Berita Lampung

Bocah Penderita Hydrocephalus di Lampung Selatan Butuh Bantuan Dermawan 

Bocah penderita hydrocephalus, Hanafi (12) yang dipinjamkan rumah di Perumahan Pemda Way Juwi, Kabupaten Lampung Selatan, butuh uluran tangan

Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Bayu Saputra 
KUNJUNGI PENDERITA - Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin,  Ismail Zulkarnain, saat mengunjungi rumah Hanafi, bocah  penderita hydrocephalus di Way Hui, Lampung Selatan, Jumat (30/5/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Bocah penderita hydrocephalus, Hanafi (12) yang dipinjamkan rumah di Perumahan Pemda Way Juwi, Kabupaten Lampung Selatan, butuh uluran tangan para dermawan.

Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Ismail Zulkarnain, mengatakan, dirinya sengaja datang ke rumah bocah tersebut untuk memberi semangat.

"Kami mendapatkan informasi kalau adek Hanafi ini butuh uluran tangan, makanya kami cepat ke sini, dan Alhamdulillah kami bisa membantunya," katanya, Jumat (30/5).

Dirinya memberikan uang tunai, sembako serta pempers untuk Hanafi.

Dia berharap sedikit bantuan ini  bisa bermanfaat. 

"Kami meminta kepada pemangku kebijakan khususnya kepala daerah setempat agar peduli dan segera turun untuk menengok kondisi warganya yang sedang mengidap penyakit serius," kata Ismail. 

Menurutnya, orang tua Hanafi sangat berharap uluran bantuan untuk penyembuhan anaknya.

Ayah dari Hanafi, Hariyanto mengatakan, anaknya divonis dokter menderita hydrocephalus sejak berumur satu tahun.

"Hanafi anak tunggal saya. Ibunya pergi begitu saja sejak anak kami berusia 2,5 tahun.

Saat ini anak kami hanya bisa terbaring lemah di atas kasur," kata Hariyanto. 

Ia menceritakan, anaknya sudah empat  kali menjalani operasi. Pertama kali menjalani operasi saat masih berusia 1 tahun.

Namun sampai saat ini penyakitnya tak sembuh

Indera penglihatan anaknya saat ini tidak berfungsi normal karena kini si bocah tidak bisa melihat.

Kemudian telinga hanya sebelah yang bisa mendengar, sementara tubuh anaknya juga melemah.

Dirinya dalam keseharian hanya bekerja sebagai tukang pijat.

Hariyanto sejauh ini hanya bisa pasrah.

"Saya berharap kepada para dermawan agar bisa membantu biaya pengobatan anak saya," kata Hariyanto.

Sebab untuk penanganan media anaknya tidak seluruhnya bisa dicover BPJS, dan memerlukan biaya tambahan.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra) 

 

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved