Berita Terkini Nasional

Kisah Pernikahan Beda Usia 46 Tahun Kakek Saiun dan Fitri, 'Jodoh Tak Ada yang Tahu'

Sai'un pria 73 tahun memperistri Bunga Fitri perempuan muda berumur 27 tahun.

TribunBengkulu.com/Suryadi Jaya
PERNIKAHAN BEDA USIA - Sai'un (73) dan Bunga Fitri (27) saat menunjukkan kartu nikah saat ditemui di kediamannya, Senin (4/8/2025) di Desa Padang Tambak, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Pasangan ini menikah beda usia 46 tahun. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bengkulu - Kisah cinta beda usia 46 tahun ada di Desa Padang Tambak, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Sai'un pria 73 tahun memperistri Bunga Fitri perempuan muda berumur 27 tahun.

Keduanya baru saja resmi menikah sebagaimana tertulis di buku nikah pada 2 Juli 2025.

Sai'un merupakan seorang petani kopi dan sawit.

Dalam kehidupan sehariannya, Sai'un tidak terlihat mewah karena tinggal di sumah kayu sederhana.

Namun pria lansia tersebut berhasil memikat hati wanita muda untuk menjadi pasangan hidupnya. 

Alhasil pernikah Sai'un dan Bunga Fitri menjadi perhatian publik hingga viral.

Bukan karena pesta mewah atau kemeriahan adat, melainkan karena satu hal, perbedaan usia mereka yang terpaut 46 tahun.

“Pertama ke rumah ponakan saya itu, kita langsung dapat perasaan,” ujar Sai’un kepada Tribunbengkulu.com, sambil melempar senyum yang tak bisa disembunyikan .

“Dua minggu kemudian langsung yakin dia jodoh Datuk," sambungnya.

Cinta mereka bermula dari percakapan sederhana.

Fitri, yang memiliki keterbatasan dalam berbicara dan kondisi fisik, pernah berkeluh kesah kepada sahabatnya bahwa ia ingin segera menikah.

Sahabatnya yang adalah adalah keponakan Sai’un kemudian menawarkan untuk mengenalkannya kepada sang paman. 

Pertemuan pertama pun terjadi di rumah sang teman. Sai’un mengaku langsung merasa nyaman dengan Fitri.  

Pertemuan itu menjadi awal dari segalanya.

Bagi Fitri, menerima lamaran Sai’un bukan soal usia atau harta. Melainkan karena merasa cocok secara pribadi.

Fitri menilai Sai’un adalah sosok yang baik hati, bertanggung jawab, dan mau menerima dirinya apa adanya. 

Pernikahan mereka berlangsung dalam kesederhanaan, dihadiri keluarga dan tetangga dekat.

Tak ada panggung megah atau dekorasi berlebihan. Hanya doa, restu, dan janji untuk saling menjaga hingga akhir hayat.

Latar kehidupan mereka pun jauh dari gemerlap. Rumah kayu yang mulai memudar warnanya dan kebun pisang di belakang rumah menjadi saksi bisu kisah kasih tak biasa ini.

Sai’un, yang tinggal di Desa Jambu Kecamatan Taba Penanjung, berencana membawa istrinya ke sana.

“Kalau saya ke kebun, Fitri temenin. Kalau di rumah juga begitu. Saya butuh teman hidup, karena anak-anak sudah punya rumah sendiri,” tuturnya.

Pernikahan ini memicu beragam reaksi dari masyarakat. Ada yang menganggap hubungan mereka tulus dan layak diapresiasi.

Ada pula yang meragukan ketulusannya karena jarak usia yang jauh. Namun bagi pasangan ini, komentar orang tak penting.

“Namanya jodoh, tidak ada yang tahu,” ucap Sai’un mantap. “Kalau sudah cocok, usia bukan halangan,” kata Sai’un.(*)

Baca Juga Sosok Kusuma Anggraini Tuding Iris Wullur Simpanan Suaminya, Cucu Konglomerat

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved