Berita Terkini Nasional

Ribuan Orang jadi Korban Aplikasi Investasi WPOne, Eldo Kehilangan Tabungan Haji Ortu

Ribuan orang diduga menjadi korban aplikasi investasi WPOne. Selain iming-iming keuntungan besar, para member juga tergiur karena tidak perlu bekerja.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/Dian Ade Permana
APLIKASI - Eldo menunjukkan aplikasi WPOne yang saat ini bermasalah karena dana member tak bisa diambil, Selasa (25/3). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SALATIGA - Ribuan orang diduga menjadi korban aplikasi investasi WPOne.

Selain iming-iming keuntungan besar, para member juga tergiur karena tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan.

Saat ini uang ratusan juta yang telah disetorkan para korban, tidak bisa ditarik sehingga para korban terancam menderita kerugian.

Salah satu member WPOne, Eldo Ryan (31), warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, mengungkapkan skema pertama dalam aplikasi tersebut adalah penyetoran dana awal.

“Minimal setoran Rp 500.000, keuntungan yang diperoleh member Rp 300.000 hingga Rp 400.000 setiap bulan,” ujarnya, Selasa (25/3/2025).

Kemudian skema kedua dikenal sebagai "Laba Tim", di mana member diminta merekrut orang lain untuk bergabung.

Untuk setiap 10 orang yang direkrut, anggota mendapat bayaran Rp 450.000 per bulan.

Skema ini berlaku kelipatan, sehingga jika merekrut 20 orang, bayaran menjadi Rp 900.000.

Anggota bersertifikat Golden dengan 40 orang bisa memperoleh Rp 1,8 juta per bulan.

Sementara itu, seseorang bernama Asr disebut sebagai Ketua WPOne wilayah Jawa Tengah, dan telah masuk dalam kategori VIP.

“Ini karena dia orang pertama yang mengenalkan WPOne, sehingga semua yang terdaftar menjadi member di bawah dia,” kata Eldo.

Ia sendiri mengaku tidak mengikuti pola "Laba Tim".

“Saya tidak mau risiko mencari orang, kalau ada masalah nanti malah dicari orang. Saya pakai yang setoran,” ujarnya.

Namun, saat ini aplikasi investasi WPOne bermasalah.

Sejak Februari 2025, dana para member yang telah disetorkan tidak bisa ditarik. 

“(Totalnya) bisa mencapai Rp 10 miliar lebih, karena anggotanya sangat banyak dari berbagai daerah di Indonesia. Setoran member antara Rp 500.000 hingga ratusan juta,” imbuhnya.

Eldo mengatakan, dia mengenal WPOne melalui tetangganya pada akhir 2024.

"Awalnya tetangga itu menyampaikan ke ibu dan ayah saya, setoran awal Rp 500.000 bisa dapat keuntungan antara Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per bulan, kerjanya cuma absen melalui aplikasi di ponsel," ujarnya.

Setelah ibunya mengikuti WPOne selama dua bulan, Eldo mulai tertarik. Ini karena seseorang berinisial Asr yang merupakan Ketua WPOne Jawa Tengah, datang ke rumahnya dan melakukan sosialisasi.

"Saya juga menyetor Rp 500.000 kemudian diminta meningkatkan, Rp 5 juta hingga terus bertambah," paparnya.

Dia juga dimasukkan dalam grup WhatsApp dengan anggota dari seluruh Indonesia.

Di dalam grup tersebut, para member WPOne memamerkan pencapaiannya, mulai dari foto uang tunai hingga pembelian mobil.

Karena itu, Eldo dan keluarganya mulai tergiur.

Dia bahkan sampai menjaminkan mobilnya, dan uangnya disetorkan ke WPOne.

"Termasuk tabungan orangtua yang rencananya mau untuk pergi haji, juga disetorkan. Itu pada 15 Februari 2025," ungkapnya.

Masalah muncul pada akhir Februari 2025, saat akan melakukan penarikan dana ternyata tidak bisa. Malah diminta menyetorkan Rp 800.000 dengan alasan untuk verifikasi data.

"Saya sempat setor itu, ternyata sama saja tidak bisa diambil. Dana tidak bisa ditarik dengan alasan sedang didaftarkan IPO di Amerika, tapi tidak ada itu," tutur Eldo.

"Kalau ditotal, di keluarga saya itu dana yang masuk ke WPOne mencapai Rp 400 juta, termasuk adik dan ipar saya. Kami hanya ingin uang kembali, yang penting uang modal kembali," paparnya.

Dia bahkan sempat meminta Asr mengembalikan dana yang telah disetor.

Namun Asr menyatakan mengetahui WPOne dari temannya yang bernama Akila.

"Namun kami menduga Akila ini sosok fiktif karena dicari hingga Jakarta tidak pernah ketemu," imbuhnya.

Sementara itu, puluhan orang yang menjadi korban aplikasi WPOne mengadu ke Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI).

Mereka merasa tertipu karena dana investasi yang telah disetorkan tak bisa diambil.

Ketua LCKI Jawa Tengah Joko Tirtono mengatakan, dari 25 orang yang meminta pendampingan hukum, kerugian yang diderita mencapai Rp 1 miliar.

"Ini kami masih terus menginventaris data korban dan kerugiannya, bisa jadi korban lebih banyak dan kerugian lebih besar. Kamis rencana melapor ke polisi," ujarnya, Selasa (25/3).

Menurut Joko, korban yang didampinginya menyetorkan dana antara Rp 5 juta sampai Rp 200 juta.

"Member WPOne ini kebanyakan ibu-ibu, dari berbagai daerah. Mereka menjadi korban bujuk rayu agar menjadi member dengan dijanjikan keuntungan," ungkapnya.

Mulanya mereka ini diberi informasi tentang WPOne, program deposit dalam jangka tertentu yang bisa dilipatgandakan karena dana deposit atau tabungan melalui aplikasi.

"Uang setoran akan diputar untuk trading dengan mata uang asing sehingga akan bisa mendapat keuntungan besar," kata Joko.

Dikatakan Joko, para member ini menerima informasi dan ajakan dari leader WPOne Jawa Tengah berinisial Asr dan FT.

"Namun setelah bergabung, para warga ini menjadi korban dugaan penipuan dan penggelapan yang terorganisir. Mereka sebagai orang pertama yang mengajak harus bertanggungjawab, kasihan para korban, sehingga kami memberikan pendampingan hukum secara gratis," ucapnya.

Joko memberi apresiasi kepada member WPOne yang berani bersuara hingga kejadian ini bisa menjadi peringatan.

"Tentu member yang menjadi korban saat ini suasana hatinya sedang sedih, mereka hanya berharap uangnya kembali," pungkasnya. (tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved