Berita Terkini Nasional

Alasan Ayah Rantai Anaknya yang Punya IQ di Atas Rata-rata, Rasa Ingin Tahunya Besar

Sang ayah merantai leher anaknya kemudian menambatkan ke tralis jendela hingga perbuatan itu membuatnya berurusan dengan polisi.

Net/Tribunlampung.co.id
ILUSTRASI DIRANTAI - Terungkap alasan sebenarnya ayah di Banyuasin, Sumatera Selatan rantai anaknya yang punya IQ di atas rata-rata karena kesal rasa ingin tahunya besar. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Sumsel - Terungkap alasan sebenarnya ayah di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan merantai anaknya yang memiliki IQ di atas rata-rata.

Sang ayah merantai leher anaknya kemudian menambatkan ke tralis jendela hingga perbuatan itu membuatnya berurusan dengan polisi.

Ternyata ayah kesal karena rasa ingin tahu anaknya yang besar mendorong untuk mengotak-atik barang di rumah.

Padahal anak tersebut tergolong pintar karena rasa ingin tahunya tersebut.

Si anak ini berinisial MAN (7) sedangkan ayah bernama Idham Alfarisi (43) warga Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel)

Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Teguh Prasetyo mengungkapkan perkembangan kasus bocah berinisial MAN (7) yang lehernya dirantai oleh sang ayah.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Kompas Malam di Kompas TV pada Rabu (25/6/2025).

"Sedang kami lakukan upaya-upaya terhadap terduga pelaku tersebut, namun demikian karena memang ancaman hukuman yang kurang dari 5 tahun sehingga tidak bisa dilakukan penahanan sehingga tadi seperti yang disampaikan bahwa kami berdayakan wajib lapor terhadap yang bersangkutan ini," ucap Teguh.

Ia lantas menyebut bahwa korban sudah dilakukan pendampingan dan konseling dari tim UPTD PPA Provinsi Sumatera Selatan dan UPTD PPA Kabupaten Banyuasin yang mana juga terdapat seorang psikolog di dalam tim tersebut.

Menurut Teguh, ada beberapa poin yang disampaikan oleh tim UPTD bahwa korban merupakan anak yang tergolong pintar dengan rasa ingin tahu yang tinggi. 

"Kemudian yang kedua klasifikasi destriktif IQ anak ini tersebut dengan nilai 110 yang termasuk dia tingkatan tinggi di atas rata-rata." 

"Kemudian tidak ditemukan adanya tanda-tanda trauma pada anak tersebut," sambung Teguh.

Diberitakan sebelumnya, korban yang lehernya dirantai oleh sang ayah di teralis jendela sudah menjalani pemeriksaan visum.

Hasilnya ialah tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Kapolsek Rambutan AKP Ledi mengatakan, korban memang tak mengalami tanda-tanda kekerasan akibat perbuatan sang ayah yang sudah merantai lehernya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved