Berita Lampung

Wagub Beri Nama Bayi yang Terlantar di Lampung Tengah Hana Aisyah Qaisarah

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela mengunjungi bayi di RSUD Abdul Moeloek pada Selasa (1/7/2025).

Editor: soni yuntavia
Dokumentasi
BAYI HANA - Wagub Jihan Nurlela saat mengunjungi bayi Hana di RSUD Abdul Moeloek pada Selasa (2/7/2025). Nama Hana diberikan oleh Wagub Jihan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela mengunjungi bayi di RSUD Abdul Moeloek pada Selasa (1/7/2025).

Sebelumnya, bayi tersebut ditemukan terlantar di teras sebuah warung makan di Kampung Sri Basuki, Seputih Banyak, Lampung Tengah, pada Jumat (20/6) dini hari.

Saat pertama kali ditemukan Widia Ningsih, pemilik warung, bayi perempuan tersebut hanya terbalut handuk merah.

Selanjutnya, bayi tersebut lalu dibawa ke Puskesmas Seputih Banyak untuk penanganan awal.

Kemudian dirujuk ke ruang Perinatologi RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung untuk penanganan lebih lanjut.

Atas permintaan tim medis dan Yayasan Bussaina Lampung, Wagub Jihan memberikan nama kepada bayi tersebut.

"Dengan senang hati dan penuh doa, saya berikan nama Hana Aisyah Qaisarah," ujar dr. Jihan dalam keterangannya.

Ia berharap Hana tumbuh menjadi perempuan tangguh yang membawa keberkahan.

Sebagai Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Lampung, Jihan menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan sosial.

"Kami pastikan Hana dalam pengawalan negara dan lembaga sosial," kata dia.

"Setelah kondisinya stabil, seluruh proses akan dikawal oleh Dinas Sosial sesuai ketentuan yang berlaku," imbuhnya.

Kapolsek Seputih Banyak, Iptu Hairil Rizal, menyebutkan bahwa bayi tersebut memiliki berat sekitar 1,8 kilogram dan panjang 45 cm.

Kini, kondisi bayi tersebut telah dinyatakan stabil dan masih dalam pengawasan medis.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penemuan bayi ini.(hur)

Cermin Situasi Sosial

Ketua Fraksi PKB DPRD Lampung Fatikhatul Khoiriah menyatakan, penemuan bayi ini bukan hanya sekedar penelantaran, melainkan cermin sosial.

"Peristiwa ini menyentuh nurani kita semua. Ini bukan hanya soal bayi yang ditinggalkan, tapi juga cermin dari situasi sosial yang harus kita benahi bersama," ujar Khoir, Selasa (1/7/2025).

Ia menekankan perlunya dukungan bagi perempuan dalam tekanan atau keterbatasan, alih-alih penghakiman.

Khoir, yang juga dikenal sebagai pegiat isu perempuan dan demokrasi, menyerukan agar negara dan masyarakat lebih aktif dalam menciptakan sistem perlindungan yang bersifat pencegahan.

"Kita punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anak lahir dengan hak yang sama, hak atas kasih sayang, perlindungan, dan masa depan," tambahnya.(hur)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved