Berita Terkini Nasional

Nelayan Selamatkan Puluhan Penumpang Kapal Karam di Bengkulu, Ramadhani Dapat Umrah dari Gubernur

Ramadhani Saputra, adalah salah seorang nelayan yang layak dijuluki hero karena melakukan aksi penyelamatan korban.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
DIKUNJUNGI GUBERNUR - Ramdhani, nelayan penyelamat puluhan penumpang kapal Tiga Putra karam yang mengangkut 104 wisatawan dari Pulau Tikus, Bengkulu, saat dikunjungi Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan di RS Bhayangkara, Senin (12/5). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BENGKULU - Kecelakaan kapal Tiga Putra karam yang mengangkut 104 wisatawan dari Pulau Tikus, Bengkulu, mengakibatkan delapan penumpang meninggal, pada Minggu (11/5/2025) sore, menyedihkan banyak pihak.

Namun dibalik musibah tersebut, banyak kalangan memuji aksi tanggap para nelayan Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, yang menyelamatkan puluhan penumpang kapal saat terlempar ke laut.

Ramadhani Saputra, adalah salah seorang nelayan yang layak dijuluki hero karena melakukan aksi penyelamatan korban.

Ia mengisahkan bahwa sore itu, ia sedang beraktivitas seperti biasa yakni menjaring (pukat) di tepi laut.

"Saat itu saya di pantai sedang menjaring pukat, lalu sekitar beberapa puluh meter di tengah laut, saya lihat kapal tergulung-gulung ombak. Lalu, banyak penumpang terlempar ke laut. Tak banyak pikir, saya terjun ke laut," kata Ramadhani saat dikunjungi Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (12/5/2025).

Sambil menolong korban, Ramdhani mengajak nelayan lain di sekitar pantai untuk ikut menyelamatkan korban, termasuk membawa pelampung dan ban.

Ia tidak menghitung berapa jumlah korban yang ia selamatkan dari tengah laut ke tepian pantai.

Bahkan, ia tidak merasakan kepalanya mengalami luka akibat terbentur kapal saat sibuk menyelamatkan korban kapal karam.

"Kepala saya luka karena terbentur kapal, maka saya juga ikut dibawa ke rumah sakit untuk dirawat," ujarnya.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan yang mendengar kisah Ramadhani langsung merasa tersentuh. Sontak, Helmi bertanya apa keinginan Ramdhani yang belum terpenuhi.

"Bagaimana kalau dihadiahi umrah, tentunya bersama istri juga jangan sendirian, kalau sendirian nanti enggak pulang," kelakar Helmi, ditimpali tawa Ramadhani.

Nelayan yang merangkap tukang gali kubur ini mengatakan, belum ada niat untuk umrah karena tidak punya uang.

"Belum ada niat, Pak, umrah," jawabnya lugu.

"Belum ada niat atau enggak punya uang," timpal Gubernur.

Akhirnya, Ramdhani menerima tawaran umrah dari Gubernur bersama istri.

Selain itu, Gubernur juga membawa sekeranjang buah berisi anggur. 

Lalu, Gubernur meminta Ramdhani dan istri saling suap makan anggur.

"Inilah pertolongan Allah karena Pak Ramdhani bantu orang tulus, maka Allah bantu dan tolong juga Pak Ramdhani. Inilah konsep bantu rakyat," tutur Gubernur.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengumumkan data terbaru penumpang Kapal Tiga Putra yang karam membawa wisatawan ke Pulau Tikus.

"Update data terkini musibah kapal Tiga Putra yang membawa wisatawan ke Pulau Tikus yang karam, jumlah penumpang bertambah dari 104 menjadi 107, serta korban meninggal 8 orang," kata Herwan dalam konferensi pers bersama Forkopimda di Mapolresta Bengkulu, Selasa (13/5/2025).

Adapun jumlah penumpang dan anak buah kapal (ABK) adalah 101 orang penumpang dan 6 orang ABK, total 107.

Rinciannya 99 orang selamat dan 8 orang meninggal dunia.

Penambahan data itu berasal dari laporan penumpang kapal yang melapor ke Posko.

"Korban meninggal dari 7 orang bertambah 8 orang. Semalam pukul 20.00 WIB satu korban meninggal dilaporkan bertambah satu orang," kata Herwan.

Adapun korban meninggal adalah Riska Nurjanah (28) asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; Tesa (20) asal Kabupaten Kepahiang; Ratna Kurniati (28); Nesya Zoya Amanda; dan Rianci (29) asal Padang.

Lalu Suwantra, Muaro Bungo, Jambi; Yuni Saputri, Bengkulu Utara; dan terakhir, Silvia Alvionita (27) asal Kabupaten Rejang Lebong.

Herwan juga menyebutkan kronologi resmi berdasarkan pemeriksaan polisi.

Sekitar pukul 15.28 WIB, Minggu (11/5/2025), kapal Tiga Putra yang dinakhodai Edi Susanto berangkat dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu.

"Selama perjalanan situasi kondusif, tetapi di tengah perjalanan kapal mendadak mogok atau mati mesin," tuturnya.

"Edi meminta ABK mengisi bahan bakar mesin kapal. Mogok mesin terjadi tiga kali. Saat mati mesin ketiga kalinya, kapal dalam posisi miring lalu terbalik," ucapnya.

Kapal terbalik mengakibatkan seluruh penumpang kapal dan ABK terlempar ke laut.

Sejauh ini, tim penanganan musibah kapal telah membentuk posko untuk koordinasi dan penanganan bencana yang terdiri dari unsur BPBD, TNI, Polri, Pemda, Basarnas, dan lainnya.

Dalam perkara ini, polisi mengamankan satu kapten kapal dan lima anak buah kapal (ABK).

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved