Berita Terkini Nasional

Teman SMA Ungkap Jokowi Selalu Menolak Diajak Masuk Grup Alumni

Bambang Surojo (64), teman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan mantan wali kota Solo itu selalu menolak saat ditawari masuk grup.

Editor: taryono
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
MENOLAK MASUK GRUP - Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menjalani pemeriksaan atas aduan tudingan ijazah palsu oleh penyidik Polda Metro Jaya. Pemeriksaan dilaksanakan di Polresta Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (23/7/2025). Teman SMA Ungkap Jokowi Selalu Menolak Diajak Masuk Grup Alumni. 

Tribunlampung.co.id, Solo - Bambang Surojo (64), teman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan mantan wali kota Solo itu selalu menolak saat ditawari masuk grup WhatsApp alumni SMAN 6 Solo.

“Pak Jokowi tidak pernah mau (dimasukkan di grup alumni) di medsos-medsos, di grup-grup WA,” ungkap Bambang Surojo (64).

Bambang merupakan teman sebangku Jokowi saat duduk di kelas 2 dan 3 di SMAN 6 Solo.

Ia menyampaikan pernyataan tersebut kepada TribunSolo.com saat ditemui di sebuah kafe di Kota Solo, Kamis (24/7/2025) sore.

Akibat penolakan itu, rekan satu angkatan SMAN 6 Solo lulusan 1980 juga tidak pernah membuat grup media sosial, meski Jokowi tidak ikut serta di dalamnya. 

“Tidak ada, tidak ada grup,” lanjutnya.

Jokowi Lebih Suka Komunikasi Personal
 
Bambang menjelaskan bahwa bila ada kepentingan atau hal mendesak, komunikasi dilakukan langsung melalui telepon pribadi.

“Jadi kalau dia (Jokowi) ada perlu, ya telpon aja,” ujar Bambang.

Ia menambahkan, upaya membentuk grup WA tetap ditolak Jokowi, meski telah ada paguyuban bernama Alumni 80.

“Kami punya (paguyuban) namanya Alumni 80. Itu nggak pernah ada (grup media sosialnya). Kami pernah memohon, salah satu admin memohon, tapi (dijawab Jokowi) nanti saja. Selalu jawabannya kalau ketemu: nanti saja,” tuturnya.

Namun, Bambang mengaku tidak tahu alasan pasti Jokowi menolak adanya grup medsos alumni sekolah.

Di sisi lain, Bambang Surojo juga merupakan salah satu rekan lama Jokowi yang ikut diperiksa penyidik Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan ijazah Presiden Jokowi di Mapolresta Solo, Rabu (23/7/2025).

Pemeriksaan juga melibatkan sejumlah rekan sekolah Jokowi lainnya dari SMAN 6 Solo.

Dalam pemeriksaannya, Bambang menjelaskan soal transisi nama sekolah yang sempat menjadi polemik, antara nama SMAN 6 dan SMPP.

“Jadi pada saat itu kami mendaftar sekolah itu di SMA Negeri 5 Surakarta, itu ada 11 kelas. Kemudian ada pengembangan sekolah, dari kelas 1 Satu sampai 1 Enam itu menjadi SMA 5. Kelas 1 Tujuh sampai kelas 1 Sebelas menjadi SMA 6. Dan karena kelas 1 Tujuh sampai kelas 1 Sebelas masuknya siang, kita menyebutnya SMA 5 siang,” jelas Bambang.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved