Berita Terkini Nasional

110 Warga Klaten Jateng Alami Keracunan Massal, Suparno Meninggal Usai Santap Nasi Kotak

Berawal dari menghadiri acara Halal Bihalal dan pagelaran wayang kulit di rumah salah satu warga Desa Karangturi, ratusan warga mengalami keracunan.

Editor: Teguh Prasetyo
Tribun Togja / Dewi Rukmini
BANTU WARGA - Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, membantu menandu warga Desa Karangturi yang mengalami gejala keracunan makanan, sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans, pada Selasa (15/4). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KLATEN - Berawal dari menghadiri acara Halal Bihalal dan pagelaran wayang kulit di rumah salah satu warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (12/4/2025) malam, ratusan warga mengalami keracunan.

Warga keracunan setelah menyantap hidangan makanan seperti kacang goreng, pisang goreng, kerupuk pangsit, kerupuk kulit, roti kering, dan nasi kotak berisi nasi putih, rendang, sambal goreng krecek, acar, dan kerupuk udang.

Bahkan jumlah warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, yang keracunan terus bertambah. Korban kini mencapai 110 orang dan satu orang meninggal.

Dari total korban, sebanyak 37 orang di antaranya dirujuk ke rumah sakit, sementara 72 orang lainnya menjalani rawat jalan.

Mengingat dampak yang luas, kejadian tersebut telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pihak berwenang.

Kasat Reskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa menjelaskan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten segera melakukan investigasi untuk menemukan penyebab insiden ini.

Sampai sekarang, polisi telah meminta keterangan dari dua saksi penyelenggara hajatan.

"Kami terus mendalami informasi dan memantau perkembangan di lapangan," kata Taufik dikutip dari Tribunnews, Selasa (15/4/2025).

Salah satu korban yang meninggal dunia, menurut laporan dari rumah sakit, diketahui memiliki riwayat kelainan jantung.

Hanung Sasmito Wibawa, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten mengatakan, kondisi tersebut memperburuk kondisinya setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

“Berdasarkan informasi yang kami terima, satu korban meninggal dunia dengan kondisi kesehatan yang memang sudah rapuh, memiliki masalah jantung," jelas Hanung.

Saat ini, jumlah korban yang datang ke posko kesehatan terus bertambah.

Banyak yang gejalanya parah sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.

Untuk sampel makanan, telah diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium, dan air yang digunakan dalam acara tersebut juga sedang diselidiki.

Dinas Kesehatan mencurigai adanya kontaminasi bakteri pada salah satu jenis hidangan, terutama rendang dan sambel krecek yang menjadi sorotan utama.

"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan ini, tetapi kami mencurigai rendang dan sambel krecek," lanjut Hanung.

Sementara Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengecek kondisi warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, yang diduga mengalami keracunan massal, Selasa (15/4/2025).

Pantauan Tribunjogja.com, bupati dan rombongan Forkopimda Kabupaten Klaten sampai di Desa Karangturi sekitar pukul 08.36 WIB.

Begitu sampai, Bupati Hamenang memantau sejumlah warga yang memeriksakan diri ke Posko Kesehatan Desa Karangturi.

Pada kesempatan itu, Bupati Hamenang sempat ikut membantu menandu warga yang mengalami gejala keracunan makanan cukup parah.

Warga tersebut lantas dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans.

Selain sempat berinteraksi dengan warga, Bupati juga menyerahkan bantuan sosial kepada sejumlah keluarga korban.

"Hari ini kami bersama rekan-rekan OPD meninjau langsung lokasi yang kemarin terjadi keracunan massal. Alhamdulillah dua hari ini kami sudah membuka posko di lokasi dan seluruh stakeholder sudah bergotong-royong. Ternyata memang banyak yang jadi korban," ungkap Hamenang kepada Tribunjogja.com, Selasa (15/4/2025).

Hamenang menyebut, berdasarkan data pagi tadi, ada 110 warga yang mengalami gejala keracunan makanan, meliputi mual, muntah, lemas, diare, hingga demam.

Dari jumlah tersebut, 37 warga dirawat inap di rumah sakit, 72 rawat jalan, dan satu korban meninggal dunia.

"Infonya ada satu warga yang meninggal dunia. Dia juga ikut menikmati sajian yang ada dalam acara hajatan wayang kulit. Tadi saya minta informasi dari diskes, ternyata sedang proses cek lab kurang lebih 5 hari. Sehingga nanti kami bisa melihat penyebabnya apakah bakteri dari makanan atau minuman," jelas dia.

Bupati juga menyempatkan melayat ke rumah duka, Suparno (72), salah satu korban keracunan massal.

Suparno meninggal setelah dirawat di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, pada Senin (14/4/2025), pukul 20.34 WIB.

Hamenang mengenang Suparno sebagai warga yang rajin dan selalu hadir dalam setiap acara di desanya.

"Beliau ini orangnya ternyata rajin, sregep. Jadi dia itu bantu-bantu cuci piring, dan segala macam. Kemudian dikasih dua nasi kotak. Satu dimakan pada saat acara wayangan, satu dibawa pulang," ungkap Hamenang.

Menurut Hamenang, nasi kotak rencananya akan diberikan pada istrinya di rumah.

Namun karena acara wayangan berlangsung hingga pukul 03.00 WIB, istrinya masih tidur saat Suparno pulang.

Akhirnya, nasi kotak dimakan kembali oleh Suparno.

"Ternyata kemudian sesak napas, terus sempat dibawa ke rumah sakit juga. Tapi kemudian sedo (meninggal)," tambahnya.

Jenazah Suparno pun sudah dimakamkan di Pemakaman Sasono Loyo Kwagean, Desa Karangturi, Gantiwarno, pada Selasa (15/4), pukul 13.00 WIB.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved