bejo. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ucap Jefri.

Sebagai salah satu bek terbaik Indonesia, Bejo telah menorehkan banyak prestasi.

Ia jadi bagian dari skuad Persebaya yang menjuarai Liga Indonesia 1997 dan membela Timnas Indonesia di berbagai turnamen internasional.

Setelah pensiun sebagai pemain, ia tetap berkiprah di dunia kepelatihan, mulai dari jadi asisten di Persebaya hingga menangani beberapa klub di Liga Indonesia.

Musim ini ia dipercaya memimpin Deltras di Liga 2.

Sementara Asisten pelatih Persebaya Surabaya, Uston Nawawi, mengingat masa kejayaannya bersama Bejo ketika membawa tim berjuluk Bajol Ijo tersebut meraih juara sebanyak dua kali.

Diketahui, kedua legenda sepak bola tersebut pernah saling membantu membangun kejayaan Persebaya.

Hasilnya mereka mengangkat piala Liga Indonesia periode 1996-1997 dan 2004.

"Yang tidak bisa dilupakan, tentunya membawa Persebaya juara dua kali bersama beliau," kata Uston ketika berada di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Selasa (25/2/2025).

Kemudian, Uston juga menilai rekannya tersebut merupakan seorang dengan tingkat disiplin yang tinggi.

Hal itu ditunjukkan ketika menjadi pemain maupun ketika menjabat sebagai pelatih.

"Apalagi dia (Bejo) itu pemain belakang, tahu sendiri dia orangnya enggak mau kalah. Terus orangnya kan cukup fight (bertarung) kalau bermain, dengan segala kelebihannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Uston sempat bermain bersama Bejo beberapa waktu lalu di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.

Oleh karena itu, dia kaget ketika mendapatkan informasi meninggalnya.

"Umur tidak ada yang tahu, salah satu teman terbaik saya hari ini tidak ada. Kami turut berduka cita, berbela sungkawa. Saya yakin dia husnul khatimah, karena kita tahu bagaimana Coach Bejo," ucapnya.

Dan kehilangan Bejo menjadi duka mendalam bagi seluruh suporter Persebaya dan komunitas sepak bola di Indonesia. Selamat jalan coach Bejo.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved