Berita Terkini Nasional

Fakta Mengejutkan Kasus Balita Meninggal Akibat Infeksi Cacing Akut di seluruh Tubuhnya

Jenis Cacing yang berada di tubuh balita perempuan berinisial R (4) tersebut disebut cacing gelang.

Tangkapan layar video di Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin
TUBUH PENUH CACING - Raya, bocah tiga tahun warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi prihatin dengan kasus balita meninggal cacingan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Teurngkap fakta terkait balita di Sukabumi, Jawa Barat meninggal gara-gara infeksi Cacing.

Jenis Cacing yang berada di tubuh balita perempuan berinisial R (4) tersebut disebut cacing gelang.

Parahnya Cacing disebut menyebar ke seluruh tubuh balita R hingga memasuki organ vital.

Ironisnya Cacing itu ada yang keluar melalui hidung dan mulut balita R.

Kondisi balita R mengundang perhatian Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi.

Dikutip dari Tribunnews.com Arifah Fauzi menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus seorang anak perempuan R (4) di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia akibat infeksi cacingan akut di seluruh tubuhnya.

Menurutnya, kasus ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya perlindungan hak-hak anak, terutama di bidang kesehatan, pengasuhan, dan lingkungan hidup yang layak.

"Peristiwa ini amat sangat memilukan, penderitaan yang harus dialami anak itu bahkan sampai meninggal dunia. Nurani dan akal sehat kita diingatkan bahwa pemenuhan hak anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua anak," kata Arifah melalui keterangan tertulis, Kamis (21/8/2025).

"Tetangga, pemerintah desa, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar harus dan wajib peduli pada setiap anak yang ada di lingkungannya sesuai mandat Undang-Undang Perlindungan Anak," tambahnya. 

Peristiwa ini, kata Arifah, mencerminkan adanya pelanggaran terhadap hak-hak anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.

Hak tersebut, di antaranya adalah hak anak atas kesehatan dan perlindungan dari penyakit, hak atas pengasuhan, hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, hingga hak atas identitas.

"Anak R dikabarkan memiliki orang tua yang salah satunya diduga mengalami gangguan kesehatan mental, artinya pengasuhan utama kurang optimal," kata Arifah.

Sementara itu, di sisi lain lingkungan hidup yang bersih dan sehat yang merupakan faktor penting dalam pencegahan penyakit seperti cacingan juga tidak tercipta. 

"Bahkan akses terhadap jaminan sosial belum tersedia dan layanan kesehatan yang terlambat. Ini catatan kelam bagi kita semua yang tidak boleh terulang pada anak manapun,” pungkasnya.

Kisah pilu dialami seorang balita perempuan bernama Raya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Anak dari Udin (32 tahun) dan Endah (38) itu meninggal dengan kondisi cacingan akut. 

Kronologi Singkat Kasus Raya

Tragedi meninggalnya Raya (4), bocah asal Kabupaten Sukabumi, akibat infeksi cacing gelang yang telah menyebar ke organ vitalnya menjadi catatan penting semua pihak. 

Kisah Raya yang viral di media sosial setelah diunggah oleh yayasan kemanusiaan bukan sekadar tragedi personal.

Ia menjadi representasi dari ribuan anak yang hidup dalam kondisi tak layak di pelosok negeri.

Foto tubuh kecil yang tak sadar, dengan alat bantu pernapasan, menjadi potret bisu ketidakadilan yang terlalu sering kita lihat tapi jarang benar-benar kita tanggapi.

Kini Raya telah pergi, namun kisahnya seharusnya menjadi momentum untuk introspeksi dan perubahan dari pembuat kebijakan, penyedia layanan, hingga masyarakat umum.

Kasus Raya ini adalah kasus meninggalnya seorang balita bernama Raya (4 tahun) di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing, bahkan hingga ke organ vital seperti otak.

Saat dirawat di ICU RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, cacing-cacing itu bahkan sampai keluar lewat mulut dan hidung.

Berikut adalah kronologi singkat kasus tersebut:

Kondisi Raya: Raya diketahui hidup dalam lingkungan yang tidak layak bersama kedua orang tuanya yang diduga mengidap gangguan jiwa (ODGJ).

Rumahnya berbentuk panggung dan bagian bawahnya merupakan kandang ayam, yang diduga menjadi sumber infeksi cacing.

Ditemukan Relawan: Raya ditemukan dalam kondisi kritis oleh tim relawan pada 13 Juli 2025 dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH, Kota Sukabumi.

Perawatan: Selama di rumah sakit, tim medis mengeluarkan cacing dari tubuh Raya, termasuk cacing gelang sepanjang 15 cm yang keluar dari hidungnya. Cacing-cacing tersebut juga ditemukan di kemaluan dan anusnya.

Hasil CT Scan menunjukkan cacing sudah menyebar hingga ke otak.

Kematian: Setelah dirawat selama 9 hari, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Pihak rumah sakit menyatakan Raya terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga penanganan medis menjadi sangat sulit.

Reaksi Publik: Kasus ini viral dan menimbulkan kemarahan publik.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan mengancam akan memberikan sanksi kepada aparat desa setempat karena dianggap lalai dalam mengurus warganya.

Dokter Baru Temukan Kasus Seperti Ini

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin SH, Dokter Irfan Nugraha mengatakan, penyakit infeksi cacing pada anak-anak memang sering ditemukan. 

Kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal. Namun lain halnya untuk Raya. 

"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," kata Irfan, Rabu (20/08/2025).

Sepengalaman dan penanganan tim medis RSUD Syamsudin SH, Irfan menyebut belum menemukan kasus yang menimpa Raya. 

Begitu juga sangat jarang ditemukan. Biasanya infeksi cacing cepat tertangani dan diketahui levelnya. 

"Sejauh saya berdinas di Bunut 3 tahun itu baru pertama kali sampai se-complicated itu. Maksudnya sampai kondisinya paling berat dan terlambat dibawa," ujarnya.

"Tapi kalau yang sampai komplikasi berat seperti ini bisa kehitung jari. Kebetulan saat saya di bunut belum pernah ketemu," tutur Irfan. 

Ia berharap kasus yang menimpa Raya tidak kembali terjadi menimpa siapa pun.

Masyarakat diharapkan dapat menjaga kesehatan anak-anak dari kondisi lingkungan.

"Jadi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Kita memotong transmisi siklus hidup cacingnya karena dia bergantung bisa hidup kalau ada tanah artinya kita harus mengantisipasi segala sesuatu hal yang kontak langsung dengan tanah," ungkapnya. 

"Contoh kalau kita main di luar terutama anak kecil itu harus dikasih alas kaki. Trus kalau tangannya kotor kita harus perhatiin juga sebagai orang tua kita harus mengawasi apakah ternyata ada kontaminasi telur cacing atau gimana itu kan yang mengkhawatirkan," tambahnya.

Kemudian kalau misalnya masak daging atau tumbuhan sayur, kata Irfan harus betul-betul matang. 

"Maka telur-telurnya akan mati kalau dimasak dengan matang. Jadi hal-hal yang paling sederhana itu paling utama cuci tangan dengan higenis," tutupnya.(*)

Baca Juga Kepala Desa Roboh di Lapangan Sepak Bola Alami Luka Dada hingga Tembus

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved