Berita Terkini Nasional

Keluarga Gelar Doa hingga Tabur Bunga di Kamar Kos Putri, Warga Dengar Suara Tangisan

Kamar kos itu menjadi tempat kejadian perkara Putri Apriyani dibunuh secara keji oleh pria yang disebut sebagai kekasihnya.

Kolase Tribuncirebon/Handhika Rahman/Facebook
TABUR BUNGA - Keluarga besar almarhumah Putri Apriyani saat menggelar doa bersama dan tabur bunga di lokasi kosan TKP tewasnya Putri di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jumat (22/8/2025). Warga sering dengar suara tangisan dari kamar almarhum Putri Apriyani. 

Penangkapan Bripda Alvian tersebut viral melalui video yang beredar di media sosial pada Sabtu (23/8/2025).

Bripda Alvian menghilang semenjak ditemukannya jasad Putri Apriyani di dalam kamar kosnya di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada Sabtu (9/8/2025).

Sehingga selama 14 hari Bripda Alvian menghilang lalu kemudian berhasil terungkap keberadaannya setelah viral penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian.

Alvian saat berada di sebuah saung di wilayah Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kini Alvian harus mempertanggungjawabkan perbuatannya diduga membunuh Putri Apriyani.

Saat ditemukan, wajah Putri yang semula cantik berubah menjadi gosong. Warga pun berasumsi korban tewas karena dibakar.

Ayah dari Putri, Karja (48) menerangkan, dirinya sempat melihat langsung kondisi anaknya saat proses autopsi di RS Bhayangkara Losarang.

Menurut Karja, luka bakar tampak jelas pada muka dan rambut putri bungkusnya itu. Luka tersebut turut membuat wajah anaknya sulit dikenali.

“Saya masih mengenali muka anak saya, tapi mungkin kalau orang lain belum tentu karena kondisinya lumayan parah,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com dikutip Tribunlampung.co.id Minggu (10/8/2025).

Karja menyampaikan secara keseluruhan, dia tak tahu persis dimana saja luka yang didapat oleh Putri, mengingat malam saat autopsi dilakukan dirinya syok berat.

Karja hanya ingat luka bakar itu ada di bagian muka, kemudian rambut. Sedangkan baju dan celana masih utuh.

“Pas masuk itu saya panik, jadi yang tadinya mau lihat luka ada dimana saja itu ngeblank,” ujar dia.

Di sisi lain, dari keterangan tim medis, lanjut Karja, hasil autopsi itu menunjukkan kematian korban meninggal dunia karena lemas kehabisan napas.

Hasil ini, kata Karja menimbulkan tanda tanya besar di benak keluarga, apakah putri bungsunya itu meninggal dunia dahulu kemudian dibakar atau seperti asumsi warga yang meninggal karena dibakar.

“Tapi kalau meninggal karena dibakar, harusnya korban teriak menjerit kesakitan, tapi dari keterangan yang beredar tidak begitu,” ujar dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved