UMKM Lampung
Kisah Yendra Apriyanto, UMKM Binaan BRI yang Sukses Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah
Yendra Apriyanto (35), owner madu hutan dengan merek Madu Al Ghozi, telah menjadi pelaku UMKM binaan BRI sejak Tahun 2020 dan kini telah sukses.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Senyum dan ucapan balasan salam terlontar dari Yendra Apriyanto (35), pengusaha madu hutan dengan merek Madu Al Ghozi, saat ditemui di kediamannya.
Tak banyak aktivitas yang dilakukan Yendra saat ditemui di rumahnya di Jalan Soekarno Hatta Nomor 27, Srengsem, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, Rabu (5/3/2025).
Yendra merupakan satu di antara pelaku UMKM di Bandar Lampung yang menjadi binaan BRI.
Sejak Tahun 2020, Yendra telah menjadi pelaku UMKM binaan BRI hingga akhirnya sukses meraup cuan puluhan juta rupiah dalam satu bulan.
Di tengah suasana siang hari ketika mayoritas masyarakat masih sibuk bekerja, Yendra justru banyak menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya di rumah sambil menunggu pembeli datang.

Sesekali, ia melayani permintaan putrinya yang masih balita, sekadar menemaninya bermain.
Keharmonisan keluarga kecil itu begitu terasa di rumah dua lantai yang terletak di pinggir Jalan Bypass Soekarno Hatta, Bandar Lampung.
Rumah tersebut sekaligus menjadi kantor dan tempat pengolahan madu yang diperoleh dari para petani.
Di sudut kanan rumah itu, terdapat sebuah ruangan berukuran sekitar 4x4 meter. Di dalamnya, sang istri tampak duduk santai, sesekali mencatat sesuatu di buku yang ada di atas meja.
Ruangan itu juga dipenuhi berbagai kemasan madu, mulai dari botol besar seberat 1.050 gram hingga kemasan kecil berisi 180 gram.
"Iya, beginilah hari-hari saya, sambil menunggu pembeli setelah semua dagangan diantar ke pelanggan," kata Yendra sembari memangku putrinya yang masih berusia 4 tahun saat diwawancarai.
Awal Mula Merintis Usaha
Yendra menceritakan awal mula ia merintis usaha madu dengan merek Madu Al Ghozi, sejak Covid-19 silam tepatnya tahun 2020.
Pada saat itu, permintaan pembeli madu naik pesat lantaran memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
Sembari bekerja di satu perusahan di Lampung, Yendra memulai usaha madu rumahan yang dibelinya dari toko dan platform online, lalu memasarkannya melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Tak hanya itu, Yendra juga memasarkan produk olahannya ditempat ia bekerja.
Yendra menceritakan, jarak tempat kerja yang cukup jauh dari rumah, tekanan pekerjaan, serta perintah atasan yang datang bertubi-tubi, membuatnya sering kebingungan dalam menentukan prioritas.
Dari situlah dia menekuni usaha kecil-kecilan dengan modal awal hanya Rp 1 juta rupiah.
"Awalnya saya hanya punya modal Rp 1 juta. Saya membeli madu dari merek nasional di toko dan online, lalu coba saya pasarkan melalui WhatsApp. Ternyata respons pembeli sangat baik, dan omzetnya lumayan," ujarnya.
"Setelah 2-3 bulan, untuk menekan biaya, saya mencoba mencari madu langsung dari petani."
"Tapi ternyata harga madu dari petani lebih tinggi dibanding harga di toko," sambungnya.
Dengan keterbatasan modal, saat itu ia hanya memiliki sedikit stok dagangan.
Penghasilannya masih pas-pasan. Ia juga menghadapi dinamika usaha, termasuk pernah tertipu oleh petani yang menjual madu palsu berupa campuran sirup, oplosan, dan bahan sintetis (SOS) sebanyak 250-300 kilogram.
"Masa sulit dalam usaha saat itu madu yang saya beli ternyata bukan madu murni."
"Setelah dicek oleh ahli, hasilnya tidak layak jual. Akhirnya, madu itu terbuang dan saya rugi jutaan rupiah," tuturnya.
Perjalanan Menuju Kesuksesan
Kesuksesan usaha Yendra Apriyanto mulai terlihat, terutama ketika ia menjadi UMKM binaan BRI.
Kini, Yendra mampu meraup penghasilan hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Yendra mengakui bahwa BRI merupakan lembaga yang sangat aktif dalam melakukan pembinaan UMKM.
"BRI sangat gencar membimbing kami, mulai dari pelatihan manajemen, pengemasan produk, hingga membuka akses pasar nasional dan internasional," ujarnya.
Awal mula prosesnya menjadi warga binaan BRI, Yendra diajak oleh seorang rekannya yang merupakan dosen Universitas Bandar Lampung untuk mengikuti seminar UMKM Expo Brilian Preneur dan Rumah BUMN BRI di Bakauheni, Lampung Selatan, pada tahun 2020.
Sejak saat itu, ia mendaftar sebagai peserta UMKM Expo Brilian Preneur BRI dan bergabung dalam grup binaan BRI.
Dari sana, wawasan Yendra mengenai madu dan strategi pemasaran semakin berkembang hingga akhirnya ia sukses menembus pasar nasional.
Ia pun memberi nama produk madunya Madu Al Ghozi, yang diambil dari bahasa Arab dengan arti "kebangkitan."
"Setelah saya pelajari dan tergabung dalam gruop binaan BRI kami sering diakusi dan mendapat berbagai edukasi dan informasi dari BRI untuk.mengembangkan UMKM."
"Alhamdulillah, pada tahun 2021 saya terpilih dalam event Bangga Buatan Indonesia 30 Champion di seluruh Lampung."
"Saya juga diundang dalam event Expo Brilian Preneur BRI di Jakarta."
"Banyak sekali pelatihan yang diberikan BRI kepada UMKM binaannya, dan semua biayanya ditanggung oleh BRI," tuturnya.
Saat ini, penghasilan Yendra bahkan mencapai Rp 11 juta per bulan, dengan pesanan ratusan kemasan madu berbagai ukuran.
Yandra menjual madunya di event-event BRI. Ia juga memasarkan madunya secara online melalui WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Shopee.
Selain itu madu Al Ghozi milik Yendra telah dipasarkan di sejumlah supermaket dan ia membentuk tim pemasaran.
Tim yang ia bentuk, selain mendapat upah bulanan dia memberikan bonus sebesar 20 persen untuk setiap madu yang berhasil dijual.
"Selain itu, anggota tim yang berhasil menjual paling banyak juga mendapat bonus tambahan. Dengan begitu, semangat mereka dalam menjual semakin meningkat," ucapnya.
Adapun harga madu yang ia jual bervariasi, mulai dari Rp 35 ribu untuk kemasan 150 gram hingga Rp 180 ribu untuk kemasan 1.050 gram.
Berkat ketekunannya, bisnisnya kini sukses hingga tingkat nasional. Ia bahkan sering diundang dalam berbagai acara bersama kementerian.
"Berkat BRI, kini brand Madu Al Ghozi dan nama saya dikenal hingga mancanegara melalui program business matching," ujarnya.
"Melalui pembinaan BRI, saya sering dipertemukan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, dan beberapa menteri lainnya, termasuk pemilik pasar besar. Ini bukti bahwa BRI serius dalam mencarikan pasar bagi UMKM," tambahnya.
Selain itu, BRI juga kerap mengikutsertakan Madu Al Ghozi dalam berbagai pameran dan expo, baik nasional maupun internasional.
Dalam event expo, BRI bukan hanya menyediakan tempat display, tetapi juga mendatangkan calon pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.
Satu di antara program yang dirasakan manfaatnya adalah pelatihan digitalisasi.
"Pelatihan digital, pembuatan brand, desain pemasaran yang kami ikuti sangat membantu dalam meningkatkan pemasaran online. Selain itu, akses pasar yang langsung, seperti bertemu calon buyer, sangat berpengaruh bagi bisnis," jelasnya.
Atas berbagai dukungan ini, Yendra semakin optimistis mengembangkan bisnisnya dan memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
"Program pembinaan seperti ini diharapkan dapat terus membantu UMKM Indonesia agar semakin maju dan kompetitif di pasar global," pungkasnya.
BRI Terus Dorong UMKM Tembus Pasar Internasional
Regional CEO BRI Bandar Lampung, Bernadi Kurniawan, menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong UMKM agar bisa menembus pasar internasional.
"Kami tidak hanya memberikan kesempatan untuk berdagang, tetapi juga mendukung UMKM dengan pendampingan bisnis, akses ke pembeli internasional, serta pelatihan yang memperkuat daya saing mereka di pasar global," katanya.
Lebih lanjut, Bernadi menyampaikan di tahun 2025 ini pihaknya telah menggelar BRI UMKM EXPO(RT) 2025.
Acara yang digelar pada, 30 Januari - 2 Februari 2025 di Jakarta Convention Center dengan lima kategori UMKM yang berpartisipasi, yakni Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, Fashion & Wastra, dan Healthcare/Wellness.
"Melalui program ini, BRI berharap UMKM di Indonesia makin gencar untuk bisa mendapatkan pemberdayaan dan pendampingan agar dapat mencapai kancah internasional," ucapnya.
BRI UMKM EXPO(RT) telah dilaksanakan setiap tahun sejak 2019 silam dan peningkatan sangat signifikan.
"BRI UMKM EXPO(RT) 2025 bertujuan untuk mendorong keterlibatan UMKM Indonesia di pasar internasional, memiliki daya saing global, serta membuka peluang bisnis baru di berbagai negara," ujarnya.
Selain membuka akses ke pasar global, BRI juga menunjukkan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan UMKM dengan menyediakan berbagai solusi digital inovatif.
Untuk memudahkan pembayaran non-tunai, pelaku usaha dapat memanfaatkan BRImo dan QRIS BRImo yang memudahkan transaksi secara cepat dan praktis.
Sementara itu, untuk pengelolaan transaksi dan keuangan bisa menggunakan QLola by BRI, BRI Merchant, dan EDC BRI menawarkan berbagai fitur canggih yang memungkinkan pengelolaan arus kas dan laporan keuangan dengan lebih efisien dan terorganisir.
Cara daftar BRI UMKM EXPO(RT) untuk bisa memperoleh pengetahuan agar bisnis makin hebat dan naik kelas adalah sebagai berikut:
1. Kunjungi situs https://brilianpreneur.com
2. Registrasi dengan cara klik “Klik Di sini Untuk Mendaftar”
3. Kemudian akan muncul laman registrasi, lalu klik “Mulai Proses Pendaftaran”
4. Isi Form “Biografi” ,” Detail Usaha” serta “Detail Produk”
5. Jika seluruh form sudah terisi klik “kirim” selanjutnya klik “oke”
6. Terakhir akan muncul informasi pendaftaran berhasil.
Terpisah, Ketua Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung periode 2025-2030, Purnama Wulan Sari Mirza turut mendukung kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Lampung.
Istri Gubernur Lampung ini, mengatakan, Dekranasda Lampung berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan produk kerajinan, dan meningkatkan kehidupan pelaku usaha kerajinan di Lampung.
Tak hanya itu, ia juga memastikan akan memfasilitasi pertukaran dan penyebaran informasi tentang pengembangan kerajinan nasional, dan merangsang pertumbuhan UMKM di Lampung.
"Tentunya kami turut mendukung UMKM yang ada provinsi Lampung, dengan harapan dapat mendukung pembangunan di Lampung yang sesuai visi dan misi Gubernur Lampung, 'Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas'," ujarnya.
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )
Berbekal Video YouTube, Novi Hasilkan Olahan Ayam Salto Bermodalkan Rp 500 Ribu |
![]() |
---|
Owner Takir Ketan Durian Kesulitan Dapatkan Bahan Baku Berkualitas |
![]() |
---|
Takir Ketan Durian, Sensasi Makan Ketan Campur Durian Dibalut Daun Pandan, Sudah Coba? |
![]() |
---|
Owner Roti Rokez Pertimbangkan Buka Cabang di Luar Bandar Lampung |
![]() |
---|
Keunggulan Roti Rokez Satu di Antaranya Variasi Topping, Harga Mulai Rp 32 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.