Berita Terkini Nasional

Alasan Makam Kepsek SD di Magelang Dibongkar Polisi

Alasan makam kepala sekolah asal Srumbung, Magelang inisial MN (55) dibongkar pada Rabu (21/5/2025).

|
Editor: taryono
Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
BONGKAR MAKAM - Polisi membongkar makam jenazah pria asal Magelang yang ditemukan meninggal di kawasan hutan Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Alasan Makam Kepsek SD di Magelang di Bongkar Polisi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MAGELANG -  Alasan makam kepala sekolah SD asal Srumbung, Magelang inisial MN (55) dibongkar pada Rabu (21/5/2025).

Makam MN berada di Tempat Pemakaman Umum Desa Mranggen, Srumbung, Kabupaten Magelang.

Sebelumnya, MN ditemukan meninggal di hutan Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.

Lalu jasadnya dimakamkan tanpa autopsi di Tempat Pemakaman Umum Desa Mranggen, Srumbung, Kabupaten Magelang.

Masyarakat dikejutkan dengan meninggalnya MN (55), seorang kepala sekolah asal Srumbung, Magelang secara mendadak.

Namun, setelah ditemukan sejumlah kejanggalan, polisi akhirnya membongkar makamnya untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.

Pembongkaran dilakukan pada Rabu (21/5/2025) di Tempat Pemakaman Umum Desa Mranggen, Srumbung, Kabupaten Magelang.

Tim Inafis dan Dokkes Polda Jawa Tengah turut dilibatkan dalam proses autopsi untuk mengungkap penyebab kematian korban.

Kasat Reskrim Polres Kebumen, AKP Yosua Farin Setiawan, mengatakan bahwa jenazah awalnya tidak dikenali karena tidak membawa identitas.

Namun, penyelidikan berhasil mengungkap identitas korban sebagai MN, seorang kepala sekolah di SD Negeri Beringin 1.

“Awalnya jenazah ditemukan tanpa identitas. Setelah penelusuran, diketahui bahwa korban adalah warga Srumbung.

Keluarganya baru datang malam harinya, tapi saat itu belum mengizinkan autopsi,” ujar AKP Yosua.

Korban akhirnya dimakamkan pada Selasa (20/5/2025) pukul 10.00 WIB.

Namun, beberapa kejanggalan di lokasi penemuan jasad membuat polisi kembali mendatangi pihak keluarga.

Setelah berdiskusi, keluarga akhirnya memberikan izin untuk pembongkaran makam dan autopsi.

“Kami merasa ada yang tidak wajar. Untuk itu kami perlu memastikan penyebab pasti kematiannya,” tegas AKP Yosua.

Ziarah yang Berujung Petaka

MN diketahui terakhir kali pergi ke Kebumen untuk berziarah ke lokasi petilasan bersama seorang rekannya berinisial W, pada Kamis (15/5/2025).

Lokasi tersebut dikenal sebagai tempat keramat dan sering dijadikan lokasi tirakatan oleh sebagian masyarakat.

Menurut Kepala Dusun Barisan, Agus Priyanto, jenazah MN ditemukan di area petilasan.

Awalnya masyarakat menduga ia tersambar petir, namun tak ada tanda-tanda bekas terbakar di sekitar lokasi.

“Kalau kena petir, mestinya ada pohon atau tanaman yang ikut terbakar. Tapi kemarin tidak ditemukan. Ini yang membuat kami ragu,” ujarnya.

Sejak keberangkatan, MN dilaporkan hilang dan tidak dapat dihubungi selama empat hari.

Keluarga sempat mencari ke sejumlah kerabat, namun tak ada yang mengetahui keberadaannya. 

Ia sempat berpamitan kepada anak sulungnya sebelum berangkat.

Korban meninggalkan seorang istri dan tiga anak.

Di lingkungan tempat tinggalnya, ia dikenal sebagai pribadi yang baik dan religius.

Polisi kini memeriksa W, rekan yang terakhir bersama korban, sebagai saksi. Sepeda motor milik korban juga ditemukan dalam penguasaan W. Meski belum ditetapkan sebagai tersangka, W menjadi kunci penting dalam pengungkapan kasus ini.

“Kami masih menunggu hasil autopsi. Untuk saat ini, W masih kami periksa sebagai saksi karena dia orang terakhir yang bersama korban,” kata AKP Yosua.

Pihak kepolisian belum memastikan dugaan tindak kriminal dalam kasus ini, namun hasil autopsi diharapkan dapat memberi titik terang terhadap kematian yang menyisakan banyak tanda tanya ini. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved