Berita Terkini Nasional

Perpisahan Keluarga Lukminto dengan Ribuan Pekerja Sritex, Wagiyem Berharap JHT, Karwi Buka Warung

Sritex Sukoharjo bersama tiga perusahaan tekstil lainnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, pada 21 Oktober 2024 lalu.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/Romensy Augustino
PAILIT DAN PHK - Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, Wawan Setiawan Lukminto saat berpidato di hadapan ribuan karyawannya, Jumat (28/2). Akibat dinyatakan pailit, sebanyak 8.746 pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Perusahaan yang sudah berdiri selama 58 tahun itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.

"Gak nyangka aja pabrik sebesar ini, terkenal di luar negeri kok bisa bangkrut," ujarnya.

Wagiyem kini harus menyusun kembali cara untuk mendapatkan sumber penghasilan guna membantu perekonomian keluarga.

Putri satu-satunya Wagiyem memerlukan biaya untuk masuk perguruan tinggi sedang suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani.

"Saya rencana mau ikut kerja adik di konveksi. Emang tidak bisa menjahit tapi nanti ada bagian sendiri kan di konveksi. Helper-lah istilahnya," kata dia.

Jaminan Hari Tua (JHT) yang baru diproses oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) jadi salah satu harapan para pekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Yang penting saat ini ya JHT itu," imbuhnya.

Berbeda dengan Wagiyem, Karwi Mardiyanto (45) asal Sukoharjo justru berencana untuk menganggur selama 1 bulan sembari menunggu seluruh haknya sebagai mantan karyawan Sritex ia peroleh.

"Kalau saya untuk sementara ini karena bukan suci Ramadan akan fokus untuk beribadah," kata dia.

Rencananya, Karwi akan membuka usaha warung makan setelah Lebaran.

"Rencana nanti saya akan buka usaha sendiri. Ada modal sedikit. Warung makan, kebetulan istri pintar masak," pungkasnya.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved