Granat Lampung Nilai Pemerintah Gagal Mencegah Masuknya Narkoba dari Luar

Penulis: hanif mustafa
Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ZEBE Center menggelar Weekend Discussion

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - ZEBE Center menggelar Weekend Discussion dengan Tema Generasi Cerdas Tanpa Narkoba yang digelar di Aula Sekolah Global Surya Bandar Lampung, Sabtu sore, 11 November 2017.

Pada kesempatan ini, Ketua DPD GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Provinsi Lampung Tony Eka Candra mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran empuk pasar besar peredaran dan perdagangan narkoba di dunia.

Baca: Penyandang Difabel, Anak Dewi Yull Ini Punya 7 Pesona yang Wajib Kamu Akui!

Ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengguna hingga akhir tahun 2016 yang mencapai 18 ribu orang meninggal dunia sia-sia setiap tahunnya.

“Granat Provinsi Lampung akan memberikan Reward, kepada kampung di Provinsi Lampung yang bebas dari peredaran gelap dan pengguna narkoba, sebagai salah satu motivasi dan seruan Granat melawan musuh bangsa, musuh negara dan musuh umat manusia" tegas Tony dalam rilis, Minggu 12 November 2017.

Tidak hanya itu, Pada Hari Anti Narkoba (Hani) mendatang, Granat juga akan memberikan penghargaan Granat Award kepada Mantan Kapolda Lampung Irjen Ike Edwin yang dianggap tokoh peduli terhadap pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba dengan membentuk Satgas Anti Narkoba hingga di tingkat desa pada saat menjabat sebagai Kapolda Lampung lalu.

Tony yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Lampung ini menjelaskan, Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi dan sabu.

Narkoba ini menyasar pada kelompok yang awalnya hanya mencoba pakai terutama kelompok pelajar, mahasiswa dan kelompok pekerja usia produktif.

“Indonesia saat ini sudah bukan lagi darurat Narkoba, tetapi sudah Bencana narkoba" imbuh Tony di hadapan para audien yang terdiri dari para Pelajar, OKP, dan Ormas tersebut.

Menurutnya, Meningkatnya penggunaan narkoba di Indonesia, karna kurangnya pemahaman tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri, dibarengi dengan kurangnya kepedulian masyarakat, dan terkadang aspek penegakan hukumnya pun masih lemah dan tidak berpihak pada rasa keadilan masyarakat.

Melihat kondisi tersebut, Tony yang juga ketua PD VIII FKPPI Provinsi Lampung ini menilai pemerintah gagal mencegah masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.

"Begitu banyaknya pintu masuk yang tidak resmi, terutama dari jalur laut, karena luasnya bentangan pantai di Indonesia, hingga banyak yang tidak terpantau oleh aparat penegak hukum kita, bisa masuk dari pelabuhan-pelabuhan tikus yang jumlahnya sangat banyak" terangnya.

Pemegang sabuk hitam (DAN VI) Karateka ini mengatakan, pengguna narkoba saat ini, sekitar 5,9 juta jiwa, 22 persen diantaranya adalah para pelajar dan mahasiswa calon penerus generasi bangsa, sebagian lagi masih dalam usia produktif.

Pecandu narkoba tersebut sebagian kecil saja yang dapat pulih kembali kepada kehidupan normal, karena sebagian berakhir idiot dan menjadi beban keluarga, beban masyarakat sekaligus beban negara, bahkan banyak yang menunggu kematiannya.

“Setiap hari 50 orang mati sia-sia karena narkoba, bahkan mencapai 18 ribu orang setiap tahunnya" ungkapnya.

Oleh sebab itu, diperlukan metode yang masif terpadu dan berkesinambungan. dalam rangka mencegah kejahatan, peredaran gelap, dan penyalahgunaan narkoba.

Selain itu juga dibutuhkan sinergi, peran aktif dan pendayagunaan seluruh komponen dan potensi bangsa, serta dukungan dan partisipasi dari segenap lapisan masyarakat dalam menghadapi bencana narkoba, menuju Indonesia yang sehat dan bebas narkoba

Berita Terkini